Peranan Komunikasi Positif Komunikasi Positif .1 Pengertian Ciri Komunikasi Positif

spirit dan semangat juang tinggi terkandung dalam komunikasi yang optimistic. 7. Proporsional Proporsional adalah merespon sesuatu sesuai dengan ukurannya, tidak melibatkan emosi tetapi lebih melibatkan kebijaksanaan. Komunikasi yang proporsional berarti tidak melebih-lebihkan hal yang kecil, dan tidak menganggap kecil atau remeh hal yang besar dan penting. 8. Tidak menghakimi Tidak menghakimi adalah komunikasi yang lebih banyak menilai sisi positif anak dibandingkan sisi negatifnya. Komunikasi yang tidak menghakimi berarti komunikasi yang tidak terlalu mudah menyalahkan dan memojokkan anak ketika anak bermasalah. Pemberian label negatif, cemoohan dan hukuman verbal pada anak dihindari pada komunikasi yang tidak menghakimi. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi positif adalah komunikasi yang mendorong seseorang berkembang secara optimal, baik secara fisik maupun psikis, yang memiliki cirri-ciri empatik, responsif, mengandung pesan positif, terbuka dan terpercaya, mendengarkan secara aktif, mendorong optimisme yang proporsional dan tidak menghakimi. Komunikasi positif perlu dikembangkan agar kebutuhan akan aspek psikologis anak dapat terpenuhi. Seorang anak membutuhkan sentuhan komunikasi yang hangat dan penuh empati, karena itulah orangtuaguru hendaknya senantiasa bekomunikasi secara positif agar anak yang menjadi investasi masa depan dapat tumbuh dengan sehat, baik secara fisik maupun mental.

2.1.3.2 Peranan Komunikasi Positif

Komunikasi positif memiliki pengaruh yang signifikan bagi perkembangan anak selanjutnya. Terjalinnya komunikasi yang hangat dan positif antara anak dan orangtuaguru menjadi kunci untuk mengembangkan potensi anak secara maksimal. Ramadhani 2006:28 menyatakan beberapa potensi kepribadian tersebut diantaranya adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Mampu Mengembangkan Konsep Diri Konsep diri anak banyak dibentuk dalam proses interaksi dengan lingkungannya. Proses interaksi antara anak dengan lingkungan terdekatnya orangtuaguru terjadi melalui proses komunikasi yang bisa berbentuk verbal maupun nonverbal. Melalui komunikasi verbal, anak menangkap penilaian- penilaian dari lingkungan terdekatnya. Jika penilaian ini terjadi secara kontinu, maka akan terinternalisasi dalam diri anak. Ketika anak lebih banyak menerima masukan atau penilaian positif tentang dirinya, maka masukan atau penilaian positif ini akan terinternalisasi dalam diri anak, kemudian masukan atau penilaian ini menjadi bagaian dari kepribadian anak sehingga konsep diri yang berkembangpun lebih cenderung positif. Sebaliknya, jika anak lebih banyak menerima masukan atau penilaian negatif, maka konsep diri yang berkembang lebih cenderung konsep diri yang negatif. Cara mengembangkan konsep diri positif melalui komunikasi positif yaitu: - Selalu melihat sisi positif anak - Lebih banyak memberikan pujian ketimbang kecaman - Menghindari pemberian labeljulukan negatif pada anak - Mendorong anak untuk berpikir positif tentang dirinya - Memberikan kesempatan pada anak untuk mengaktualkan potensinya - Mendorong anak untuk menerima dirinya apa adanya Ramadhani , 2006:92 Jadi, konsep diri anak terutama terbentuk dari pengalaman dan interaksi dengan orang-orang terdekat dalam kehidupan, seperti orangtua, kakak, adik, guru, atau teman dekat. Jika kebanyakan orang terdekat menilai diri anak positif, maka anak pun akan mengembangkan konsep diri yang positif pula. Komunikasi yang positif merupakan cara dalam mengembangkan konsep diri anak. 2. Mengembangkan Harga Diri Harga diri mencakup aspek evaluasi terhadap diri sendiri, sejauh mana kita menilai diri kita secra positifbaik dan negatifburuk. Rose, Terry Leventhal Ramadahani, 2006:108 menjelaskan bahawa orang-orang dengan harga diri yang rendah ternyata mengalami lebih banyak kesulitan ketika manghadapi masalah atau hambatan. Kesulitan ini terjadi karena adanya dua jenis persepsi diri negatif dasar, yaitu orang-orang dengan harga diri rendah memiliki tingkat ketakutan yang lebih tinggi ketika menghadapi anacaman atau masalah, dan Universitas Sumatera Utara orang-orang dengan harga diri yang rendah menganggap diri mereka sendiri sebagai orang-orang yang kurang memiliki keterampilan yang baik untuk menangani suatu masalah sehingga akibatnya mereka kurang tertarik untuk mengambil langkah-langkah preventif, keyakinan mereka akan kemampuannya dalam memecahkan masalah rendah sehingga mereka cenderung menarik diri atau lari dari masalah, bukan menghadapi dengan bertanggungjawab. Orangtua atau guru bisa mengembangkan kekuatan harga diri anak melalui komunikasi positif, yaitu dengan cara: - Menanamkan keyakinan diri anak bahwa dia berharga - Memotivasi anak untuk meraih prestasi - Mendukung pilihan anak untuk hidupnya sendiri - Menegaskan bahwa anak memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Ramadhani, 2006:109 Jadi, kekuatan harga diri anak dapat dikembangkan melalui komunikasi positif dari orangtuaguru. Semakin sering orangtuaguru berkomunikasi positif pada anak maka akan membentuk harga diri yang baik pada anak sehingga anak memiliki keyakinan diri yang kuat dan keyakinan bahwa mampu untuk sukses dalam mencapai tujuan-tujuannya. 3. Mengembangkan Kepercayaan Diri Kepercayaan diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri sendiri untuk mencapai suatu yang dicita-citakan. Kepercayaan diri tumbuh berawal dari penerimaan diri. Orang yang percaya diri merasa bahwa dia telah melakukan yang terbaik dengan usahanya, dan berusaha mengaktualkan nilai-nilai luhur dalam hidupnya. Pendorong utama berkembangnya kepercayaan diri anak adalah sikap penerimaan dari orang terdekatnya, artinya orangtuaguru yang menerima anak secara keseluruhan baik kelebihan maupun kekurangan anaknya tanpa syarat, merupakan penentu berkembangnya kepercayaan diri anakyang optimal. Hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa anak yang dotolak dan diabaikan cenderung merasa tersisih, tidak percaya diri dan merasa tidak berharga sebagai manusia. Mereka mengalami gangguan penyesuaian diri dan kurang mampu secara optimal mengembangkan bakat dan potensinya di masa dewasanya. Beberapa cara mengembangkan Universitas Sumatera Utara kepercayaan diri anak melalui komunikasi positif Ramadhani, 2006:129 adalah: - Menanamkan keyakinan pada anak bahwa dia mampu melakukan sesuatu. - Menanamkan keyakinan bahwa anak mampu mengatasi setiap kendala yang dihadapinya. - Menanmkan keyakinan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. - Menanamkan keyakinan pada anak bahwa untuk mewujudkan sesuatu dia membutuhkan bantuan orang lain. - Menanamkan keyakinan pada anak bahwa Allah SWT selalu memberikan kekuatan dan jalan yang mudah untuk mewujudkan cita-citanya. Jadi, kepercayaan diri dapat dikembangkan melalui komunikasi positif. Sikap menerima kelebihan dan kekurangan anak akan mendorong secara optimal kepercayaan diri anak sehingga anak memiliki suatu kekuatan dalam dirinya untuk mencapai suatu yang dicita-citakan. 4. Pengembangan Kendali Diri Seorang anak membutuhkan kendali diri yang kokoh agar mampu mengarahkan perilakunya menuju tujuan yang telah ditetapkannya. Namun seringkali anak tidak mengerti cara yang mudah dilaksanakan untuk mengendalikan perilakunya sendiri. Anak-anak yang kesulitan mengendalikan perilakunya sendiri cenderung bertindak impulsif dan mengikuti gejolak emosinya sehingga akibatnya perilakunya tidak bertujuan dan cenderung menjerumuskan dirinya sendiri. Menurut Ramadhani 2006:142 beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kendali diri internal anak yang kuat yaitu dengan: - Mengubah paradigma berpikir anak. - Ajak anak untuk memahami kekuatannya. - Ajarkan anak untuk mengevaluasi setiap tindakannya. - Latih anak menggunakan teknik positif self statement untuk mengendalikan emosi dan perilakunya. - Bimbing anak agar mengerti prinsip berusaha sekaligus berdoa. Jadi, berkomunikasi yang hangat dan positif terhadap anak merupakan cara yang mudah untuk mengembangkan kendali diri anak. Anak dengan kendali diri yang baik akan lebih mampu mengahadapi situasi yang penuh distres, lebih mampu memecahkan masalah secara efektif, dan akan senantiasa aktif menggapai impiannya. Universitas Sumatera Utara 5. Mengembangkan Kematangan Emosional Anak Kemampuan anak mengelola emosinya bisa ditingkatkan dengan cara berkomunikasi dengan anak. Untuk itulah sangat dianjurkan membangun komunikasi positif dengan anak. Menurut Goleman Ramadhani, 2006:154 kemampuan individu dalam mengelola emosinya ternyata banyak membantu kesuksesannya di masa depan. Goleman mengatakan bahwa hanya 20 kesuksesan seseorang ditentukan oleh IQ, tetapi 80nya ditentukan oleh kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya. Kecerdasan emosi ini terdiri dari: kesadaran diri, kemampuan mengelola emosi, optimisme, empati, dan keterampilan sosial. Jadi, membangun komunikasi positif dengan anak merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kematangan emosional anak. Anak dengan kematangan emosional yang tinggi akan mampu menyadari emosi-emosinya dengan tepat, mampu mengendalikan emosi-emosi negatif sehingga tidak mudah mengalami stres, tidak mudah putus asa dalam mengahadapi kesulitan sehingga mampu memotivasi dirinya menuju kesuksesan. 6. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Anak Kecerdasan sosial diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi, dan mempertahankan relasi sosialnya hingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau saling menguntungkan Ramadhani, 2006:187. Karakteristik anak yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi yaitu: 1 mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara efektif, 2 mampu berempati dengan orang lain, 3 mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif, 4 mampu menyadari komunikasi verbal dan non verbal yang dimunculkan orang lain, 5 mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution, 6 memiliki keterampilan komunikasi yang mencakup keterampilan mendengarkan efektif, berbicara efektif, dan menulis efektif. Beberapa cara yang bisa dilakukan orangrua atau guru untuk mengembangkan perilaku kecerdasan sosial anak Ramadhani, 2006:189, yaitu: Universitas Sumatera Utara - Beri contoh dan tunjukkan secara nyata pada anak akan pentingnya perilaku prososial dengan melakukan tindakan membantu, berbagi, dan memberi kepada orang lain. - Bertindak adil dalam memberi perhatian dan kasih sayang pada semua anak. - Mengajak anak dalam kegiatan-kegiatan amal sosial. - Menjelaskan pada anak akan keuntungan berperilaku prososial dengan bahasa yang mudah dipahami. - Bertindak tegas jika melihat anak berperilaku mementingkan dirinya sendiri, tidak mau bekerja sama atau tidak mau membantu orang lain. - Memuji anak ketika dia berhasil menunjukkan tindakan mau membantu, mau berbagi, dan mau bertindak kooperatif dengan sebayanya. - Bimbing anak untuk mampu memilih teman-teman yang baik. Jadi, peran orang terdekat dengan anak seperti orangtuaguru sangat besar dalam mendorong terbentuknya perilaku kecerdasan sosial anak. Melalui komunikasi positif dari keluargaguru maka kecerdasan sosial anak dapat dikembangkan. Anak yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi akan mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial secara baik dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. 2.1.4 Motivasi Belajar 2.1.4.1 Pengertian Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).

17 120 115

Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa Dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tantang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK 1 TD Pardede Foundation)

14 103 130

Komunikasi Antar Pribadi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Guru BP Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMK Negeri 7 Medan)

0 61 128

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 38 109

Hubungan kedisiplinan guru dengan motivasi belajar siswa di MA Darunnajah Cipinang Bogor

0 26 64

Peran komunikasi guru dan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Islam Baidhaul Ahkam Tangerang

0 9 72

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 0 6

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 1 12