Produksi Film

D. Produksi Film

1. Peralat an dan Bahan Produksi Film

Peralat an produksi f ilm sama dengan peralat an produksi program TV. Yang berbeda hanya j enis kamera yang dipakai unt uk shot ing. Yait u menggunakan kamera opt ik sepert i kamera

f ot o, t et api bahan f ilmnya bisa bergerak roling. Bahan sepert i layaknya kalau akan memot ret dengan kamera f ot o, dit oko sudah t ersedia f ilm f ot o. Demikian bahan unt uk membuat f ilm j uga t elah t ersedia bahan f ilm bisu, f ilm bersuara opt is dan f ilm bersuara magnet is dengan berbagai ukuran 8mm, 16mm, 35mm dan 70mm.

Peralat an yang diperlukan unt uk shot ing diant aranya

a. Kamera Fil m. Bent uknya sepert i gambar berikut ini.

Gambar 119. Bermacam-macam bentuk kamera film, alat shoting film

Gambar 120. Bahan produksi

Berikut ini merupakan Cont oh bent uk peralat an lampu pencahayaan dalam produksi Film.

Gambar 121. Lampu/ pencahayaan dalam produksi film

2. Penulisan Naskah Film

Penulisan naskah/ scenario f il m sama dengan program TV. Format yang banyak di pakai adalah wide margin dan kolom ganda. Penulisan naskah diawali dengan penemuan ide/ gagasan. Selanj ut nya dilakukan visualisasi ide dan audionisasi ide/ gagasan t ersebut kebent uk visual dan audio set elah dilakukan berbagai riset baik l apangan maupun kepust akaan unt uk memperdalam penget ahuan yang t erkait dengan ide/ gagasan. Berdasarkan hasil riset ide/ gagasan dit uangkan menj adi sinopsis yang merupakan cerit a singkat yang menggambarkan isi/ subst ansi cerit a secara menyeluruh. Selanj ut nya sinopsis dioperat ionalkan menj adi t reat ment yang di dalamnya t elah mencakup scene-scene dalam suat u squence pada set iap episodenya. Treat ment ini sudah operasional art inya dengan panduan t reat ment ini seorang produser t elah dapat memproduksi program f ilm. Selanj ut nya t reat ment dikembangkan menj adi sekenario at au naskah yang digunakan sebagai panduan seluruh kerabat kerj a yang t erlibat dalam produksi f il m. Naskah/ scenario t elah memuat secara lengkap bagaimana pemerannya, bagaiman pengambilan gambarnya, bagaimana narasinya, bagaimana set t ing t empat nya dan sebagainya. Namun demikian unt uk keperluan produksi naskah ini perlu diperj elas menj adi naskah shot ing/ shot ing script . Set elah shot ing selesai dan t elah dil akukan edit ing of f line naskah lebih dioperasional kan menj adi naskah edit ing/ edit ing script sebagai panduan edit ing bagi seorang edit or f ilm unt uk melakukan edit ing on line dan mixing.

3. Pemeran / Artis Film

Pemeran at au art is j uga sama dengan program TV, hanya kapasit asnya lebih banyak karena program f ilm biasanya memproduksi program yang membut uhkan banyak art is/ pemeran. Hal ini disebabkan f ilm biasanya diproduksi dengan durasi yang lebih panj ang ant ara 1 – 2 j am apal agi pada produksi f il m yang kol osal. Art is diharapkan mampu memerankan karakt er yang diperani, oleh karena it u perlu ada cast ing unt uk memilih art is/ pemeran yang t epat sehingga dapat memperl ancar produksi f il m. Terdapat t okoh dan t okoh pembant u di dalam cerit a f ilm, maka pemeranya j uka dikenal sebagai pemeran ut ama dan pemeran pembant u at au lazim disebut dengan

f iguran. Agar produksi lancar maka seorang art is f ilm harus mampu menghaf al naskah yait u isi pembicaraan, act ing yang harus dilakukan pada set iap shoot dalam scene-scene yang diperankan. Kesal ahan yang sering dilakukan art is akan