BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Hubungan kausalitas antara pengeluaran dan penerimaan pemerintah memiliki arti khusus bagi negara-negara berkembang dalam membuat kebijakan
dan keputusan anggaran belanja. Penelitian terhadap pola atau arah hubungan kausalitas antara tingkat pengeluaran dan penerimaan pemerintah mendapatkan
perhatian yang besar pada dekade sekarang ini. Pemahaman terhadap hubungan kausalitas tersebut, selain dapat mengindentifikasi hubungan antar variabel juga
dapat memberikan sumbangan untuk memahami dengan lebih baik terhadap konsekuensi adanya defisit yang besar dan implikasi kebijakan yang diambil
terhadap kebijakan tersebut. Kebijakan fiskal diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara untuk
mengarahkan kondisi perekonomian yang lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan
moneter untuk mengatur jumlah uang yang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan kepada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.
Instrumen yang penting dalam mempengaruhi kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah Reksoprayitno, 1985. Secara umum,
pajak mempunyai peran utama sebagai salah satu penerimaan pemerintah. Fungsi pajak untuk membiayai pengeluaran pemerintah dinamakan fungsi budgeter atau
fungsi fiskal. Selain itu, pemungutan pajak juga dapat digunakan untuk fungsi mengatur. Fungsi ini menjelaskan bahwa pemerintah dapat menggunakan
instrumen pajak sebagai alat untuk mengatur terutama pada bidang sosial dan ekonomi. Penerimaan perpajakan sebagai salah satu komponen penerimaan
pemerintah dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti perkembangan ekonomi makro dan faktor internal seperti kebijakan di bidang perpajakan. Pengeluaran
pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Misalnya, apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran
pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Bagi negara sedang berkembang, campur
tangan pemerintah relatif besar maka peranan pemerintah dalam perekonomian juga relatif besar. Pengeluaran pemerintah selain dapat menciptakan berbagai
prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan juga merupakan salah satu komponen dari permintaan aggregat yang kenaikannya akan mendorong Produk
domestik Bruto PDB sepanjang perekonomian belum mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.
Menurut De Loughy 1999, penerimaan dan pengeluaran pemerintah dapat saling mempengaruhi dengan cara sebagai berikut : Pertama, perubahan
penerimaan pemerintah menyebabkan perubahan pengeluaran pemerintah artinya bahwa dengan meningkatnya penerimaan pemerintah menyebabkan pengeluaran
yang besar. Kedua, perubahan pengeluaran pemerintah menyebabkan pengeluaran penerimaan yang besar sehingga mampu mengatasi defisit anggaran pemerintah.
Ketiga , perubahan penerimaan dan pengeluaran pemerintah dapat saling
mempengaruhi melalui pengaruh timbal balik feedback, artinya bahwa tingkat pengeluaran yang tinggi disebabkan oleh tingkat penerimaan yang tinggi,
demikian sebaliknya.
Tabel 1.1 Perkembangan Pengeluaran dan Penerimaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
dalam milyar rupiah Tahun
Pengeluaran Penerimaan
2005 1830.6
1909.8 2006
2269 2285.3
2007 2560.7
2685.8 2008
2967.3 3225.8
2009 3444.6
3212.6 2010
3833.2 3885.6
Sumber : BPS Sumatera Utara data diolah
Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa selama periode 2005- 2010 perkembangan pengeluaran pemerintah mengalami kenaikan secara riil yang
terus meningkat dari tahun ke tahun, begitu juga dengan penerimaan pemerintah di Sumatera Utara mengalami peningkatan. Artinya apabila pengeluaran
pemerintah meningkat maka penerimaan juga mengalami peningkatan dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan timbal balik antara
pengeluaran pemerintah dan penerimaan pemerintah di sumatera utara selama kurun waktu 2005 -2010.
Menurut Narayan 2005, jika pengeluaran pemerintah menyebabkan penerimaan pemerintah, berarti perilaku pemerintah dimulai dari kegiatan
pengeluaran, kemudian untuk pembayarannya pemerintah akan menaikkan pajak. Kebijakan menaikkan pajak ini dilakukan dengan maksud untuk menghindari
pembayaran pajak yang lebih tinggi pada masa yang akan datang. Sedangkan menurut hasil penelitian yang berhubungan dengan kausalitas
antara pengeluaran dan penerimaan pemerintah yang dilakukan oleh Mithani dan Khoon 1999, meneliti tentang hubungan kausalitas antara penerimaan dan
pengeluaran pemerintah di Malaysia. Penelitiannya menemukan kausalitas satu
arah undireksional dari pengeluaran terhadap penerimaan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa sektor publik di Malaysia lebih dipengaruhi oleh anggaran
pengeluaran pemerintah. Identifikasi hubungan kausalitas antara pengeluaran dan penerimaan
pemerintah memberikan wawasan tentang bagaimana berbagai kebijakan yang berbeda dapat membantu dalam mengontrol pertumbuhan anggaran pemerintah.
Jika kausalitas berasal dari tingkat penerimaan pemerintah, maka pengenaan pajak untuk mengurangi tingkat defisit akan menyebabkan pengeluaran pemerintah
yang cenderung meningkat. Sebaliknya jika kausalitas berasal dari tingkat pengeluaran pemerintah menuju tingkat penerimaan maka membatasi pengeluaran
pemerintah akan membatasi defisit anggaran. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
mencoba untuk membahas lebih lanjut mengenai hubungan diantara kedua
masalah terkait tersebut dengan mengangkat judul “Analisis Kausalitas Pengeluaran dan penerimaan pemerintah di sumatera utara”.
1.2. Perumusan Masalah