Kaffarah bagi pembunuh adalah memerdekakan budak muslim. Jika ia tak mampu melakukannya maka pilihan selanjutnya adalah berpuasa 2 bulan
berturut-turut. Hal ini sebagaimana diterangkan Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 92.
2. Kaffarah Dzihar
Kaffarah seorang suami yang mendzihar istrinya adalah, memerdekakan hamba sahaya. Jika ia tak mampu melakukannya, maka ia beralih pada pilihan
kedua yaitu berpuasa 2 bulan berturut-turut. Dan jika ia masih juga tak mampu melakukannya, maka ia mengambil pilihan terakhir yaitu memberikan makan 60
fakir miskin.
3. Kaffarah melakukan hubungan biologis di siang hari pada bulan Ramadhan
Kaffarah yang ditetapkan untuk pasangan suami istri yang melakukan hubungan biologis pada siang hari di bulan Ramadhan sama dengan kaffarah
dzihar ditambah qadha sebanyak jumlah hari mereka melakukan hubungan biologis di siang hari bulan Ramadhan.
4. Kaffarah karena melanggar sumpah
Kaffarah bagi seorang yang bersumpah atas nama Allah kemudian ia melanggarnya adalah memberi makan 10 fakir miskin, atau memberi pakaian
kepada mereka, atau memerdekakan budak. Jika ketiga hal tersebut tak mampu ia lakukan, maka diwajibkan baginya puasa 3 hari berturut-turut. Dalil naqli terkait
hal ini adalah firman Allah ta’ala dalam surat al-Maidah ayat 89.
5. Kaffarah ila’
Ila’ adalah sumpah suami untuk tidak melakukan hubungan biologis dengan istrinya dalam masa tertentu. Semisal perkataan suami kepada istrinya,”Wallâhi lâ
ujâmi’uka” demi Allah aku tidak akan menggaulimu. Konsekuensi yang muncul karena ila’ adalah suami membayar kaffarah ila’ yang jenisnya sama dengan
kaffarah yamîn kaffarah melanggar sumpah.
6. Kaffarah karena membunuh binantang buruan pada saat berihram.
Kaffarah jenis ini adalah mengganti binatang ternak yang seimbang, atau memberi makan orang miskin, atau berpuasa. Aturan kaffarah ini Allah jelaskan
dalam surat al-Maidah ayat 95.
c. Hikmah Kaffarah
Secara umum, hikmah kaffarah terangkum dalam 3 pointer berikut; 1. Menyadarkan manusia bahwa ia telah berbuat dosa kepada Allah dan merugikan
manusia lainnya. 2. Menuntun manusia agar segera bertaubat kepada Allah atas tindak maksiat yang
ia lakukan hingga dosanya dileburkan Allah. 3. Menstabilakan mental manusia, hingga ia merasakan ketengan diri karena
tuntunan agama membayar kaffarah telah ia tunaikan.
E. Proses Pembelajaran 1
. Persiapan
a. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama. b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. c. Guru menyapa peserta didik dengan memperkenalkan diri kepada
peserta didik. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Mediaalat peragaalat bantu bisa berupa tulisan manual di papan tulis, kertas karton tulisan yang besar dan mudah dilihatdibaca, atau
dapat juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya. f. Model pengajaran alternatif yang dapat digunakan dalam pencapaian
kompetensi ini adalah bermain peran role playing. Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengeksplorasi perasaan peserta
didik, mentransfer, dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai dan persepsi peserta didik, mengembangkan keterampilan skill
pemecahan masalah dan tingkah laku, dan mengeksplorasi materi pelajaran dalam cara yang berbeda.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran pertemuan ke-1
a. Guru meminta peserta didik untuk mencermati Q.S. al-Maidah: 45. b. Peserta didik mengemukakan hasil pencermatan tersebut.
c. Peserta didik mengamati gambar yang ada pada kolom “Mengamati”. d. Peserta didik mengemukakan isi gambar.
e. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang
dikemukakan peserta didik tentang isi gambar tersebut.
f. Peserta didik membaca literatur tentang jinayat.
g. Peserta didik membuka al- Qur’an untuk menemukan dalil tentang jinayat baik yang terkait dengan pembunuhan atau penganiayaan