Gambaran Umum Daerah Penelitian

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Aspek Geografis

a. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 kecamatan, terletak antara 110 0 40’-110 0 70’ Bujur Timur dan 7 0 28’-7 0 46’ Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten ini adalah 77.378,64 Ha dan ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan air laut serta beriklim tropis dengan temperatur

22 0 -31 0 C. Batas-batas wilayah Kabupaten Karanganyar antara lain : Sebelah Utara

: Kabupaten Sragen

Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi (Propinsi Jawa Timur) Sebelah Selatan

: Kabupaten Sukoharjo dan Wonogiri Sebelah Barat

: Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali

b. Wilayah Administrasi dan Luas Daerah Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 kecamatan dengan luas

wilayah 77.378,64 Ha atau 773,78 km 2 .

Tabel 4.1 Persentase Luas Wilayah per-Kecamatan di Kabupaten

Luas Wilayah

Jatipuro Jatiyoso Jumapolo Jumantono Matesih Tawangmangu Ngargoyoso Karangpandan Karanganyar Tasikmadu Jaten Colomadu Gondangrejo Kebakkramat Mojogedang Kerjo Jenawi

Sumber : BPS, Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2009 Kecamatan Tawangmangu adalah wilayah yang paling luas dengan

persentase yang paling tinggi yaitu 9,05% dan luas 70,03 km 2 . Sedangkan kecamatan yang mempunyai wilayah paling sempit adalah Kecamatan

Colomadu dengan luas 15,64 km 2 .

c. Jenis dan Penggunaan Tanah Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha, yang terdiri dari luas tanah sawah 22.465,11 Ha dan luas tanah kering 54.912,53 Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 12.922,74 Ha, irigasi non teknis 7.586,76 Ha, dan tidak berpengairan 1.955,61 Ha. Tanah sawah di Kabupaten Karanganyar pada umumnya dipergunakan untuk usaha pertanian. Apalagi Kabupaten Karanganyar mempunyai daerah yang c. Jenis dan Penggunaan Tanah Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha, yang terdiri dari luas tanah sawah 22.465,11 Ha dan luas tanah kering 54.912,53 Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 12.922,74 Ha, irigasi non teknis 7.586,76 Ha, dan tidak berpengairan 1.955,61 Ha. Tanah sawah di Kabupaten Karanganyar pada umumnya dipergunakan untuk usaha pertanian. Apalagi Kabupaten Karanganyar mempunyai daerah yang

Tabel 4.2 Luas dan Prosentase Tanah Kering Menurut Penggunaannya

Penggunaan

Luas (Ha)

Persentase (%)

Pekarangan/Bangunan Tegalan/Kebun Padang Gembala Tambak/kolam

Sumber : BPS, Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2009 Dari data diatas dapat dilihat bahwa luas tanah di Kabupaten Karanganyar

paling besar digunakan untuk pekarangan/bangunan yaitu sebesar 53,95% atau seluas 21.197,69 Ha. Sedangkan luas tanah kering yang digunakan tegalan/kebun yaitu seluas 17.847,48 Ha atau sebesar 45,42%. Tanah kering ini juga digunakan untuk usaha pertanian sebagai padang gembala dan tambak/kolam.

2. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk di Kabupaten Karanganyar berdasarkan registrasi tahun 2009 sebanyak 872.821 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 433.840 jiwa dan perempuan 438.981 jiwa. Dibandingkan dengan tahun 2008, maka terdapat pertambahan penduduk sebanyak 7.241 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,84%.

Tabel 4.3 Jumlah penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten

Karanganyar Tahun 2005-2009

Tahun

Jumlah Penduduk

Pertumbuhan Penduduk

Sumber: BPS, Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2009

3. Keadaan Pertanian di Kabupaten Karanganyar Pertanian tanaman bahan makanan merupakan salah satu sektor dimana produk dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat. Kabupaten Karanganyar sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi cukup baik bagi pengembangan tanaman agro industri.

Produksi padi sawah di Kabupaten Karanganyar sebanyak 221.674 ton, jagung sebanyak 22.877 ton, ubi kayu sebanyak 99.175 ton dan kacang tanah sebanyak 8.230 ton. Sebagian tanah di Kabupaten Karanganyar merupakan tanah pegunungan atau perbukitan yang sangat potensial untuk tanaman sayur-sayuran seperti bawang merah, bawang putih, kobis, sawi, cabe, tomat, buncis dan sebagainya.

Kabupaten Karanganyar dengan luas 77.378,64 Ha, 30% diantaranya adalah tanah sawah dan tanah tegalan 10%. Tanah tegalan yang ada ini dimanfaatkan petani untuk pertanian tanaman yang membutuhkan sedikit air. Tanaman yang biasanya dibudidayakan adalah tanaman seperti jagung, ubi kayu maupun sayur-sayuran di tanah tegalan. Sedangkan tanah sawah ditanami dengan padi atau jenis tanaman buah dan

sayur (hortikultura) seperti tomat, cabe, brokoli, mentimun, terung, bawang, maupun wortel. Meskipun jenis tanaman hortikultura ini memberikan keuntungan yang lebih besar dari tanaman padi, tetapi petani masih menjadikan padi sebagai tanaman utama. Hal ini disebabkan karena usaha tani padi tidak memerlukan modal untuk biaya produksi sebesar biaya untuk penanaman holtikultura. Selain itu, kurangnya pengetahuan petani mengenai pertanian holtikultura juga sangat mempengaruhi petani dalam memilih tanaman untuk pertanian mereka. Kurangnya pengetahuan para petani ini menyebabkan mereka berpikir bahwa usaha tani tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan usah tani padi yang mereka kerjakan selama bertahun-tahun.

Meskipun demikian, banyak petani yang tetap memiliki usaha tani tanaman holtikultura. Hal ini juga disebabkan karena tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan menanam padi. Salah satu usaha tani yang terus diusahakan pada saat ini adalah usaha tani jamur, yaitu usaha tani yang dilaksanakan di lahan kering dengan mendirikan terlebih dahulu rumah jamur untuk penataan bibitnya.

Tabel 4.4 Jumlah Petani Jamur di Kabupaten Karanganyar

No

Kecamatan

Jumlah Petani (org)

Jatipuro Jatiyoso Jumapolo Jumantono Matesih Tawangmangu Ngargoyoso Karangpandan Karanganyar Tasikmadu Jaten Colomadu Gondangrejo Kebakkramat Mojogedang Kerjo Jenawi

Sumber : Data Primer 2011, diolah

Dari tabel diatas diperoleh data sebagian besar kecamatan di Kabupaten Karanganyar terdapat usaha tani jamur, yaitu sebanyak 15 kecamatan dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Usaha tani jamur merupakan usaha yang tingkat kesulitannya lebih rendah daripada penanaman holtikultura lainnya. Usaha tani jamur ini hanya membutuhkan irigasi yang sedikit. Hal ini disebabkan karena tanaman jamur tidak mebutuhkan air dalam skala besar, hanya membutuhkan lingkungan basah/lembab saja. Usaha tani jamur ini dilakukan di dalam rumah jamur atau yang sering disebut rumah kumbung. Bibit jamur dalam bentuk log (kantong plastik) yang memiliki berat kurang lebih satu kilo ini, ditata di dalam rumah jamur. Kemudian perawatan yang dilakukan oleh petani yaitu menjaga lingkungan rumah kumbung agar selalu Dari tabel diatas diperoleh data sebagian besar kecamatan di Kabupaten Karanganyar terdapat usaha tani jamur, yaitu sebanyak 15 kecamatan dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Usaha tani jamur merupakan usaha yang tingkat kesulitannya lebih rendah daripada penanaman holtikultura lainnya. Usaha tani jamur ini hanya membutuhkan irigasi yang sedikit. Hal ini disebabkan karena tanaman jamur tidak mebutuhkan air dalam skala besar, hanya membutuhkan lingkungan basah/lembab saja. Usaha tani jamur ini dilakukan di dalam rumah jamur atau yang sering disebut rumah kumbung. Bibit jamur dalam bentuk log (kantong plastik) yang memiliki berat kurang lebih satu kilo ini, ditata di dalam rumah jamur. Kemudian perawatan yang dilakukan oleh petani yaitu menjaga lingkungan rumah kumbung agar selalu

Jenis tanaman jamur yang banyak ditanam di wilayah ini adalah jenis tiram dan kuping. Tetapi, meskipun dua jenis jamur ini berbeda, produktivitas tanaman jamur ini tidak memberikan perbedaan yang mencolok. Hanya saja, harga dari masing-masing jamur yang dihasilkan berbeda.

Tabel 4.5 Harga Beberapa Jamur di Kabupaten Karanganyar

No

Jenis Jamur

Harga Bibit Jamur per log

(Rp)

Harga per kg Produk Jamur (Rp) Bentuk Basah Bentuk Kering

Jamur Tiram Jamur Kuping

1000-1200 1000-1200

6000-7000 6000-7000

- 40000-50000

Sumber : Data primer 2011, diolah

Untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi, petani memberikan pengairan yang cukup untuk menjaga kelembaban rumah jamur. Hal ini sangat mempengaruhi hasil produksinya, karena tanaman jamur ini membutuhkan kelembaban air yang merupakan kebutuhan utamanya selain perawatan yang baik dari petani sendiri. Sehingga sebagian petani di beberapa kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang tingkat kelembaban udaranya rendah akan lebih intensif dalam perawatan tanaman jamurnya dibandingkan petani di Kecamatan yang tingkat kelembabannya tinggi.

Sistem penjualan hasil produksi di wilayah ini bermacam-macam. Diantaranya adalah dengan penjualan hasil produksi dalam kondisi jamur masih basah. Penjualan berupa jamur basah ini dilakukan oleh petani yang menanam jenis tiram. Sedangkan jenis kuping ada yang dijual dalam Sistem penjualan hasil produksi di wilayah ini bermacam-macam. Diantaranya adalah dengan penjualan hasil produksi dalam kondisi jamur masih basah. Penjualan berupa jamur basah ini dilakukan oleh petani yang menanam jenis tiram. Sedangkan jenis kuping ada yang dijual dalam