Bakteri : • Gardnerella vaginalis Leukorea

Berdasarkan penyebabnya, infeksi-infeksi tersebut adalah :

2.1.1 Bakteri : • Gardnerella vaginalis

Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai bahan dari mikroorganisme normal dalam vagina karena seringnya ditemukan. Bakteri batang gram positif ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut sebagai clue cell. Gardnerella vaginalis menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak berwarna keabu-abuan pH.sekret vagina 4,5 pH normal adalah 4,5 . 3,15,16,17,18 Secara klinik menurut Amsel 1983, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus ada tiga dari empat kriteria sebagai berikut, yaitu: 1 Sekret vagina homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina. Sekret vagina bakterial vaginosis ini biasanya tipis, putih keabu-abuan, homogen, dan melekat pada dinding vagina 2 pH vagina 4,5. pH vagina mudah ditentukan dengan menggunakan kertas lakmus interval 4,0 – 7,0 . Biasanya pH vagina pada kasus bakterial vaginosis 4,5 3 Bau amis dari vagina setelah penambahan KOH 10 . Universitas Sumatera Utara Whiff test dinyatakan positif: bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan penambahan KOH 10 pada sekret vagina. Bau disebabkan pelepasan amin terutama putresin dan kadaverin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob. 4 Adanya clue cell lebih dari 20 Identifikasi clue cell pada preparat basah saline : - clue cell yang merupakan epitel vagina yang terlepas dimana pada permukaan sel-sel ini terdapat bintik-bintik keabuan, penuh dengan Gardnerella vaginalis merupakan gejala patognomonis dari vaginosis bakterial. - Untuk diagnosis vaginosis bakterial berdasarkan patokan jumlah clue cell ≥ 20 dari seluruh jumlah sel epitel vagina per lapangan pandang. Jumlahnya dihitung berdasarkan jumlah rata-rata dari 5 area pada satu lapang pandang. - clue cell memiliki tepi yang ireguler dan sitoplasmanya dipenuhi dengan bakteri, memberikan gambaran granuler. • Klamidia trakomatis Infeksi klamidia sering ditemukan pada wanita dewasa yang seksual aktif. Infeksi klamidia ini juga didapatkan pada bayi dan anak- anak. Infeksi pada bayi didapatkan pada masa perinatal. Resiko penularan dari ibu dengan infeksi klamidia pada bayinya saat kelahiran diperkirakan 50. Infeksi pada bayi yang paling sering didapatkan adalah 19,20,21,22,23 Universitas Sumatera Utara konjungtivitis neonatal, terjadi pada 20 – 50 bayi yang dilahirkan dengan infeksi klamidia trakomatis. Klamidia ini mempunyai dinding sel kuman gram negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak. • Gonokokus Gonokokus adalah bakteri yang umumnya menginfeksi karena kontak seksual. Biasanya pada wanita mengenai membrane mukosa uretra dan endoserviks, selanjutnya infeksi akan menyebar ke jaringan yang lainnya. Neisseria gonorrhoeae ini merupakan bakteri gram negatif, diplokokkus, berdiameter 0,6 – 1,0 µm, koloni berbentuk cembung, berkilau, sifat mukoid, transparan, tidak berpigmen. Bersifat fakultatif aerobik. Bakteri ini dapat ditemukan ekstraseluler dan intraseluler dalam leukosit polimorfonuklear neutrofil . 24,25,26,27,28 • Treponema pallidum Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Sifilis termasuk penyakit akibat hubungan seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum dan mempunyai beberapa sifat, yaitu : perjalanan penyakitnya sangat kronis, dalam perjalannya dapat menyerang semua organ tubuh, mempunyai masa laten, dapat kembali kambuh rekuren , dan dapat ditularkan dari ibu ke janinnya . 19,29,30,31,32 Bakteri berbentuk spiral yang ramping. Lengkung spiralnya secara teratur terpisah satu dengan yang lain. Organisme ini bergerak aktif pada mikroskopis lapangan gelap. Berotasi dengan cepat disekitar endoflagelnya bahkan setelah menempel pada sel melalui ujungnya yang Universitas Sumatera Utara lancip. Aksis panjang spiral biasanya lurus tetapi kadang-kadang melingkar, yang membuat organisme tersebut kadang-kadang membentuk lingkaran penuh dan kemudian akan kembali lurus ke posisi semula.

2.1.2 Jamur : Candida albicans.