Perubahan-perubahan Fisik Klasifikasi Lansia

perawat harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya Eko,2012

2.1.1. Klasifikasi Lansia

Batasan Lansia menurut WHO meliputi usia pertengahan middle age antara 45-59 tahun, usia lanjut Elderly antara 60-74 tahun dan usia lanjut tua Old antara 75-90 tahun, serta usia sangat tua very old diatas 90 tahun Nugroho, 2008 . Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun prasenilis , seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih lansia , seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih lansia resiko tinggi , lansia yang mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang jasa lansia Potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain atau lansia tidak potensial Maryam, 2008 . 2.1.2. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, mental, psikologi Nugroho, 2008.

2.1.2.1. Perubahan-perubahan Fisik

a. Sel Sel menjadi berkurang jumlahnyalebih sedikit, ukuran sel lebih besar, jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang, proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun, jumlah sel otak menurun, mekanisme perbaikan sel terganggu, otak menjadi atropi, beratnya berkurang hingga 5-10 Nugroho, 2008. Universitas Sumatera Utara b. Sistem Persyarafan Sistem panca indra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat dalam merespon dan waktu bereaksi khususnya yang berhubungan dengan stress. Berkurang atau hilangnya lapisan myelin akson, sehingga menyebabkan berkurangnya respon motorik dan reflek Nugroho, 2008. c. Sistem Pendengaran Gangguan pendengaran, membran timpani menjadi artropi menyebabkan otosklerosis, terjadi pengumpalan serumen, fungsi pendengaran semakin menurun, tinnitus, vertigo Nugroho, 2008. d. Sistem Penglihatan Spingter pupil timbul sklerosis dan respon terhadap sinar menghilang, kornea lebih berbentuk speris bola, lensa lebih suram kekeruhan pada lensa, menjadi katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam gelap, penurunan hilangnya daya akomodasi, dengan manifestasi presbiopia, seseorang sulit melihat dekat yang dipengaruhi berkurangnya elastisitas lensa, lapang pandang menurun, daya membedakan warna menurun Nugroho, 2008. e. Sistem Kardiovaskuler Katup jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas dinding aorta menurun, kemampuan jantung memompa darah menurun 1 setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, curah jantung menurun, kehilangan elastisitas pembuluh darah, kinerja Universitas Sumatera Utara jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan pendarahan, tekanan darah meningkat akibat resistensi pembuluh darah perifer meningkat Nugroho, 2008. f. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh Yang sering ditemui antara lain temperature tubuh menurun hipotermia secara fisiologis lebih kurang ± 35ºC ini akibat metabolism yang menurun,keterbatasan reflex menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak seningga terjadi penurunan aktivitas otot Nugroho, 2008. g. Sistem Pernapasan Otot pernapasan mengalami kelemahan akibat atropi, kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, aktivitas silia menurun, paru kehilangan elastisitas, ukuran alveoli melebar, berkurangnya elastisitas bronkus, oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbon dioksida pada arteri tidak berganti, reflek dan kemampuan untuk batuk berkurang, sensitivitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun, sering terjadi emfisema senilis Nugroho, 2008. h. Sistem Pencernaan Kehilangan gigi, indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis, atropi indra pengecap +80, hilangnya sensitivitas saraf pengecap di lidah, terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas saraf pengecap terhadap rasa asin, asam dan pahit, esophagus melebar, rasa lapar menurun, peristaltik lemah, fungsi absorbsi melemah, hati semakin mengecil dan tempat menurun, aliran darah berkurang Nugroho, 2008. Universitas Sumatera Utara i. Sistem Reproduksi Pada wanita terjadi penciutan ovary, uterus, payudara, vulva mengalami atropi, selaput lender vagina menurun sedangkan pada pria testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun ada penurunan secara berangsur-angsur Nugroho, 2008. j. Sistem Genitourinaria Ginjal mengecil, aliran darah ke ginjal menurun,penyaringan di glomerulus menurun,dan fungsi tubulusmenurun sehingga kemampuan mengonsentrasi urine ikut menurun Nugroho, 2008. k. Sistem Integument Kulit mengerut atau keriput,permukaan kulit cendrung kusam, kasar dan bersisik, timbul bercak pigmentasi, terjadi perubahan pada daerah sekitar mata, respon terhadap trauma menurun, mekanisme proteksi kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, jumlah dan fungsi kelenjar keringat berkurang Nugroho, 2008. l. Sistem Musculoskeletal Tulang kehilangan densitas cairan dan semakin rapuh, permukaan sendi tulang penyangga rusak dan aus, gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas,gangguan gaya berjalan, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis Nugroho, 2008. Universitas Sumatera Utara 2.2. Penyakit Jantung Koroner 2.2.1. Definisi