Pengujian Hipotesis

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis.

1. Uji Hipotesis I dan II

Hasil uji hipotesis I dan II dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Pearson Correlations

Produktivitas Kerja Gaya Kepemimpinan Disiplin Kerja Produktivitas Kerja Gaya Kepemimpinan Disiplin Kerja Produktivitas Kerja Gaya Kepemimpinan Disiplin Kerja

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

Produktivitas

Kerja

Gaya Kepemim pinan

Disiplin Kerja

Sumber: data primer yang diolah (2012)

a. Pengujian Hipotesis I

1) Berdasarkan tabel Pearson Correlation di atas bisa dilihat bahwa nilai r hitung antara variabel gaya kepemimpinan (X 1 ) dan produktivitas kerja

commit to user

r tabel untuk N = 32 adalah 0,349. Apabila dibandingkan maka didapat r hitung > r tabel yakni 0,706 > 0,349. Oleh karena itu, maka Ho ditolak dan

Ha diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara gaya kepemimpinan (X 1 ) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y).

b. Pengujian Hipotesis II

1) Berdasarkan tabel Pearson Correlation di atas bisa dilihat bahwa nilai r hitung antara variabel disiplin kerja (X 2 ) dengan produktivitas kerja karyawan (Y) adalah 0,610 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan nilai r tabel untuk N = 32 adalah 0,349. Apabila dibandingkan maka didapat r hitung > r tabel yakni 0,610 > 0,349. Oleh karena itu, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial

antara disiplin kerja (X 2 ) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y).

2. Uji Hipotesis III

Hasil uji hipotesis III dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7. Hasil Perhitungan ANOVA

ANOVA b

Regression Residual Total

Model 1

Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Sumber: data primer yang diolah (2012) Berdasarkan tabel ANOVA di atas bisa dilihat bahwa nilai F hitung antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah 29,061 signifikansi 0,000. Sedangkan nilai F tabel untuk df1= 2 dan df2= 29 adalah 3,33. Apabila dibandingkan maka didapat F hitung > F tabel , yakni 29,061 > 3,33. Oleh karena

commit to user

signifikan secara bersama-sama antara variabel gaya kepemimpinan (X 1 ) dan disiplin kerja (X 2 ) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y).

3. Analisis Regresi Linear Ganda

Persamaan regresi diperoleh dari hasil penghitungan data yang ada pada tabel coefficient. Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi

Koefisien

Nilai Probabilitas Konstanta

6,468

0,355

gaya kepemimpinan (X 1 )

0,759

0,000

disiplin kerja (X 2 )

0,480

0,001 Sumber: data primer yang diolah (2012)

Berdasarkan tabel Koefisien Regresi di atas, maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Ŷ = 6,468 + 0,759X 1 + 0,480 X 2

Keterangan: Ŷ : Produktivitas Kerja Karyawan

X 1 : Gaya Kepemimpinan

X 2 : Disiplin Kerja Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Konstanta / intersep sebesar 6,468 secara matematis menyatakan bahwa jika nilai variabel bebas X 1 dan X 2 sama dengan nol maka nilai Y adalah 6,468. Damodar Gujarati (2006) mengatakan bahwa nilai intersep tidak selalu berarti karena seringkali jangkauan nilai variabel bebas tidak memasukkan nol sebagai salah satu nilai yang diamati.

b. Koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan (X 1 ) sebesar 0,759 artinya gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel produktivitas kerja karyawan. Sedangkan koefisien 0,759 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel gaya kepemimpinan dengan asumsi variabel

commit to user

karyawan sebesar 0,759 unit.

c. Koefisien regresi variabel disiplin (X 2 ) sebesar 0,480 artinya disiplin kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel produktivitas kerja

karyawan. Sedangkan koefisien 0,480 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel disiplin kerja dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan produktivitas kerja karyawan sebesar 0,480 unit.

Berdasarkan hasil penghitungan pada model summary diperoleh angka R Square adalah sebesar 0,667. Hal ini berarti 66,7% produktivitas kerja karyawan dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100% - 66,7% = 33,3%) selebihnya sebesar 33,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Adapun hasil perhitungan dari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE) didapatkan hasil perhitungan SR gaya kepemimpinan (X 1 ) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y) sebesar 60,4% dan SR disiplin kerja (X 2 ) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y) sebesar 39,6%. Sedangkan SE X 1 terhadap Y = 40,3% dan SE X 2 terhadap Y = 26,4%.

4. Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dan penafsiran pengujian hipotesis, maka selanjutnya dikemukakan kesimpulan pengujian hipotesis. Kesimpulan pengujian hipotesis yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis I Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka hipotesis dengan menggunakan uji r untuk menguji hipotesis secara parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai r hitung untuk variabel gaya kepemimpinan

(X 1 ) = 0,706 dan r tabel = 0,349. Karena r hitung >r tabel atau 0,706 > 0,349 maka hipotesis I diterima. (Lampiran 26). Hal ini berarti bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas kerja

commit to user

bahwa “Ada pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Assalaam Hypermarket Kartasura” dapat

diterima kebenarannya.

b. Hipotesis II Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka hipotesis dengan menggunakan uji r untuk menguji hipotesis secara parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai r hitung untuk disiplin kerja (X 2 ) = 0,610 dan r rabel = 0,349. Karena r hitung > r tabel atau 0,610 > 0,349 maka hipotesis I diterima. (Lampiran 26). Hal ini berarti bahwa disiplin kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Dengan demikian Hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa

“Ada pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada Assalaam Hypermarket Kartasura” dapat diterima kebenarannya.

c. Hipotesis III Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka hipotesis secara

simultan antara prediktor terhadap kriterium menggunakan uji F. Berdasarkan perhitungan diperoleh F hitung diperoleh nilai F hitung = 29,061 dan F tabel = 3,33 karena F hitung > F tabel atau 29,061 > 3,33 maka hipotesis III diterima. (Lampiran 27). Ini berarti bahwa gaya kepemimpinan dan disiplin kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Dengan demikian Hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada Assalaam Hypermarket Kartasura” dapat diterima kebenarannya.

commit to user

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja

Hasil analisis regresi memperoleh persaaman sebagai berikut: Ŷ = 6,468 + 0,759.X 1 + 0,480.X 2. Persamaan menunjukkan bahwa produktivitas kerja dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh

pimpinan terhadap karyawan dan disiplin kerja yang dimiliki karyawan.

Hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan uji r menunjukkan bahwa ada pengaruh positif gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja. Hal terbukti dari nilai r hitung > r tabel (0,706 > 0,349) pada taraf signifikansi 5%. Artinya tinggi rendahnya produktivitas kerja ditentukan oleh sesuai atau tidaknya gaya kepemimpinan yang diterapkan terhadap karyawan. Semakin tepat gaya kepemimpinan, maka semakin tinggi pula produktivitas kerja.

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang lain tersebut mau melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/pemimpin tersebut. Kepemimpinan juga didefinisikan sebagai kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan (Wursanto, 2003: 91).

Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, menata organisasi, dan mengkomunikasikan visi. Jadi kepemimpinan berarti suatu proses kegiatan seseorang dalam hal memimpin, membimbing dan mempengaruhi, perasaan dan tingkah laku terhadap orang lain. Pemimpin yang berhasil adalah mereka yang selain memiliki kemampuan pribadi tertentu juga mampu membaca keadaan anak buah atau bawahan dan lingkungan. Yang harus diketahui tentang bawahan adalah kematangan mereka, sebab ada kaitan antara gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan dengan tingkat

commit to user

atau pengaruh yang memadai. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang memperhatikan

karyawan dan proses produksinya. Gaya kepemimpinan yang positif menghendaki adanya arahan, bimbingan dan perlindungan yang lebih besar dari pimpinan. Kepemimpinan yang baik mampu mempengaruhi aktivitas orang lain. Pemimpin yang efektif harus mampu mengadaptasi gaya perilaku mereka terhadap kebutuhan karyawan dan situasi kerja (Anoraga, 2003: 67)

Semakin baik pimpinan dapat dapat beradaptasi atau menyesuaikan gaya kepemimpinan, maka cenderung akan makin efektif pula mereka dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Karyawan cenderung bersedia mengikuti pemimpin yang dipandang dapat menyediakan sarana untuk mencapai tujuan, keinginan dan kebutuhannya. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi merupakan suatu konsep yang dapat dirubah dan didorong. Kegiatan yang dilakukan oleh karyawan tentunya didorong oleh motivasi dalam diri orang tersebut, motivasi inilah yang hendaknya dapat dipengaruhi oleh pimpinan.

2. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji r menunjukkan bahwa ada pengaruh positif disiplin kerja terhadap produktivitas kerja. Hal terbukti dari nilai r hitung >r tabel (0,610 > 0,349) pada taraf signifikansi 5%. Artinya tinggi rendahnya produktivitas kerja ditentukan oleh tinggi rendahnya disiplin kerja karyawan. Semakin tinggi disiplin kerja karyawan, maka semakin tinggi pula produktivitas kerja.

Penerimaan hipotesis kedua tersebut sesuai dengan pendapat Alex Nitisemito (2000: 124) bahwa tujuan utama dari disiplin bukanlah hanya sekedar menuruti perintah atau aturan saja. Patuh terhadap perintah dan aturan merupakan bentuk disiplin jangka pendek. Sedangkan tujuan disiplin jangka panjang adalah disiplin yang tidak hanya didasarkan pada kepatuhan terhadap

commit to user

mendisiplinkan diri sendiri sebagai salah satu ciri kedewasaan individu. Kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri terwujud dalam bentuk

pengakuan terhadap hak dan keingian orang lain, dan mau mengambil bagian dalam memikul tanggung jawab sosial secara manusiawi. Hal inilah yang sesunguhnya menjadi hakekat dari disiplin.

Kedisiplinan dapat membentuk ketaatan, ketekunan, kegiatan, sikap kelakuan, sikap hormat dari karyawan terhadap peraturan yang telah disepakati dengan pihak perusahaan. Produktivitas kerja dapat terpenuhi apabila tenaga kerja dapat bekerja secara disiplin, yaitu mampu memenuhi standar kerja, norma–norma atau aturan yang telah direncanakan dan ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sikap mental tersebut perlu ditanamkan dan dibentuk sejak dini, karena apabila disiplin kerja karyawan dapat ditingkatkan maka produktivitas kerja akan semakin meningkat.

3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja Terhadap