Kendala Yang Dihadapi Indonesia dalam menangani Terorisme

4 Explosive Diffusion Training State Police Academy, Lousiana 2002 5 Critical Incident Management training State Police Academy, Lousiana 2002 Pelatihan yang diadakan di Indonesia : Tabel. 3 NO JENIS PELATIHAN TEMPAT 1 Riot Control Unit Training Jakarta 2 Senior Leadership Workshop Jakarta 3 Transition to Civilian Policing for Supervisors Jakarta dan Surabaya 4 Civil Disturbance Management Jakarta dan Surabaya 5 Post Blast Bomb Investigation Course Surabaya 6 Terorist Crime Scene Investigation Course Bogor

3.2 Kendala Yang Dihadapi Indonesia dalam menangani Terorisme

Banyak upaya yang telah dilakukan dalam memberantas terorisme, namun belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan kurang memadainya jumlah petugas, peralatan dan dana. Indonesia menghadapi beberapa kendala berkaitan dengan kejahatan terrorisme yaitu sebagai berikut: 1. Hukum dan undang-undang tentang kejahatan terorisme belum ada sehingga proses pengungkapan dan penyidikan kejahatan ini menghadapi kendala, karena adanya keterbatasan kewenangan untuk bertindak cepat 65 66 Universitas Sumatera Utara dalam melakukan penyidikan, disamping itu juga akan memperlambat pencegahan awal tindakan terorisme. 2. Pada masa transisi, dimana Polisi dipisahkan dari Militer, terjadi ketidakjelasan tentang lembaga mana yang bertanggung jawab dalam memberantas terorisme di Indonesia. Di masa lalu Intelstrat ABRI termasuk Polisi sangat berperan dalam memerangi terorisme, sementara Intellijen Polri hanya mempunyai tanggung jawab yang sangat terbatas. Saat ini berdasarkan UU tentang Kepolisian RI yang baru, Polri memiliki kewenangan untuk menegakkan hukum dan ketertiban, termasuk penanganan kejahatan terorisme. Meskipun demikian kapasitas Intelijen Polri masih sangat terbatas, karena kami masih dalam tahap pengembangan awal. 3. Belum ada badan atau unit khusus yang dibentuk untuk menangani pemberantasan terorisme di Indonesia. Pada saat ini telah dibentuk unit anti teroris di Mabes Polri dengan segala keterbatasan tenaga, serta kewenangan. Di tingkat propinsi masih dipakai cara konvensional dalam penyelidikan dan intelijen, sesuai dengan tugas yang berhubungan dengan kejahatan yang biasa terjadi. 4. Kurangnya data mengenai terorisme, baik pada tingkat nasional maupun institusi. Dengan terpisahnya Polri dari Militer menimbulkan beberapa ekses pada beberapa institusi yang memegang fungsi inteligen. Disamping datanya kurang juga belum efektifnya undang-undang Terrorisme di Indonesia. 67 Universitas Sumatera Utara Rapinya organisasi terorisme di tingkat global dan hubungannya dengan gerakan terorisme di Indonesia menjadi permasalahan yang hingga saat ini sulit untuk dipecahkan. Walaupun secara meyakinkan Indonesia berhasil mengungkap dan mengahiri perlawanan anggota Terorisme bahkan pimpinan semacam Noordin M Top atau r Azhari namun tidak bisa dipungkiri tersebarnya jaringan terorisme di pelosok tanah air bukan lah rahasia umum lagi. 68 Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN