3. Sikap Terbuka
Sikap terbuka open mindedness amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Brooks dan Emmert
Rakhmat, 2003 : 137 memberi karakteristik orang yang bersikap terbuka, yaitu :
• Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika.
• Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dsb. • Berorientasi pada isi.
• Mencari informasi dari berbagai sumber. • Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaannya.
• Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaannya. Jadi, agar komunikasi antarpribadi interpersonal yang kita lakukan
melahirkan hubungan interpersonal yang efektif, maka kita harus bersikap terbuka. Bersama-sama dengan sikap percaya dan sikap suportif, sikap terbuka
mendorong timbulnya saling pengertian saling menghargai, dan yang paling penting adalah saling mengembangkan kualitas hubungan antarpribadi
interpersonal.
2.1.2.6 Teori Self Disclosure
Pembukaan diri atau self disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan
informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini Supratiknya, 1995:14. Tanggapan terhadap orang
lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah
dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan.
Membuka diri tidak sama dengan mengungkapkan detail-detail intim dari masa lalu. Mengungkapkan hal-hal yang sangat pribadi dapat menimbulkan
perasaan intim dan kedekatan. Hubungan sejati terbina dengan mengungkapkan reaksi kita terhadap berbagai kejadian yang kita alami bersama atau terhadap apa
yang dikatakan atau dilakukan oleh lawan komunikasi kita.
Universitas Sumatera Utara
Teori ini sering juga disebut teori “Johari Window” yang dianggap sebagai dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi.
Garis besar model teori ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini : Saya Tahu
Saya tidak tahu Orang lain tahu
Orang lain tidak tahu
Gambar 2.1 JENDELA JOHARI “Bidang Pengenalan Diri dan Orang Lain Liliweri, 1991:53”
Jendela Johari terdiri dari empat bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengungkapkan dan memahami
diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Asumsi Johari bahwa jika setiap individu bisa memahami diri sendiri maka dia bisa mengendalikan sikap dan
tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain. Bingkai 1, menunjukkan antara seorang dengan yang lain mengembangkan
suatu hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah dalam hubungan mereka. Johari menyebutkan “bidang terbuka”, suatu bingkai
yang paling ideal dalam hubungan dan komunikasi antar pribadi. Bingkai 2, adalah bidang buta, menggambarkan masalah hubungan antara kedua pihak hanya
diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri. Bingkai 3, disebut bidang tersembunyi yang .menggambarkan masalah tersebut diketahui diri sendiri
namun tidak dengan orang lain. Bingkai 4, disebut bidang tidak dikenal yang menunjukkan dimana kedua belah pihak sama-sama tidak mengetahui masalah
hubungan diantara mereka Liliweri, 1991:54. Model Jendela Johari dibangun berdasarkan delapan asumsi yang
berhubungan dengan perilaku manusia digilib.sunan-ampel.ac.id. Asumsi- asumsi itu menjadi landasan berpikir, antara lain adalah:
- Asumsi pertama, pendekatan terhadap perilaku manusia harus dilakukan
secara holistik. Artinya kalau kita hendak menganalisis perilaku manusia maka analisis itu harus menyeluruh sesuai konteks dan jangan terpenggal-
penggal. 1.
TERBUKA 2.
BUTA 3.
TERSEMBUNYI 4.
TIDAK DIKENAL
Universitas Sumatera Utara
- Asumsi kedua, apa yang dialami seseorang atau sekelompok orang
hendaklah dipahami melalui persepsi dan perasaan tertentu, meskipun pandangan itu bersifat subjektif.
- Asumsi ketiga, perilaku manusia lebih sering emosional bukan rasional.
Pendekatan humanistik terhadap perilaku sangat menekankan betapa pentingnya hubungan antara faktor emosi dengan perilaku.
- Asumsi keempat, setiap individu atau sekelompok orang sering tidak
menyadari bahwa tindakan-tindakannya dapat menggambarkan perilaku individu atau kelompok tersebut. Setiap individu atau kelompok perlu
meningkatkan kesadaran sehingga mereka dapat mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain.
- Asumsi kelima, faktor-faktor yang bersifat kualitatif misalnya derajat
penerimaan antarpribadi, konflik, kepercayaan antarpribadi merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku manusia.
- Asumsi keenam, aspek yang terpenting dari perilaku ditentukan oleh
proses perubahan perilaku bukan oleh struktur perilaku yang selalu mengutamakan tema-tema perubahan dan pertumbuhan perilaku manusia.
- Asumsi ketujuh, di mana kita dapat memahami prinsip-prinsip yang
mengatur perilaku melalui pengujian terhadap pengalaman yang dialami individu. Asumsi ini mengingatkan kita bahwa orientasi fenomenologis
terhadap perilaku manusia melalui pengamatan empiris dari berbagai pengalaman masih lebih kuat daripada sekedar mengabstraksi perilaku
manusia semata.
- Asumsi kedelapan, perilaku manusia dapat dipahami dalam seluruh
kompleksitasnya bukan dari sesuatu yang disederhanakan. Asumsi ini berkaitan erat dengan asumsi pertama yang menganjurkan suatu
pendekatan yang holistik terhadap perilaku manusia.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Self Disclosure mendorong adanya keterbukaan. Keempat bidang dalam Johari Window
merupakan satu kesatuan yang teradapat dalam diri setiap orang, hanya saja kadar bidang berbeda satu dengan yang lain. Bidang I daerah terbuka dalam jendela
johari merupakan keadaan yang dikehendaki sebenarnya dalam berkomunikasi khususnya di dalam sebuah sekolah, dimana antar komunikator guru dengan
komunikan siswa saling mengetahui makna pesan yang sama saling terbuka.
2.1.3 Komunikasi Positif 2.1.3.1 Pengertian Ciri Komunikasi Positif