Sistem aktivitas dalam pembangunan pertanian

Teori dari Maslow ini kemudian dimodifikasi dengan teori Herbert G. Hicks, hingga mencakup individu sebagai faktor yang menentukan dalam motivasi dan perilaku Hicks dalam Winardi, 2004:17. Gambar berikut merupakan Teori Maslow yang dimodifikasi oleh beberapa pakar lainnya. GAMBAR 2.3 MOTIVASI INDIVIDU

2.2.5. Sistem aktivitas dalam pembangunan pertanian

Dalam kamus tata ruang, sistem adalah metode, metodologi, prosedur, teori, skema, teknik, perangkat atau unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Aktivitas adalah pola, cara atau gerak memenuhi kepentingan manusia atau sekelompok orang atau masyarakat dalam ruang. Sistem aktivitas kota adalah cara manusia dan lembaganya seperti lembaga rumah tangga, lembaga perusahaan, lembaga pemerintahan dan lain-lain mengorganisasikan berbagai aktivitas dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya dan berinteraksi satu dengan lainnya dalam waktu dan ruang. STIMULUS PERILAKU SANG INDIVIDU Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Sumber: Winardi, 2004 Aktivitas wilayah merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan dari pengembangan wilayah dan merupakan suatu pengembangan yang terpadu dengan memanfaatkan saling keterkaitan antar sektor yang membentuk struktur ruang wilayah. Wilayah sebagai wadah kegiatan ekonomi memiliki peran penting bagi wilayahnya sendiri maupun daerah di sekitar wilayah. Memahami sistem aktivitas wilayah, pola perilaku manusia merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terhadap perkembangan wilayah, yaitu sistem kegiatan yang menyangkut hubungan yang lebih komplek cross relationship dengan berbagai sistem kegiatan yang lain, baik dengan perorangan, kelompok dan lembaga. Kondisi ini akan menciptakan Linkage pertalian yang sangat banyak dalam sistem kegiatan. Manajemen produksi bertujuan mengatur penggunaan resourcer faktor-faktor produksi yang ada, baik yang berupa lahan, tenaga kerja, mesin-mesin dan perlengkapan sedemikian rupa, sehingga proses produksi dapat berjalan degnan efektif dan efisien. Pertalian di dalam sistem dapat diartikan sebagai hubungan antara berbagai pihak lembaga perorangan dan kelompok yang tercermin dalam proses yang berulang-ulang dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu dan di dalamnya terdapat pergerakan penduduk, barang, informasi atau gabungan antara elemen- elemen tersebut. Unsur-unsur pokok dari sistem produksi ada tiga Tarigan, 2004 yaitu 1 sumber daya alam yang tersedia tanah, 2 sumber daya insani jumlah penduduk, dan 3 Stok komoditas modal yang ada. Sumber daya alam merupakan wadah yang paling mendasar dalam kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian. Sumber daya insani jumlah penduduk mempunyai peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output. Ada 2 faktor penunjang penting di balik proses akumulasi modal bagi terciptanya pertumbuhan output yaitu a makin meluasnya pasar dan b adanya tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan minimal. Dalam sistem produksi input dapat berupa komoditas atau jasa, begitu juga dengan output yang dihasilkan setelah melalui proses transformasi dapat berupa komoditas atau jasa. Visi pembangunan pertanian dirumuskan sebagai ”Terwujudnya masyarakat yang sejahtera khususnya petani melalui pembangunan sistem agribisnis dan usaha- usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralis.” Pembangunan sistem agribisnis merupakan pembangunan yang mengintegrasikan pembangunan sektor pertanian dalam arti luas dengan pembangunan industri dan jasa terkait dalam suatu kluster industri industrial cluster yang mencakup 5 sub sistem yaitu: a. Aspek dukungan produksi agroinput seperti pembibitan, teknologi, mesin, pupuk, obat pakan ternak, dan lain sebagainya yang selama ini menjadi kendala dalam pertanian di Indonesia. b. Aspek peningkatan produksi seperti perubahan dari pertanian subsisten menjadi komersial berorientasi pasar, produksi massal, disertai pengembangan teknologi pertanian dan komoditi unggulan yang saling terkait. c. Aspek agroindustri seperti peningkatan daya produksi masyarakat dan lahan melalui pengembangan industri turunan pertanian untuk meningkatkan nilai tambah, lapangan kerja, pemanfaatan limbah pertanian d. Aspek pemasaran seperti kemampuan membaca peluang pasar regional, nasional maupun internasional serta kemampuan bekerjasama untuk menembus pasar lokal. e. Aspek kebijakan pembangunan seperti kebijakan policy dan pendanaan yang memerlukan campur tangan pemerintah, baik bersumber dari dalam maupun dari luar serta adanya kebijakan pengembangan teknologi melalui penelitian. Kebijakan juga menyangkut perencanaan tata ruang, pelaksanaan, dan kepatuhan pengendaliannya. f. Aspek pendukung operasional seperti ketersediaan infrastruktur dan fasilitas serta pelatihan. Pengembangan sistem hanya akan dapat dilakukan melalui pengembangan sub sistem-sub sistem itu terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar di bawah ini: Sumber: Kristianto, 2002 GAMBAR 2.4 KONSEP SISTEM AGRIBISNIS Sebelum diuraikan konsep, maka perlu dicapai kesepahaman mengenai agrobisnis. Agrobisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem hulu, usaha tani, hilir dan penunjang. Menurut Saragih, 1998 dalam Pasaribu 1999, batasan agrobisnis adalah sistem yang utuh dan saling terkait di antara seluruh kegiatan ekonomi yaitu subsistem agrodasar, subsitem agribisnis budidayausaha tani, subsistem agribisnis hilir pengolahan dan pemasaran, subsistem jasa dan penunjang agribisnis yang terkait langsung dengan pertanian. Agribisnis diartikan MARKET INFORMATION INTELLEGENCE AGROINPUT Dasar AGROPRODUCTION Usaha Tani AGRO INDUSTRY Pengolahan AGRO MARKETING - ECONOMY - POLITICS - SOCIO-CULTURAL - LEGAL POLICY - TECHNOLOGY - COMPETITION - EXTERNAL FORCES QUALITY QUANTITY FIRM RESOURCES HUMAN RESOURCES LEGAL POLICY FINANCE TRADE INDUSTRY R D TECHNOLOGY INFRA STUCTURE PRICE sebagai sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan: 1 pra panen, 2 panen, 3 pasca panen, dan 4 pemasaran. Sebagai sebuah sistem, kegiatan agribisnis tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling menyatu dan saling terkait. Terputusnya salah satu bagian akan menyebabkan timpangnya sistem tersebut. Sedangkan kegiatan agribisnis melingkupi sector pertanian, termasuk perikanan dan peternakan, serta bagian dari sektor industri. Sektor pertanian dan perpaduan antara kedua sektor inilah yang akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik secara nasional Gunawan Sumodiningrat, 2000 Meskipun sudah banyak yang telah dilakukan pemerintah dalam upaya mengembangkan agribisnis, tetapi masih terdapat berbagai kendala, terutama dalam menjaga kualitas produk yang memenuhi standar pasar internasional serta kontinuitas produksi sesuai dengan permintaan pasar maupun untuk mampu mendukung suatu industri hilir dari produksi pertanian. Salah satu alternatif untuk menjaga kontinuitas dari kualitas produk adalah dengan mengembangkan kegiatan agribisnis di suatu wilayah yang disesuaikan dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki atau mungkin dikembangkan. Pengembangan agribisnis di setiap daerah harus disertai dengan pengembangan organisasi ekonomi, khususnya rakyat petani, agar manfaat ekonomi yang dihasilkan dapat benar-benar dinikmati oleh rakyat dan daerah. Di masa lalu, rakyat petani bahkan daerah sentra-sentra agribisnis hanya menikmati nilai tambah dari subsistem on farm agribisnis yang umumnya relatif kecil. Nilai tambah yang paling besar, yakni pada subsistem agribisnis hulu dan hilir, dinikmati oleh para pedagang atau pengusaha luar daerah. Hal inilah yang menyebabkan mengapa pendapatan petani tetap rendah dan ekonomi daerah sentra-sentra agribisnis kurang berkembang. Di masa yang akan datang, para petani harus diikutsertakan untuk menikmati nilai tambah pada subsistem agribisnis hulu dan hilir melalui usaha patungan joint venture dengan pengusaha swasta ataum BUMNBUMD yang saat ini telah eksis pada subsistem tersebut.

2.2.6. Pertanian dan Kemiskinan