Beban garis Kombinasi Pembebanan

22 L ≤ 30 m ; q = 9,0 kPa L 30 m ; q dapat dilihat pada grafik dibawah Dengan: q adalah intensitas beban terbagi rata dalam arah memanjang jembatan kPa L adalah panjang total jembatan yang dibebani meter Gambar 2.11 Beban “D”: beban terbagi rata vs panjang bentang yang dibebani [RSNI T-02-2005]

b. Beban garis

Beban ini dilambangkan p kNm dengan arah yang tegak lurus terhadap arus lalu lintas pada jembatan. Besar beban garis yaitu 49 kNm. Faktor beban dinamik FBD untuk beban lajur garis “D” dapat dilihat dalam gambar berikut Universitas Sumatera Utara 23 Gambar 2.12 Faktor beban dinamis untuk beban garis terbagi rata “D” [RSNI T-02-2005] Sistem pembebanan beban terbagi rata dan beban garis dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.13 Beban lajur “D” [RSNI T-02-2005] Penyebaran beban “D” harus diperhatikan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang tertera pada RSNI T-02-2005 yaitu sebagai berikut: 1. Bila lebar jalur kendaraan jembatan kurang atau sama dengan 5,5 m, maka beban “D” harus ditempatkan pada seluruh jalur dengan intensitas 100. Universitas Sumatera Utara 24 2. Apabila lebar jalur lebih besar dari 5,5 m, beban”D” harus ditempatkan pada jumlah lajur lalu lintas rencana n1 yang berdekatan table 2.2 dengan intensitas 100. Hasilnya adalah beban garis ekuivalen sebesar n 1 x 2,75 q kNm dan beban terpusat ekuivalen sebesar n 1 x 2,75 p kN, kedua-duanya bekerja berupa strip pada jalur selebar n 1 x 2,75 m. 3. Lajur lalu lintas rencana yang membentuk strip ini bisa ditempatkan dimana saja pada jalur jembatan. Beban “D” tambahan harus ditempatkan pada seluruh lebar sisa dari jalur dengan intensitas sebesar 50. Susunan pembebanan dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.14 Penyebaran pembebanan arah melintang Universitas Sumatera Utara 25

II.6 Kombinasi Pembebanan

Kombinasi beban rencan dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok- kelompok yaitu: a. Kombinasi dalam batas daya layan b. Kombinasi dalam batas ultimit c. Kombinasi dalam perencanaan berdasarkan tegangan kerja Faktor beban yang digunakan untuk menghitung aksi rencana disajikan dalam table berikut Tabel 2.4 Faktor Pembebanan Pasal No Aksi Lamanya waktu 3 Faktor Beban pada Keadaan Batass Nama Simbol 1 Daya Layan K S;xx; Ultimit K U;;XX; Normal Terkurangi 5.2 Berat Sendiri P MS Tetap 1,0 3 3 5.3 Beban Mati Tambahan P MA Tetap 1,01,3 3 2,01,4 3 0,70,8 3 5.4 Penyusutan dan Rangkak P SR Tetap 1,0 1,0 NA 5.5 Prategang P PR Tetap 1,0 1,0 NA 5.6 Tekanan Tanah P TA Tetap 1,0 3 3 5.7 Beban Pelaksanaan Tetap P PL Tetap 1,0 1,25 NA 6.3 Beban Lajur “D” T TD Trans 1,0 1,8 NA 6.4 Beban Truk “T” T TT Trans 1,0 1,8 NA 6.7 Gaya Rem T TB Trans 1,0 1,8 NA 6.8 Gaya Sentrifugal T TR Trans 1,0 1,8 NA 6.9 Beban Trotoar T TP Trans 1,0 1,8 NA 6.10 Beban-Beban Tumbukan T TC Trans 3 3 NA 7.2 Penurunan P ES Tetap 1,0 NA NA Universitas Sumatera Utara 26 7.3 Temperatur T ET Trans 1,0 1,2 0,8 7.4 AliranBenda Hanyutan T EF Trans 1,0 3 NA 7.5 HidroDaya Apung T EU Trans 1,0 1,0 1,0 7.6 Angin T EW Trans 1,0 1,2 NA 7.7 Gempa T EQ Trans NA 1,0 NA 8.1 Gesekan T BF Trans 1,0 1,3 0,8 8.2 Getaran T VI Trans 1,0 NA NA 8.3 Pelaksanaan T CL Trans 3 3 3 CATATAN 1 Simbol yang terlihat hanya untuk beban nominal, simbol unntuk beban rencana menggunakan tanda bintang, untuk P MS = berat sendiri nominal, P MS = Berat sendiri rencana CATATAN 2 Trans = transien CATATAN 3 Untuk penjelasan lihat pasal yang sesuai CATATAN 4 “NA” menandakan tidak dapat dipakai. Dalam hal dimana pengaruh beban transien adalah meningkatkan keamanan, faktor beban yang cocok adalah nol Sumber: RSNI Standar Pembebanan untuk Jembatan 2005 Tabel 2.5 Faktor Beban Untuk Berat Sendiri Jangka Waktu Faktor Beban K S;;MS; K U;;MS; Biasa Terkurangi Tetap Baja, aluminium 1,0 Beton pracetak 1,0 Beton dicor di tempat 1,0 Kayu 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 0,9 0,85 0,75 0,7 Sumber: RSNI Standar Pembebanan untuk Jembatan 2005 Tabel 2.6 Faktor Beban Untuk Beban Mati Tambahan Jangka Waktu Faktor Beban K S;;MA; K U;;MA; Biasa Terkurangi Tetap Keadaan umum 1,0 1 Keadaan khusus 1,0 2,0 1,4 0,7 0,8 CATATAN 1 Faktor beban daya layan 1,3 digunakan untuk berat utilitas Sumber: RSNI Standar Pembebanan untuk Jembatan 2005 Universitas Sumatera Utara 27 II.7 Kabel prategang II.7.1 Daerah aman kabel