7
I.7 Sistematika Penulisan
Penulisan ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan
Bab II Studi Pustaka Bab III Aplikasi dan Pembahasan
Bab IV Kesimpulan dan Saran -Kontrol Tegangan Setelah Kehilangan Prategang
-Kontrol Lendutan
Kontrol Block Angker Perencanaan
dapped end
Kesimpulan dan Saran
Selesai A
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II
STUDI PUSTAKA
II.1 Umum
Balok merupakan komponen struktur jembatan yang penting. Balok pada jembatan ini berfungsi untuk memikul sekaligus menyalurkan beban dari lantai
kendaraan ke kolom-kolom jembatan atau disebut dengan pier. Balok jembatan yang sering kita jumpai dapat berupa baja ataupun beton
bertulang. Balok dengan bahan baja umumnya dijumpai pada jembatan komposit yaitu balok baja yang digabungkan dengan slab beton di atasnya, sedangkan balok
beton bertulang biasa banyak dijumpai pada jembatan dengan bentang pendek. Balok beton bertulang biasa memiliki keterbatasan bila digunakan untuk
bentang yang panjang. Balok dengan bentang yang panjang akan mengakibatka n beban yang lebih besar pula. Hal ini akan berpengaruh pada penampang balok beton
yang lebih besar lagi, sehingga tidak efisien dalam memikul beban serta dalam biaya konstruksi.
Sebagaimana kita ketahui sifat alami beton adalah lemah terhadap Tarik, namun kuat dalam keadaan tekan. Menurut Edward G. Nawy 2001, kuat tarik
beton bervariasi antara 8 sampai 14 persen dari kuat tekannya. Karena rendahnya kuat tarik pada beton, maka retak akibat lentur sering terjadi meskipun pembebanan
masih rendah.
Universitas Sumatera Utara
9
Gambar 2.1 Retak pada Struktur Beton Bertulang [Budiadi, 2008] Untuk meminimalisir keretakan yang terjadi akibat tarik tersebut, diberikan
gaya eksentris dalam arah longitudinal elemen struktur tersebut. Gaya ini bekerja dengan mengurangi tegangan tarik yang terjadi pada daerah tumpuan dan daerah
kritis pada saat beban bekerja. Akibat gaya ini hampir semua elemen beton memik ul tekan pada saat semua beban rencana bekerja di struktur tersebut.
Gaya longitudinal di atas disebut gaya pratekan, yaitu gaya tekan yang mengakibatkan tegangan awal pada penampang di sepanjang bentang sebelum
beban rencana bekerja. Banyak buku yang menyebutkan nama yang berbeda sebagai penggagas
pratekan ini, namun menurut Andri Budiadi 2008 system penegangan ini mulai digunakan pada tahun 1886 saat PH. Jackson dari Amerika Serikat membuat
konstruksi pelat atap.
Gambar 2.2 Struktur Beton Pratekan Pertama oleh Jackson, 1886 [Budiadi,2008]
Universitas Sumatera Utara
10
Atas gagasan inilah konsep gelagar beton bertulang konvensio na l berkembang pesat menjadi beton prategang. Dengan konsep ini penggunaan beton
pada konstruksi jembatan tidak lagi hanya sebatas beton dengan gelagar pendek namun mampu menghasilkan jembatan beton dengan gelagar menengah hingga
panjang. Sehingga dapat kita simpulkan beton prategang adalah beton yang diberi
tegangan awal sebelum beban bekerja untuk mengimbangi beban luar yang akan dipikulkan kepadanya, sehingga seluruh komponen beton dapat bekerja secara
optimal. Yang dimaksudkan optimal yaitu keseluruhan beton menerima gaya tekan sehingga sifat alami beton bekerja optimal yaitu kuat terhadap tekan.
Menurut Manual Bina Marga, Perencanaan Struktur Beton Pratekan untuk Jembatan 2011, beberapa keuntungan digunakannya sistem beton pratekan
adalah: 1. Terhindar dari retak terbuka di daerah tarik, sehingga dengan demikian
beton pratekan lebih tahan terhadap penetrasi klorida 2. Lebih kedap air, sehingga air pada plat jembatan tidak mudah meresap.
3. Dapat diperoleh defleksi struktur yang lebih kecil sehingga terbetuknya lawan lendut chamber dari konfigurasi layout kabel prategang sepanjang
elemen. 4. Penampang struktur lebih kecillangsing karena seluruh luas penampang
dapat digunakan secara efektif. 5. Memungkinkan bentang yang lebih panjang dibandingkan beton bertulang.
Universitas Sumatera Utara
11
6. Karena kabel prategang menggunakan mutu baja tinggi, sehingga kapasitas penampangnya jauh lebih besar daripada tulangan biasa dengan luas
tulangan yang sama
II.2 Proses Pencetakan Beton