4 tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi di bidang akademik
dan kemahasiswaan.
9. Bagian Administrasi Umum, adalah unsur pelaksana di bidang administrasi umum. Mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi di bidang
kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, perlengakapan, rumah tangga, ke- amanan dan asrama.
10. Kelompok Tenaga Fungsional, adalah jabatan fungsional dosen, peneli- ti, pustakawan dan jabatan fungsional lainnya sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
11. Dewan Penyantun, adalah tokoh-tokoh masyarakat yang diadakan untuk ikut membantu memberi saran dalam permasalahan STSN.
Gambar 1.2: Struktur Organisasi STSN
1.3 Proses Bisnis
Sekolah Tinggi Sandi Negara merupakan organisasi yang mempunyai bisnis utama di bidang pendidikan. Saat ini jenjang pendidikan yang dikelola STSN adalah
perguruan tinggi setingkat Diploma 4.
Jenjang pendidikan ini dilaksanakan dengan sistem asrama, semua ma-
5 hasiswa tinggal sehari-hari di asrama yang ada di lingkungan kampus. Sistem
pendidikan menggunakan sistem paket fixed dengan lama pendidikan 8 semes- ter atau 4 tahun. Pemetaan proses bisnis STSN dilakukan berdasarkan struktur
organisasi dan kegiatan yang dilakukan saat ini.
Sesuai dengan visi STSN, tujuan dari proses bisnis yang dilakukan STSN adalah untuk menciptakan SDM profesional yang terdepan dalam keilmuan, pe-
ngembangan dan penerapan persandian, selanjutnya kita sebut ”SDM Sandi”. Maka, value chain dari proses bisnis utama STSN adalah menghasilkan SDM
Sandi dari masukan berupa lulusan SLTASMA. Untuk lebih jelasnya, value cha- in yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 1.3.
Gambar 1.3: Proses Bisnis STSN
1.4 Permasalahan
Terdapat 2 proses utama yang dapat diidentifikasi di STSN yaitu core process sebagai proses bisnis utama serta supporting process yang merupakan proses pen-
dukung dari proses bisnis utama tersebut. Kedua jenis proses ini harus memiliki performa dan efisiensi yang tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelangg-
an dalam hal ini Mahasiswa dan stakeholder dan memuaskan harapan mereka.
Salah satu proses yang belum berjalan dengan baik di STSN adalah proses supporting di Bagian Administrasi Umum, lebih spesifik lagi di bagian
keuangan dan kepegawaian. Proses ini merupakan proses kritis karena termasuk supporting process yang vital dalam mendukung value chain. Saat ini kedua
6 proses tersebut masih dijalankan secara manual dengan ketergantungan tinggi
pada Lemsaneg pusat misal : tidak ada Pejabat Pemegang Komitmen PPK di STSN, semua pengadaan barangjasa melalui PPK di Lemsaneg pusat. Hal
ini menyulitkan pengumpulan data dan analisa data sehingga pimpinan tidak bisa memonitor dan mengevaluasi performance organisasi secara real time dan
presisi.
Gambar 1.4: Analisa Kinerja STSN
Bab 2
Landasan Teori
Michael Hammer dan Steven Stanton dalam artikel mereka “How Process Enterp- rises Really Work” pada Harvard Business Review edisi November – Desember
1999 mengatakan :
“No longer do executives see their organizations as sets of discrete units with with well-defined boundaries. Instead, they see them as
flexible groupings of intertwined work and information flows that cut horizontally across the business, ending at the points of contact with
customers”
Intinya mereka mengatakan bahwa trend bisnis saat ini adalah membaurnya bidang-bidang fungsional di dalam organisasi dan batas-batasnya menjadi se-
makin kabur. Dahulu orang beranggapan bahwa kegiatan pemasaran terpisah dengan manajemen sumber daya manusia, terpisah dengan keuangan, terpisah
dengan teknologi informasi, dan sebagainya. Kondisi seperti itu disebut vertical enterprise, di mana bidang-bidang fungsional yang terdiri dari pemasaran, ke-
uangan, sumber daya manusia, operasi dan produksi, serta teknologi informasi menjadi pilar-pilar yang berdiri sendiri-sendiri di dalam perusahaan. Tetapi saat
ini anggapan tersebut mulai hilang perlahan-lahan. Dalam kegiatan pemasar- an, ada aspek sumber daya manusia, yaitu perencanaan sumber daya penjualan,
memotivasi tenaga penjual dan sebagainya. Demikian pula dengan keuangan, di mana kegiatan promosi saat ini dapat dianggap sebagai suatu investasi, bukan
lagi biaya semata. Perkembangan seperti ini melahirkan konsep yang disebut dengan process enterprise. Pada konsep ini, teknologi informasi dan komunikasi
TIK memegang peranan yang sangat penting.
7
8 Pada beberapa tahun terakhir, kesadaran penggunaan aplikasi TIK di
lingkungan instansi pemerintahan, baik pada tingkat pusat maupun daerah me- ningkat dengan sangat cepat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya aplikasi
yang dikembangkan dan besarnya dana yang dialokasikan untuk TIK. Sayangnya kondisi ini tidak didahului atau disertai dengan grand design TIK yang baik di
institusi pemerintahan termasuk Lemsaneg, sehingga pengembangan aplikasi- aplikasi tersebut terkesan berjalan sendiri-sendiri dan oleh pengembang yang ber-
beda. Hal ini menyebabkan terjadinya duplikasi data dan juga inkonsistensi data yang menyebabkan inefisiensi sektor pendanaan. Efek penting lain dari kondisi
ini adalah tidak memungkinkannya terjadi pertukaran data antara sistem karena format data yang tidak sesuai.
Untuk mengintegrasikan aplikasi tersebut bisa dengan membuat aplikasi baru yang terintegrasi hal ini pesimis dilakukan, mengingat banyak kepentingan
yang terlibat dalam meng-golkan proyek unit kerja masing-masing. Atau meng- embangkan suatu aplikasi middle layer yang bisa menjembatani berbagai aplikasi
yang ada sehingga pertukaran data dapat berlangsung dengan baik.
Dalam makalah ini diusulkan pengembangan aplikasi middle layer un- tuk Lemsaneg dan khususnya STSN dengan menggunakan teknologi Open Source
Message Bus Service Bus, Message Bus, Web Services, SOAP, XML untuk me- nunjang interoperabilitas antar berbagai aplikasi Sistem Informasi internal dan
eksternal. Diharapkan dengan integrasi aplikasi tersebut bisa memudahkan eks- traksi informasi dan kemudian disajikan dalam suatu dashboard strategis di level
pengambilan keputusan executive.
2.1 Interoperabilitas