Menghadapi Huru-Hara Pembinaan Narapidana Tentara Nasional Indonesia Yang Menjalani Hukuman Pidana Di Pemasyarakatan Militer (Studi Kasus di Pemasyarakatan Militer Medan)

sebagaimana disebut di atas. Menghadapi bencana alam adalah bagian dari penyelenggaraan pembinaan Masmil yang merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di Masmil Medan terhadap Narapidana TNI apabila terjadi bencana alam berupa gempa, tanah longsor banjir, dan lain-lain. 112

14. Menghadapi Huru-Hara

Huru-hara dibagi 2 dua yakni bersumber dari dalam dan dari luar Masmil. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menghadapi huru-hara yang bersumber dari dalam Masmil adalah: 113 a. Petugas jaga menyiapkan seluruh petugas Masmil dan memerintahkan petugas Planton untuk mengisolasi tempat kejadian misalnya menutup pintu-pintu yang digunakan untuk jalan keluar masuk dengan maksud untuk mencegah terjadinya pelarian Narapidana TNI; b. Melaporkan kejadian tersebut kepada Kamasmil agar dapat mengambil alih komando; c. Kamasmil menagatur dan membagi tugas lebih lanjut terhadap anggotanya untuk mengatasi kejadian tersebut; d. Mengasingkan dan memisahkan Narapidana TNI yang tidak terlibat melakukan huru-hara; e. Mengamankan dan mengungsikan diri pelapor apabila yang melaporkan peristiwa tersebut dari Narapidana TNI; f. Memerintahkan kepada Narapidana TNI yang melakukan huru-hara untuk menghentikan perbuatannya dengan cara Persuasif mengingatkan melalui kata-kata bahwa perbuatannya itu salah dan Refresif didahului dengan memberikan tembakan peringatan dan diarahkan ke tempat yang aman; g. Mengamankan dan memisahkan Narapidana TNI yang bertindak selaku pimpinan huru-hara dari kelompoknya, serta mengadakan pemeriksaan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut sebagai dasar untuk menentukan langkah atau tindakan selanjutnya; dan 112 Lampiran II Prosedur Tetap Nomor: PROTAP 02 VII 2010 tentang Mengahadapi Bencana Alam di Masmil Medan, hal. 3-4. 113 Lampiran III Prosedur Tetap Nomor: PROTAP 03 VII 2010 tentang Mengahadapi Huru-Hara di Masmil Medan, hal. 3-4. Universitas Sumatera Utara h. Memberitahukan kejadian tersebut kepada kesatuan TNI terdekat dengan maksud untuk mendapatkan bantuan tenaga pengamanan apabila kejadian itu tidak bisa diatasi oleh petugas Masmil. Apabila huru-hara tersebut datangnya dari luar Masmil, langkah-langkah yang ditempuh dalam menghadapi huru-hara yang bersumber dari dalam Masmil adalah: 114 a. Pa Jaga menyiapkan seluruh petugas Masmil serta memerintahkan petugas Planton bersiaga penuh untuk menghadapi segala kemungkinan; b. Melaporkan kepada Kamasmil atau Pa yang tertua mengenai kejadian tersebut; c. Atas laporan tersebut, Kamasmil segera mengambil alih komando dan mengatur serta membagi tugas lebih lanjut terhadap anggotanya untuk melakukan: 1 Tindakan ke dalam yakni menyiapkan petugas untuk mengamankan dan memerintahkan seluruh Narapidana TNI yang berada di luar barak agar masuk ke dalam barak masing-masing lalu menguncinya. 2 Tindakan ke luar yakni: a Menyiapkan seluruh petugas Masmil dan petugas Planton untuk mengamankan pelaku huru-hara kemudian membujuk pelaku huru- hara untuk menghentikan perbuatannya; b Apabila upaya bujukan tidak berhasil, Kamasmil melakukan unjuk kekuatan dengan menggunakan alat dan senjata lengkap; c Apabila tetap tidak berhasil maka Kamasmil memerintahkan petugas menggunakan kekuatan bersenjata; d Apabila kekuatan petugas Masmil dan Planton tidak sanggup juga mengatasi huru-hara maka Kamasmil meminta bantuan satuan TNI terdekat yang memiliki kewenangan wilayah untuk mengatasinya. Menghadapi huru-hara adalah bagian dari penyelenggaraan pemasyarakatan militer yang merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di Masmil Medan terhadap Narapidana TNI apabila di Masmil Medan terjadi huru-hara. Prosedur Tetap dibuat bertujuan untuk sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan tugas jika terjadi huru-hara baik dari dalam maupun dari luar Masmil itu sendiri. 114 Ibid., hal. 4-5. Universitas Sumatera Utara

15. Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI