Komunikasi Synchronous dan Asynchronous Message Brokers

12

2.3.2 Komunikasi Synchronous dan Asynchronous

Komunikasi antara aplikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: • Synchronous • Asynchronous Jika dua aplikasi berkomunikasi secara synchronous, pengirim message akan meng- hentikan proses yang sedang berjalan dan menunggu respons dari penerima pesan, kemudian pengirim akan melanjutkan prosesnya. Jika pengiriman message tidak berhasil karena penerima sedang off atau tidak dapat mengirim respons maka proses yang dikerjakan pengirim tidak dapat dilanjutkan sampai permasalahan tersebut diselesaikan. Sebaliknya komunikasi asynchronous, pengirim message ti- dak perlu menunggu respons dari penerima message, ia dapat terus melanjutkan proses yang sedang berlangsung. Model komunikasi asynchronous biasanya lebih sesuai jika kita perlu mengintegrasikan aplikasi sekaligus mendapatkan reliability. Model komunika- si ysnchronous biasanya digunakan untuk pertukaran data pada sebuah institusi yang berada pada sebuah lokasi, sedangkan untuk komunikasi antara institusi yang berbeda atau institusi yang sama tapi berbeda lokasi maka model komuni- kasi asynchronous lebih sesuai untuk digunakan karena pada kondisi ini response time tidak dapat dijamin terpenuhi.

2.3.3 Message Brokers

Sistem yang dikembangkan dengan berdasarkan model komunikasi asynchronous memerlukan intermediary perantara antara berbagai aplikasi yang mengelola pertukaran message dan mengirim ulang jika diperlukan. Perangkat lunak yang berfungsi sebagai perantara tersebut disebut sebagai message broker, yang dide- finisikan sebagai berikut: message broker adalah teknologi yang berfungsi sebagai perantara antara berbagai aplikasi dan sistem seperti jaringan, middleware, aplikasi dan sistem lainnya, sehingga satu sama lain dapat berbagi informasi dengan jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan metode lainnya BPPT, 2010[ 1 ]. 13 Secara umum, arsitektur Message Broker didefinisikan sebagai arsitektur yang dapat digunakan untuk menyusun sistem perangkat lunak yang terdistribusi. Komponen dari broker berfungsi untuk mengkoordinasikan komunikasi seperti misalnya mengirimkan permintaan, hasil dan eksepsi yang terjadi pada suatu proses komunikasi. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah bro- ker adalah: Setiap komponen harus dapat meng-akses layanan dari komponen-komponen lain. Kemampuan untuk merubah, menambah atau menghilangkan komponen selama runtime. Arsitektur tersebut harus mampu menyembunyikan detail sistem dan implementasi yang spesifik dari penggunanya. Arsitektur Broker memiliki enam komponen sebagai berikut: client, client-side proxy, broker, server-side proxy, server dan bridge.

2.4 Performance Dashboard