Sedangkan pendekatan yang kedua pendekatan proses lebih memfokuskan perhatian pada sarana, komponen, dan latar belakang dalam proses
sebuah tulisan.
7
Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan ekspresi bahasa. Pertama, menulis merupakan suatu proses tindakan untuk berpikir. Kedua,
menulis merupakan proses yang dialami. Tanpa mengalami melalui pembelajaran tidak mungkin seseorang dapat menulis, sebab menulis merupakan
kemampuan yang berupa keterampilan. Untuk itu, dengan pembelajaran menulis dapat didahului dengan kegiatan berbicara tentang tema yang dekat dengan apa
yang akan ditulis. Selanjutnya siswa dibebaskan sesuai kreasinya menyalurkan ide-idenya yang dituangkan dalam kertas. Hal ini akan lebih memudahkan siswa
dalam menyalurkan idenya. Menulis dapat dianggap sebagai proses. Dilihat dari prosesnya, menulis
mulai dari sesuatu yang tidak tampak. Sebab apa yang hendak kita tulis masih berbentuk pikiran, bersifat pribadi. Jika penulis adalah seorang siswa, guru
hendaknya belajar merasakan kesulitan yang dialami siswanya ketika menulis. Pembelajaran menulis menuntut kerja keras guru untuk membuat pembelajaran di
kelasnya menjadi kegiatan yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa “dipaksa” untuk dapat membuat sebuah karangan, tetapi sebaliknya siswa merasa
senang karena diajak guru untuk mengarang atau menulis.
8
7
Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra Dalam Berbagai Perspektif, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008, h. 344.
8
Tatat Hartati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah, Bandung: UPI Press, 2007, h.22.
2. Tujuan Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan pesan dari seseorang kepada orang lain melalui bahasa tulis sebagai medianya. Melalui menulis, seseorang dapat
berpikir kritis dan sistematis. Jadi, menulis merupakan suatu bentuk komunikasi tulis yang melibatkan beberapa komponen, yaitu adanya penulis, pembaca,
pesanisi, dan media berupa tulisan. Adapun tujuan menulis adalah “responsi atau
jawaban yang diharapkan oleh pembaca.”
9
Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan bahwa:
a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar
disebut wacana informatif informative discourse b.
Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif persuasive discourse
c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau
yang mengandung tujuan estetik disebut tujuan literer wacana kesastraan atau literary discourse
Seh ubungan dengan “tujuan” suatu tulisan, Hugo Hartig dalam Guntur
Tarigan merangkumnya sebagai berikut: a.
Assigment Purpose tujuan penugasan Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. b.
Alturistic Purpose tujuan alturistik
9
Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa ,……….…, h. 24.
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
c. Persuasive Purpose tujuan persuasif
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
d. Informational Purpose tujuan informasional
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keteranganpenerangan kepada para pembaca.
e. Self-Expressive Purpose tujuan pernyataan diri
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.
f. Creative Purpose tujuan kreatif
Tujuan ini berhubungan erat dengan tujuan pernyataan diri tetapi “keinginan kreatif” ini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan
keinginan mencapai norma artistik. g.
Problem-Solving Purpose tujuan pemecahan masalah Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi.Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya agar dapat dimengerti dan diterima
oleh para pembaca.
10
10
Ibid, h. 25.
3. Fungsi Menulis
Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan gagasan, perasaan, atau informasi secara tertulis kepada pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis
melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis
sebagai salah satu keterampilan berbahasa memiliki fungsi sebagai berikut: a.
Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang diungkapkan melalui surat atau buku
harian. b.
Fungsi instrumental direktif, yaitu mempengaruhi sikap atau pendapat orang lain.
c. Fungsi interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial.
d. Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu
pengetahuan. e.
Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan rasa keindahan.
11
Berbeda dengan
pendapat yang
diungkapkan dalam
buku Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah IbtidaiyahSekolah
Dasar, bahwa fungsi menulis sebagai alat untuk 1 menginformasikan sesuatu kepada pembaca, 2 meyakinkan pembaca, 3 mengajak pembaca, 4
menghibur pembaca, 5 melarang atau memerintah pembaca, 6 mendukung pendapat orang lain, dan 7 menolak atau menyanggah pendapat orang lain.
12
11
M. Yunus, dkk.,Menulis 1, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, Cet. 2, h. 1.4.
12
Dra. Hindun, M. Pd., Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah IbtidaiyahSekolah Dasar, Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013, h. 208.
Fungsi bahasa tulis sama banyaknya dengan fungsi bahasa lisan; bahasa tulis digunakan untuk membagi berbagai hal, menyediakan informasi, dan
untuk menghibur. Namun, konteks penggunaan bahasa tulis berbeda dengan konteks penggunaan bahasa lisan. Dalam hal informasi, misalnya, bahasa tulis
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang tidak terikat dalam ruang dan waktu.
Pada prinsipnya, fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan, karena
memudahkan para siswa untuk berpikir secara kritis. Dengan menulis akan memudahkan merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya
tangkap dan persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
Menulis dapat dijadikan sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan, amarah, dan
sebagainya. Menulis sebagai sarana pemahaman, artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat suatu ilmu pengetahuan ke dalam otaknya. Menulis juga
dapat membantu mengembangkan kepuasan diri, kebanggaan, dan perasaan diri. Untuk itu, pembelajaran menulis dapat didahului dengan kegiatan
berbicara tentang tema yang dekat dengan apa yang akan ditulis. Selanjutnya siswa dibebaskan sesuai dengan kreasinya.