Teknik Sampling Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Kebutuhan Data

1.6.2.3. Teknik Penyajian data

Setelah diolah, data disajikan dalam bentuk tabel, grafik maupun bentuk narasi yang mampu memberikan informasi yang mudah dipahami. Mantra 2003:45 menjelaskan proses penyajian data adalah sebagai berikut: Sumber: Mantra, 2003 dimodifikasi

1.6.2.4. Teknik Sampling

Sebelum menentukan sampel di wilayah penelitian perlu diketahui terlebih dahulu populasi penelitian. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga Singarimbun, 1995:152. Populasi merupakan keseluruhan penduduk atau individu yang dimaksudkan untuk diselidiki. Pendapat lain mengatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari ukuran-ukuran tentang sesuatu yang ingin kita buat inferensi. Dalam hal ini populasi berkenaan dengan data bukan pada orangnya atau bendanya Nazir, 2003:327. Berdasarkan pendapat tersebut maka yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan individu atau seluruh gejala atau seluruh peristiwa yang akan diselidiki yang mempunyai karakteristik spesifik sebagai sumber data dan sebagai batasan generalisasi dari hasil penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini sebagaimana telah dibatasi dalam lingkup spasial penelitian yaitu Petani di Kabupaten Demak Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti Arikunto, 2006: 131. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk mengefisienkan waktu, tenaga, dan Data Pengolahan Keluaran biaya. Sampel yang akan diambil dalam penelitian harus mewakili populasi, dimana semakin heterogen kondisi populasi maka semakin besar sampel yang dibutuhkan. Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai 4 sifat yaitu 1 dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti, 2 dapat menentukan presisi precision dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku standar dari taksiran yang diperoleh, 3 sederhana, hingga mudah dilaksanakan, dan 4 dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya Teken dalam Singarimbun, 1989:150. Pengambilan sampel adalah pemilihan sejumlah item yang ada dengan tujuan mempelajari sebagian item tersebut untuk mewakili seluruh itemnya. Dengan meneliti sebagian dari populasi yang ada diharapkan dapat diperoleh suatu hasil yang dapat menggambarkan seluruh populasi yang bersangkutan. Mengingat terbatasnya tenaga, waktu dan dana yang dimiliki, untuk menentukan responden yang dijadikan sampel, dipakai beberapa teknik yaitu: a. Sampel bertujuan atau purposive sample Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara seperti ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Menurut Suharsimi Arikunto, syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam teknik pengambilan purposive sample adalah sebagai berikut: - Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. - Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi key subjectis - Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan. Teknik purposive sample digunakan untuk menentukan kecamatan yang menjadi responden dan pengambil kebijakan Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan, PPL. b. Teknik random sampling acak yaitu teknik pemilihan sampel tanpa memilih atau melihat sampel yang mau diambil. Peneliti mencampur semua subjek di dalam populasi, sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian, peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan chance dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel. Menurut Suharsimi Arikunto, untuk sekedar “ancer-ancer”, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari 1 kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana, 2 sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, dan 3 besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar prosentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri- ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi. Teknik random sampling acak digunakan untuk menentukan sampel petani yang menjadi responden. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan formula dari Slovin dalam Sevilla, 1993:163 yaitu: 2 1 Ne N n + = Dimana n = ukuran sampel, N = ukuran populasi dan e 2 = nilai kritis batas ketelitian yang diinginkan. Dalam hal ini batas ketelitian yang dipakai dalam menentukan jumlah sample adalah 10 . Berdasarkan formulasi tersebut maka bila jumlah total petani di empat kecamatan yang menjadi sampel adalah 41.178 orang, maka ukuran sampelnya adalah: 2 1 Ne N n + = 1 , 178 . 41 1 178 . 41 2 X n + = n = 99,76 dibulatkan menjadi 100 c. Teknik sampel proporsional Teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik random sampling di atas. Teknik ini dilakukan karena banyaknya subjek yang terdapat di setiap kecamatan yang menjadi sampel tidak sama. Sehingga untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap kecamatan yang menjadi sampel harus sebanding dengan jumlah subjek dari setiap kecamatan yang menjadi sampel. Dari data yang ada, diperoleh jumlah sampel sebagai berikut: TABEL I.4. PENENTUAN JUMLAH RESPONDEN PETANI DI WILAYAH PENELITIAN Jumlah Petani Jumlah Pembulatan 1 Dempet 10.867 26,39 27 2 Gajah 11.648 28,29 28 3 Karanganyar 10.820 26,28 26 4 Kebonagung 7.843 19,05 19 41.178 100 100 Sumber: Analisis Peneliti, 2008 No. Kecamatan Sampel Jumlah

1.6.3. Metode Analisis