Fungsi Menulis Hakikat Menulis

tersebut menyatakan bahwa sebuah paragraf seharusnya terdiri atas lebih daripada satu kalimat. 14 Keraf dalam bukunya Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa mengatakan bahwa paragraf bukanlah suatu pembagian secara sepakat dari satu bab yang terdiri dari kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam maknanya dari kesatuan kalimat saja. Paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. 15 Sependapat dengan Keraf, Akhadiah dkk dalam Pembinaan Menulis Bahasa Indonesia juga mengemukakan bahwa paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. 16 Sedangkan Ramlan dan Mahmudah dalam Disiplin Berbahasa Indonesia berpendapat bahwa paragraf bukan sekedar kumpulan kalimat. Artinya, tulisan yang terdiri dari sekumpulan kalimat belum tentu paragraf. Dikategorikan paragraf jika sekumpulan tersebut terdiri dari satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. 17 14 Josep Hayon, Membaca dan Menulis Wacana, Jakarta: Storia Grafika, 2003, h. 33. 15 Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, Ende Flores: Nusa Indah, 1993, Cet. 9, h. 62. 16 Sabarti Akhadiah, dkk.,Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia,Jakarta: Erlangga, 2003, h. 144. 17 Ramlan dan Mahmudah Fitriyah, Displin Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK Press, 2010, Cet. 1, h. 86. Berdasarkan beberapa pandangan pakar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam sekumpulan kalimat yang terdiri dari kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Bagian karangan yang terdiri atas kalimat yang saling menghubungkan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.

2. Jenis Paragraf

Berdasarkan tujuannya, paragraf dibedakan atas beberapa jenis: a. Paragraf Narasi Paragraf yang menyajikan serangkaian peristiwa. Paragraf ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya secara kronologis dengan maksud memberi arti peristiwa yang terjadi agar pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut. 18 b. Paragraf Deskripsi Paragraf yang menggambarkan suatu hal atau keadaan dengan rinci dan jelas. Ciri-ciri paragraf deksripsi: 1 menggambarkan suatu objek; 2 penyajian berdasarkan urutan waktu; 3 penggambaran berdasarkan pada panca indera; 4 aspek perasaan lebih ditonjolkan daripada pikiran. 19 18 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, h. 4.54. 19 Setyawan Pujiono, M. Pd., Terampil Menulis Cara Mudah dan Praktis dalam Menulis, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, Cet. 1, h. 29. c. Paragraf Eksposisi Eksposisi adalah paparan. Dengan paparan, penulis menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca, seseorang akan mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut. d. Paragraf Argumentasi Jenis tulisan yang memberikan alasan berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis berusaha meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya. e. Paragraf Persuasif Paragraf yang ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan oleh penulisnya. Persuasi menggunakan pendekatan emosional. Dalam paragraf persuasif, penulis berusaha mengemukakan pikiran atau pendapatnya yang berupa bujukan atau ajakan agar pembaca memercayainya dan mengikuti pendapat atau pikirannya. Tulisan yang mengandung persuasif biasanya ada dalam iklan, teks pidato, dan ceramah. 20

3. Batasan Paragraf Persuasif

Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti ‘membujuk‟ atau ‘meyakinkan.‟ Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia: persuasif. 21 Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan membujuk pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapatgagasan ataupun 20 Dra.Pudji Isdriani, Seribu Pena Seri Buku Penuntun dan Evaluasi Bahasa Indonesia untuk SMAMA, Jakarta: Erlangga, 2009, h. 180. 21 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009, h. 253.