Pengobatan PJK Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada Lansia Berobat Jalan di RSUD Langsa Tahun 2014

b. Pengobatan PJK

Menurut Brunner Suddarth, 2001 obat-obat yang diberikan pada penderita PJK, yaitu : 1 Analgetik Pemberian analgetik dibatasi hanya untuk pasien yang tidak efektif diobati dengan nitrat dan anti koagulan. Analgetik pilihan masih tetap morfin sulfat yang diberikan secara intra vena dengan dosis meningkat 1 sampai 2 mg. Respon kardiovaskular terhadap morfin dipantau dengan cermat, khususnya tekanan darah, yang sewaktu-waktu dapat turun. Tetapi karena morfin dapat menurunkan preload dan afterload dan merelaksasi bronkus sehingga oksigenasi meningkat, maka tetap ada keuntungan terapeutik selain menghilangkan nyeri pada pemberian obat ini. 2 Betablocker Bila pasien tetap menderita nyeri dada meskipun telah mendapat nitrogliserin dan merubah gaya hidup, maka perlu diberikan bahan penyekat beta adrenergic. Propranolol hidroklorit inderal masih merupakan obat pilihan. Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menghambat impuls simpatis ke jantung. Universitas Sumatera Utara 3 Nitrogliserin Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian preload. Nitrat juga melepaskan arteriol sistemik dan menyebabkan penurunan tekanan darah penurunan afterload. Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan. 4 Aspirin Aspirin sebagai antitrombotik sangat penting diberikan. Aspirin dianjurkan diberikan segera mungkin di ruang gawat darurat karena terbukti menurunkan angka kematian. Dari berbagai studi telah jelas terbukti bahwa aspirin masih merupakan obat utama untuk pencegahan thrombosis. Meta- analisa menunjukkan, bahwa dosis 75-150 mg sama efektivitasnya di bandingkan dengan dosis yang lebih besar. Karena itu aspirin disarankan diberikan pada semua pasien kecuali bila ditemui kontraindikasi. Selain itu aspirin juga disarankan diberi jangka lama namun perlu diperhatikan efek samping iritasi gastrointestinal dan perdarahan, alergi. Cardioaspirin memberikan efek samping yang lebih minimal dibandingkan dengan aspirin lainnya Abdul Majid, 2007. Universitas Sumatera Utara

4. Pencegahan Tersier

Pencegahan tertier ditunjukkan kepada penderita jantung koroner yang keadaannya sudah tidak mengkhawatirkan lagi dengan tujuan agar mereka secepat mungkin dapat beraktifitas.Agri,2012 Pencegahan dalam tingkatan ini bisa berupa rehabilitasi jantung. Rehabilitasi jantung, seperti yang didefinisikan oleh American Heart Association dan The Task Force on Cardiovaskular Rehabilitation of The National Heart, Lung, and Blood Institute, adalah proses untuk memulihkan dan memelihara potensi fisik, psikologis, social, pendidikan, dan pekerjaan pasien. Program rehabilitasi jantung memang terutama ditunjukan kepada penderita PJK atau pasca operasi jantung.Yusnidar,2010 Rehabilitasi dimulai sejak pasien dirawat di ruangan perawatan intensif dilanjutkan di ruangan perawatan biasa kemudian diikuti reahibilitasi di luar rumah sakit. Rehabilitasi setelah perawatan dirumah sakit yang dilaksanakan dalam kelompok untuk pasien pasca serangan japntung memberikan hasil yang baik dalam memperbaiki kemampuan fisik dan kepatuhan pasien mengikuti program pengobatan. Pengelolaan faktor resiko seperti berhenti merokok serta pengobatan terhadap hipertensi, hiperlidemia, dan diabetes mellitus sangat penting. Diperlukan juga konseling untuk program diet, latihan jasmani dan penyesuaian gaya hidup bagi pasien pasca serangan jantung Eko,2012. Universitas Sumatera Utara

2.3. Landasan Teori