Hubungan Merokok Terhadap Kapasitas Kesanggupan berolahraga

2.8.2 Bahan-Bahan Kimia Asap Rokok dan Dampaknya bagi Tubuh

a. Nikotin Komponen ini terdapat di dalam asap rokok dan juga di dalam tembakau yang tidak dibakar. Nikotin memegang peranan penting dalam ketagihan merokok. Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf, juga menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami peningkatan. Denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol LDL dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah. b. Tar Dalam tar dijumpai kanserogenik yaitu polisiklik hidrokarbon aromatis yang memicu kanker paru. Selain itu, juga dijumpai N nitrosoamine nikotin di rokok yang berpotensi besar sebagai kanserogenik terhadap jaringan paru-paru. c. Gas karbonmonoksida Gas karbonmonoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan gas oksigen dalam transport hemoglobin. Dalam rokok terdapat 2-6 gas karbon oksida yang diisap saat merokok, sedangkan gas karbon oksida yang diisap oleh perokok paling rendah 400 ppm part per million sudah dapat meningkatkan kadar karbosi-hemoglobin dalam darah sejumlah 2-6 . Kadar normal karboksi- hemoglobin hanya 1 pada bukan perokok. Apabila keadaan terus berjalan maka terjadi polisitemia yang akan mempengaruhi syaraf pusat. d. Timah Hitam Timah hitam merupakan partikel asap rokok. Setiap satu batang rokok yang diisap di perhitungkan mengandung 0,5 mikrogram, sedangkan batas bahaya kadar PB dalam tubuh adalah 20 mikrogramhari Sitepoe, 2000.

2.8.3. Hubungan Merokok Terhadap Kapasitas Kesanggupan berolahraga

Pada sistem kardiovaskular, nikotin berfungsi sebagai perangsang terhadap jantung, yaitu dengan melepaskan catecholamine yang dapat menaikkan tekanan darah, denyutan jantung dan jumlah oksigen yang diperlukan, juga dapat merangsang susunan saraf. Nikotin ini mengikat dan merangsang sel otak melalui Universitas Sumatera Utara central nicotinic cholinergic receptors sehingga neurohumoral pathways diaktifkan yang mengakibatkan keluarnya hormon dan berbagai neurotransmitters. Efek ini segera dirasakan dalam waktu 7 detik setelah orang mengisap dan mengeluarkan asap rokok yang pertama Liwidjaja, 2005. Bilamana penyempitan terjadi di pembuluh darah jantung, maka kekurangan oksigen pada jantung menimbulkan perasaan nyeri yang hebat yang disebut angina. Pada penyumbatan total, sebagian dari jantung tidak akan mendapat darah dan otot jantung tersebut akan mati sehingga penderita akan mendapat serangan jantung. Penyakit ini umumnya terdapat pada perokok. Hal demikian membuat seseorang mudah lelah saat berolahraga. Kesanggupan berolahraga juga ditentukan oleh sistem pernafasan. Pada sistem pernafasan efek rokok menyebabkan iritasi bronkial dengan sekresi lendir yang berlebihan, batuk, peningkatan resistensi terhadap aliran udara, kelumpuhan sementara silia, dan penurunan resistensi terhadap infeksi pernapasan. Karbon monoksida yang terkandung dalam rokok dapat memblokir transpor oksigen ke jantung dan otot saat berolahraga Strauss,1984. Karena asap rokok mengandung sejumlah besar karbon monoksida sampai 4 persen berdasarkan volume menyebabkan kapasitas pengangkutan oksigen darah berkurang, bahkan setelah hanya menghisap satu batang rokok Strauss,1984. Pada beban latihan ringan ventilasi paru kurang dari 10 liter per menit, kenaikan resistensi saluran napas mungkin diabaikan. Namun, dengan tarif kerja yang lebih tinggi, ventilasi paru per menit dapat dikurangi, sehingga menghasilkan kinerja latihan yang optimal. Dengan semuanya itu, bahkan perokok ringan sekalipun sering merasakan adanya tahanan pernapasan selama latihan maksimum, dan tingkat kinerjanya dapat berkurang Guyton, 2007. Karena efek ini dan asosiasi merokok dengan kanker paru-paru dan PPOK, Merokok harus dihindari oleh mereka yang ingin berolahraga. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan perbedaan kesanggupan berolahraga dan masa pemulihan antara mahasiswa FK USU Angkatan 2008, 2009 dan 2010 perokok dengan bukan perokok saat latihan. Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Perokok a. Definisi : orang yang merokok dan langsung menghisap asap rokoknya

selama lebih dari 6 bulan. b. Alat ukur : kuesioner c. Hasil pengukuran : perokok dengan bukan perokok d. Skala ukur : nominal.

3.2.2. Latihan

a. Definisi : berjalan di atas treadmill selama 9 menit dengan kecepatan tetap yaitu 3.2 kmjam. Dimana setiap stage akan berganti serta diikuti dengan kenaikan sudut kemiringan alat treadmill seperti mendaki. b. Alat Ukur : treadmill merek GE Cardiosoft.

3.2.3. Kesanggupan berolahraga

Perokok Kesanggupan berolahraga dan Masa Pemulihan Bukan Perokok Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbedaan Gambaran EKG dan Tekanan Darah antara Mahasiswa Perokok dengan Bukan Perokok Saat Latihan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

1 42 69

Perbedaan VO2max dan Gambaran Gerakan Pernapasan Antara Mahasiswa Perokok Dengan Bukan Perokok Saat Latihan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 49 54

Perbedaan Status Periodontal pada Perokok Ringan, Sedang, dan Berat di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

3 15 87

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 4

PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 0 13

PENDAHULUAN Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 4

PERBEDAAN pH SALIVA ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS Perbedaan pH Saliva Antara Perokok Dan Bukan Perokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

PERBEDAAN pH SALIVA ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS Perbedaan pH Saliva Antara Perokok Dan Bukan Perokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 12