Hasil Penelitian

A. Hasil Penelitian

1. Identitas Responden

Identitas responden merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi umum dari responden peternak lebah madu di Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang yang masih aktif beternak lebah madu pada saat dilakukannya penelitian. Identitas responden yang dikaji dalam penelitian ini meliputi : umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota yang aktif dalam usaha, status usaha, lama usaha, volume usaha dan sumber modal.

Tabel 7. Karakteristik Responden Anggota Paguyuban Peternak Lebah

Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang

No. Uraian

Rata-Rata Responden

1. Umur (tahun)

48

2. Tingkat pendidikan (tahun)

12

3. Jumlah anggota keluarga (orang)

4. Jumlah anggota yang aktif dalam usaha (orang)

5. Status usaha Utama (orang)

24

Sampingan (orang)

6. Lama usaha (tahun)

19

7. Jumlah kotak lebah (stup)

90

8. Sumber modal Sendiri (orang)

30 Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 1

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa umur rata-rata responden termasuk dalam umur produktif yaitu 48 tahun, sedangkan tingkat pendidikan rata-rata adalah 12 tahun atau setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendidikan formal sangat diperlukan bagi responden karena akan memperngaruhi pola pikir dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan usaha lebah madu. Jumlah anggota

commit to user

anggota keluarga yang aktif dalam usaha lebah madu adalah 1 orang. Sebagian besar responden menjadikan usaha lebah madu sebagai usaha utama, sedangkan usaha sampingaanya adalah sebagai buruh, pedagang, tukang dan lain-lain. Lama usaha lebah madu responden rata- rata adalah 19 tahun, hal ini menunjukkan bahwa usaha lebah madu sudah lama diusahakan sehingga responden sudah mempunyai pengalaman dalam memproduksi madu. Jumlah kotak lebah yang dimiliki oleh responden rata-rata sebanyak 90 stup atau kotak lebah, dimana tiap masing-masing stup berisi 6-8 sisir atau koloni lebah.

Modal yang digunakan untuk usaha lebah madu merupakan modal yang cukup besar, namun responden lebih banyak menggunakan modal sendiri. Modal tersebut biasanya digunakan untuk kebutuhan pakan lebah dan biaya transportasi saat melakukan pindahan atau angon. Bila modal sendiri kurang, peternak biasanya meminjam dari peternak lain, jadi jarang menggunakan jasa bank untuk melakukan pinjaman uang modal. Dalam usaha lebah madu ada budaya gotong royong pada saat angon dan masa panen, sehingga dapat meringankan biaya transportasi dan tenaga kerja.

2. Bahan Pakan Lebah Madu

Usaha lebah madu dilakukan selama satu tahun dimana selama satu tahun dibedakan menjadi dua masa yaitu masa paceklik pada bulan Desember-Mei dan masa panen pada bulan Juni-November. Pada masa paceklik peternak perlu memberikan pakan tambahan yang berupa gula, karena pada masa ini sulit sekali untuk mendapatkan tanaman yang sedang berbunga sebagai pakan lebah. Dalam satu tahun rata-rata peternak membutuhkan hampir dua ton gula sebagai bahan pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan ini tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi untuk mempertahankan kehidupan lebah. Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan gula dan air dengan perbandingan 1:1. Selain pemberian pakan tambahan peternak juga harus melakukan pindahan atau angon untuk mencari lokasi yang banyak terdapat tanaman yang

commit to user

produksi agar tidak menurun secara drastis.

3. Peralatan Usaha Lebah Madu

Peralatan yang digunakan dalam budidaya lebah madu diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Stup atau kotak lebah adalah peralatan utama dalam beternak lebah madu, yaitu sebagai tempat tinggal koloni lebah. Stup terbuat dari bahan kayu dengan ketebalan 2 cm, kayu tidak berbau, tahan lama dan mudah didapat. Keuntungan digunakannya stup adalah setiap koloni lebah dapat diperiksa setiap saat dengan cara mengangkat sisiran-sisiran satu per satu.

b. Penyangga stup adalah peralatan yang digunakan untuk menyangga kotak lebah, satu penyangga stup biasanya digunakan untuk menyangga dua kotak lebah.

c. Pondasi sarang adalah peralatan yang digunakan untuk mempercepat pembangunan sarang.

d. Ekstraktor adalah peralatan yang digunakan untuk memeras madu dari sisiran koloni lebah.

e. Penyekat adalah peralatan yang digunakan untuk menyekat lebah ratu dan berfungsi untuk mempercepat pembangunan sarang.

f. Pengungkit adalah peralatan yang digunakan untuk membantu mengangkat sisiran yang melekat kuat pada stup.

g. Pollen trap adalah peralatan yang digunakan untuk memanen pollen dan diletakkan pada pintu keluar masuk lebah yang ada pada kotak lebah.

h. Sikat lebah adalah peralatan yang terbuat dari bahan ekor kuda dan digunakan untuk membersihkan sisiran dari sisa madu yang masih menempel.

i. Masker adalah peralatan semacam kain yang digunakan sebagai pengaman wajah dari sengatan lebah. j. Drum adalah peralatan yang digunakan untuk tempat madu yang telah dipanen atau diperas dari ekstraktor.

commit to user

Tahap-tahap dari proses budidaya lebah madu dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. Bagan Proses Budidaya Lebah Madu

Syarat utama yang harus dipenuhi dalam budidaya lebah adalah ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. Dalam satu koloni tidak boleh lebih dari satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk memimpin koloni. Untuk peternak yang baru akan memulai usaha, dapat mempersiapkan 5-10 kotak lebah yang dibeli dari perusahaan lebah atau tetangga yang sudah mengusahakan ternak lebah.

Pemilihan lokasi budidaya yang tepat merupakan langkah awal keberhasilan dalam melakukan budidaya lebah madu, karena madu yang dihasilkan sangat bergantung pada ketersediaan makanan lebah. Adapun makanan lebah yang lengkap terdiri dari nektar dan tepung sari. Penggembalaan lebah dilakukan secara berpindah-pindah untuk memperoleh bunga dari suatu tanaman. Seorang peternak lebah harus giat

Persiapan koloni lebah madu

Pemilihan lokasi atau tempat yang banyak terdapat makanan lebah terdiri dari nektar dan tepungsari

Pemeliharaan koloni lebah madu terdiri dari :

- Pemeliharaan kebersihan - Pemeliharaan dari hama dan

penyakit yang menyerang lebah - Pemberian pakan tambahan

Pemanenan madu

commit to user

banyak terdapat bunga sebagai pakan lebah. Jarak antara lokasi penempatan stup dengan sumber pakan sekitar 1 km sehingga para peternak melakukan sistem pindahan atau angon agar tersedia pakan yang cukup untuk lebah. Ketika musim paceklik, pemeliharaan lebah dengan memberikan pakan tambahan berupa gula untuk mempertahankan kehidupan lebah.

Lebah termasuk serangga yang menyukai kebersihan, sehingga dalam hal ini peternak harus melakukan pemeliharaan dengan membersihkan kotak lebah dari kotoran yang menutupi lubang sarang. Dalam membuka kotak lebah diperlukan kehati-hatian dan kesabaran karen jika tidak maka lebah akan terganggu dan dapat menyerang, jika perlu menggunakan asap sedikit demi sedikit untuk menjinakkan lebah.

Pemeliharaan lebah dari hama dan penyakit juga harus dilakukan. Hama yang menyerang lebah biasanya adalah kutu, untuk membunuh kutu tersebut biasanya peternak menggunakan kapur barus dan belerang. Kapur barus sebagai bahan penarik kutu agar mendekat dengan belerang dan kutu akan mati, selain itu juga dapat menggunakan obat hama khusus berupa rotras.

Pemanenan madu dilakukan apabila sel-sel sarang madu telah tertutup oleh lapisan lilin, umumnya madu yang siap dipanen setelah 1-2 minggu musim bunga. Hal tersebut dilakukan agar kualitas madu baik, karena jika memanen madu terlalu muda maka akan cepat mengalami peragian sehingga rasa madu akan asam, dan jika memanen madu terlalu masak akan lebih sulit dikeluarkan dari sel-sel sarang karena madu akan mengkristal. Pemanenan madu biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari yaitu pada saat lebah melakukan aktivitas mencari makan. Saat memanen, sebaiknya posisi tidak berdiri di depan pintu rumah lebah karena bisa mengganggu aktivitas lebah. Usaha budidaya lebah madu, selain menghasilkan madu juga menghasilkan produk lain yaitu royal jelly dan bee pollen. Ketika memanen madu juga akan memanen royal jelly, karena

commit to user

tradisional royal jelly diambil langsung dengan cara memotong sel-sel larva dari sarang lebah. Sel yang paling banyak mengandung royal jelly adalah sel larva calon ratu berumur tiga hari. Pemanenan bee pollen dengan menggunakan pollen trap. Pollen trap diletakkan pada pintu keluar masuk kotak lebah, sehingga pollen yang dibawa oleh lebah pekerja akan menempel pada pollen trap.

5. Pemasaran Madu

Pemasaran produk madu biasanya dijual ke pedagang pengumpul dan Pusat Apiari Madu Pramuka yang juga terletak di Kabupaten Batang. Madu dijual per kilo dalam bentuk curah dan diletakkan dalam wadah drum. Harga madu per kilo berbeda-beda tergantung jenis madunya. Madu kapuk biasanya dijual dengan harga Rp40.000,00-Rp42.000,00 per kilo. Madu karet per kilonya dijual dengan harga Rp30.000,00- Rp35.000,00. Madu rambutan per kilonya dijual dengan harga Rp35.000,00- Rp38.000,00 dan madu kopi dijual dengan harga Rp35.000,00- Rp40.000,00 per kilo. Selain itu, ada beberapa peternak yang menjual madu dalam produk kemasan botol untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara langsung. Di samping madu, peternak juga menjual produk lain yaitu royal jelly yang dijual dengan harga Rp700.000,00-Rp750.000,00 per kilo dan bee pollen yang dijual dengan harga Rp70.000,00- Rp72.000,00 per kilo.

6. Analisis Usaha

a. Biaya

Biaya yang dimaksud adalah seluruh biaya yang digunakan dalam usaha lebah madu baik biaya yang benar-benar dikeluarkan maupun biaya yang tidak secara langsung dikeluarkan. Biaya tersebut terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variabel. Biaya tetap meliputi biaya penyusutan peralatan dan biaya bunga modal sendiri. Biaya variabel

commit to user

lahan, biaya pemasaran, biaya pengemasan dan biaya keamanan kas desa. Tabel 8. Rata-rata Biaya Tetap Usaha Lebah Madu Anggota Paguyuban

Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang

No. Biaya Tetap Rata-Rata Per Tahun Persentase (%)

1. Penyusutan peralatan

Rp 5.703.356,15

69,27

2. Bunga modal sendiri

100 Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 4

Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa rata-rata biaya tetap anggota paguyuban peternak lebah bunga alam lestari adalah sebesar Rp8.233.205,99/tahun. Biaya tetap tersebut terdiri dari biaya penyusutan peralatan sebesar Rp 5.703.356,15/tahun dan biaya bunga modal sendiri sebesar Rp 2.529.849,83/tahun. Biaya tetap terbesar yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu adalah biaya penyusutan peralatan yaitu sebesar 69,27%. Peralatan usaha lebah madu seperti penyangga stup rata-rata mempunyai umur ekonomis 8 tahun, kotak lebah rata-rata mempunyai umur ekonomis 6 tahun, sarang pondasi rata-rata mempunyai umur ekonomis 6 tahun, sikat lebah rata-rata mempunyai umur ekonomis 5 tahun, masker rata-rata mempunyai umur ekonomis 5 tahun dan drum rata- rata mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Sedangkan peralatan yang mempunyai umur ekonomis lebih lama seperti ekstraktor rata-rata mempunyai umur ekonomis 16 tahun, pengungkit rata-rata mempunyai umur ekonomis 16 tahun, penyekat rata-rata mempunyai umur ekonomis

15 tahun dan pollen trap rata-rata mempunyai umur ekonomis 14 tahun. Untuk perhitungan biaya bunga modal sendiri menggunakan suku bunga riil 6,5% per tahun. Penggunaan nilai suku bunga riil adalah data dari Bank Indonesia bulan Desember tahun 2010, karena peternak mulai menyediakan modal uangnya setelah musim panen yaitu dimulai tiap bulan Desember.

commit to user

Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang

No. Biaya Variabel Rata-Rata Per Tahun Persentase (%)

1. Biaya tenaga kerja

Rp 20.054.666,67

32,37

2. Biaya saprodi

Rp 22.673.133,33

36,59

Bahan pakan (gula)

3. Biaya transportasi

Rp 7.953.333,33

12,84

4. Biaya sewa lahan

Rp 2.933.333,33

4,73

5. Biaya pemasaran

Bahan bakar

Rp 5.203.333,33

6. Biaya keamanan dan

kas desa

100 Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 7

Berdasarkan Tabel 9, rata-rata biaya variabel usaha lebah madu adalah sebesar Rp 61.963.633,33/tahun. Biaya tersebut terdiri dari biaya tenaga kerja sebesar Rp 20.054.666,67/tahun, biaya saprodi sebesar Rp22.673.133,33/tahun meliputi biaya pakan sebesar Rp 22.520.833,33 dan biaya obat-obatan sebesar Rp 152.300,00, biaya transportasi sebesar Rp 7.953.333,33/tahun, biaya sewa lahan sebesar Rp 2.933.333,33/tahun, biaya pemasaran sebesar Rp 5.915.833,33 meliputi biaya bahan bakar sebesar Rp 5.203.333,33/tahun dan biaya pengemasan sebesar Rp 712.500,00./tahun serta biaya keamanan kas desa sebesar Rp 2.433.333,33/tahun. Biaya variabel terbesar yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu adalah biaya saprodi yaitu sebesar 36,59%. Biaya saprodi tersebut terdiri dari biaya pakan dan obat-obatan. Dalam usaha lebah madu, pakan selama masa paceklik untuk lebah harus benar-benar mencukupi agar dapat menjaga kelangsungan hidup lebah.

commit to user

Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang

No. Jenis Biaya Rata-Rata Per Tahun Persentase (%)

1. Biaya tetap

Rp 8.233.205,99

11,73

2. Biaya variabel

100 Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 9

Berdasarkan Tabel 10, rata-rata biaya total usaha lebah madu adalah sebesar Rp 70.196.839,32/tahun. Biaya tersebut terdiri dari biaya tetap sebesar Rp 8.233.205,99/tahun dan biaya variabel sebesar Rp61.963.633,33/tahun. Biaya total terbesar yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu adalah biaya variabel yaitu sebesar 88,27%, sedangkan biaya tetapnya hanya 11,73%.

b. Penerimaan

Penerimaan yang dimaksud adalah seluruh penerimaan yang diterima dalam usaha lebah madu. Penerimaan dalam usaha lebah madu diperoleh dari jumlah produk madu yang terjual dikalikan dengan harga dari produk madu tersebut.

Tabel 11. Rata-rata Penerimaan Usaha Lebah Madu Anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang

No. Jenis Penerimaan Rata-Rata Per Tahun Persentase (%)

1. Madu kapuk

Rp 34.953.333,33

31,49

2. Madu rambutan

Rp 31.005.000,00

27,93

3. Madu karet

Rp 26.065.000,00

23,48

4. Madu kopi

Rp 12.851.666,67

11,58

5. Royal jelly

Rp 3.048.166,67

2,75

6. Bee pollen

100 Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 8

Berdasarkan Tabel 11, rata-rata penerimaan dalam usaha lebah madu adalah sebesar Rp 110.994.833,33/tahun. Penerimaan tersebut diperoleh dari penjualan madu kapuk sebesar Rp 34.953.333,33/tahun, madu rambutan sebesar Rp 31.005.000,00/tahun, madu karet sebesar Rp26.065.000,00/tahun, madu kopi sebesar Rp 12.851.666,67/tahun, royal

commit to user

Rp3.071.666,67/tahun. Penerimaan terbesar diperoleh dari penjualan madu kapuk sebesar 31,49% dan penerimaan terkecil dari penjualan royal jelly sebesar 2,75%. Walaupun harga royal jelly mahal yakni per kilonya mencapai Rp 750.000,00, namun peternak jarang yang secara sengaja memproduksi royal jelly karena untuk memproduksi royal jelly membutuhkan proses yang sulit dan waktnya lama.

c. Keuntungan

Keuntungan usaha lebah madu diperoleh dari penerimaan usaha lebah madu dikurangi biaya total yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu. Profitabilitas usaha lebah madu diperoleh dari persentase perbandingan antara keuntungan dengan biaya total usaha lebah madu.

Tabel 12. Rata-rata Keuntungan Usaha Lebah Madu Anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang

No. Uraian Rata-Rata Per Tahun

1. Biaya total

58,12% Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 10

Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa rata-rata keuntungan yang

diperoleh dari usaha

lebah madu adalah sebesar Rp40.797.994,01/tahun. Rata-rata tingkat keuntungan atau profitabilitas yang diperoleh dari usaha lebah madu adalah sebesar 58,12% sehingga usaha lebah madu dikatakan menguntungkan dan profitabel.

d. Efisiensi Usaha

Efisiensi usaha lebah madu diperoleh dari perbandingan antara penerimaan usaha lebah madu dengan biaya total yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu.

commit to user

Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang

No. Uraian Rata-Rata Per Tahun

1. Biaya total

3. R/C rasio

1,58 Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 10

Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa nilai R/C rasio sebesar 1,58 yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu akan didapatkan penerimaan 1,58 kali dari biaya yang telah dikeluarkan dalam usaha lebah madu.

e. Kontribusi Pendapatan

Kontribusi pendapatan diperoleh dari persentase perbandingan antara pendapatan usaha lebah madu dengan pendapatan total rumah tangga. Besarnya pendapatan dihitung dari total penerimaan usaha lebah madu dikurangi biaya mengusahakan usaha lebah madu. Biaya yang digunakan untuk menghitung pendapatan adalah biaya total dikurangi biaya bunga modal sendiri.

Tabel 14. Rata-rata Kontribusi Pendapatan Usaha Lebah Madu Anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang

No. Uraian Rata-Rata Per Tahun

1. Biaya mengusahakan

3. Pendapatan usaha lebah madu

Rp 43.327.843,85

4. Pendapatan total rumah tangga

Rp 68.727.843,85

5. Kontribusi pendapatan

63,04% Sumber : Diadopsi dan diolah dari lampiran 11

Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa kontribusi pendapatan usaha lebah madu sebesar 63,04% yang berarti bahwa usaha lebah madu memberikan kontribusi pendapatan sebesar 63,04% terhadap pendapatan total rumah tangga.

commit to user

1. Analisis Usaha Lebah Madu

Analisis usaha lebah madu pada dasarnya menggunakan konsep komersial, sehingga dalam hal ini semua biaya dalam usaha lebah madu diperhitungkan baik biaya yang benar-benar dikeluarkan maupun biaya yang tidak sebenarnya dikeluarkan. Usaha lebah madu merupakan usaha yang dilakukan selama satu tahun dimana selama satu tahun dibedakan menjadi dua masa yaitu masa paceklik atau masa pemeliharaan pada bulan desember-mei dan masa panen pada bulan juni-november. Dalam hal ini penelitian dilakukan terhadap usaha lebah madu pada tahun 2011.

Biaya yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu adalah biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variabel. Biaya tetap meliputi biaya penyusutan peralatan dan biaya bunga modal sendiri. Kedua biaya tetap tersebut sebenarnya tidak benar-benar dikeluarkan, namun karena usaha lebah madu menggunakan konsep keuntungan sehingga biaya tersebut harus diperhitungkan. Biaya penyusutan peralatan dihitung dengan metode garis lurus yaitu harga beli alat dikurangi dengan nilai sisa dari alat tersebut kemudian dibagi umur ekonomis alat tersebut. Rata-rata besarnya biaya penyusutan adalah Rp 5.703.356,15/tahun. Untuk biaya bunga modal sendiri dihitung dengan mengalikan modal untuk pembelian peralatan dengan suku bunga riil. Rata-rata besarnya biaya bunga modal sendiri adalah Rp 2.529.849,83/tahun. Rata-rata biaya tetap dalam usaha lebah madu sebesar Rp 8.233.205,99/tahun.

Biaya variabel meliputi biaya tenaga kerja, biaya saprodi, biaya transportasi, biaya sewa lahan, biaya pemasaran dan biaya keamanan kas desa. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan oleh masing-masing peternak berbeda-beda untuk melakukan usaha lebah madu. Hal tersebut terjadi karena jumlah stup dan koloni lebah yang dimiliki oleh masing- masing peternak berbeda-beda sehingga sangat mempengaruhi dalam proses pemeliharaan baik untuk biaya saprodi maupun biaya tenaga kerja. Biaya saprodi merupakan biaya variabel terbesar yang dikeluarkan dalam

commit to user

untuk membeli pakan tambahan sebesar Rp 22.520.833,33 dan biaya obat- obatan sebesar Rp 152.300,00. Biaya terbesar kedua adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 20.054.666,67/tahun dimana tenaga kerja dibedakan menjadi empat yaitu dalam proses pemeliharaan, pemindahan, panen dan pengemasan. Biaya transportasi sebesar Rp 7.953.333,33/tahun digunakan untuk melakukan pindahan atau angon lebah agar lebah dapat tetap memperoleh pakan alami sehingga produksi madu tidak berkurang. Biaya sewa lahan sebesar Rp 2.933.333,33/tahun digunakan untuk menyewa lahan atau lokasi angon lebah. Biaya pemasaran terdiri dari biaya yang dikeluarkan dalam memasarkan madu yaitu biaya bahan bakar untuk menjual madu kepada pedagang pengumpul sebesar Rp5.203.333,33/tahun dan biaya pengemasan sebesar Rp 712.500,00/tahun serta biaya keamanan dan kas desa sebesar Rp 2.433.333,33/tahun. Rata-rata besarnya biaya variabel yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu sebesar Rp 61.963.633,33/tahun, sehingga rata-rata biaya total yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu adalah sebesar Rp 70.196.839,32/tahun.

Penerimaan dalam usaha lebah madu tidak hanya madu, tetapi ada produk lain yaitu royal jelly dan bee pollen. Namun, untuk royal jelly dan bee pollen tidak menghasilkan penerimaan yang cukup besar karena untuk memproduksi keduanya membutuhkan proses yang sulit dan waktu yang lama. Biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi royal jelly dan bee pollen sudah termasuk dalam biaya usaha lebah madu, karena dalam budidaya lebah madu selain menghasilkan madu juga menghasilkan produk lain yaitu royal jelly dan bee pollen. Jenis madu yang dihasilkan juga ada beberapa jenis seperti madu kapuk, madu rambutan, madu karet dan madu kopi. Penerimaan yang diperoleh dari usaha lebah madu berbeda-beda antara peternak yang satu dengan yang lainnya. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan antara jumlah stup yang dimiliki oleh masing-masing peternak. Selain itu kualitas produk madu yang dihasilkan juga berbeda-beda sehingga dapat mempengaruhi harga dari produk madu

commit to user

adalah Rp 110.994.833,33/tahun. Analisis usaha lebah madu menggunakan konsep keuntungan, sehingga biaya bunga modal sendiri, biaya penyusutan dan biaya tenaga kerja dalam yang merupakan biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan juga diperhitungkan. Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total usaha lebah madu dengan biaya total usaha lebah madu. Dari hasil analisis bahwa usaha lebah madu memberikan rata-rata keuntungan sebesar Rp 40.797.994,01/tahun dan rata-rata profitabilitas yang diperoleh dari usaha lebah madu adalah sebesar 58,12%. Tingkat profitabilitas usaha lebah madu lebih dari 0, sehingga berdasarkan kriteria usaha lebah madu menguntungkan dan profitabel. Hasil analisis tersebut sesuai dengan hipotesis yang diambil bahwa usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang menguntungkan dan profitabel.

Efisiensi usaha atau R/C rasio merupakan perbandingan antara penerimaan usaha lebah madu dengan biaya total yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu. Dari hasil analisis nilai R/C rasio sebesar 1,58 yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan dalam usaha lebah madu akan didapatkan penerimaan 1,58 kali dari biaya yang telah dikeluarkan dalam usaha lebah madu. Nilai R/C rasio usaha lebah madu lebih dari 1 sehingga berdasarkan kriteria usaha lebah madu sudah efisien. Hasil analisis tersebut sesuai dengan hipotesis yang diambil bahwa usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang sudah efisien.

Kontribusi pendapatan merupakan prosentase dari perbandingan antara pendapatan usaha lebah madu dengan pendapatan total rumah tangga. Besarnya pendapatan dihitung dari total penerimaan usaha lebah madu dikurangi biaya mengusahakan usaha lebah madu. Biaya yang digunakan untuk menghitung pendapatan adalah biaya total dikurangi biaya bunga modal sendiri. Dari hasil analisis kontribusi pendapatan usaha

commit to user

hipotesis yang diambil bahwa usaha lebah madu anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang memberikan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan rumah tangga anggota Paguyuban Peternak Lebah Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang.

2. Permasalahan Dalam Usaha Lebah Madu

Ada beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh peternakdalam melakukan usaha lebah mdu, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Faktor alam atau keadaan cuaca yang tidak menentu akan sangat mempengaruhi produksi madu.

b. Semakin sempitnya lahan yang digunakan untuk angon atau menggembalakan lebah dan banyak pohon penghasil pakan lebah yang ditebang dan tidak ditanami lagi terutama tanaman randu, sehingga peternak harus sering melakukan pindahan agar lebah dapat memperoleh pakan alami dari tanaman berbunga. Hal tersebut akan menambah biaya usaha lebah madu karena biaya transportasinya juga bertambah.

c. Belum adanya sentra penjualan madu dari paguyuban kepada pedagang pengumpul, sehingga ketika panen raya peternak kesulitan untuk memasarkan produk madunya.

d. Semakin banyaknya madu palsu yang dijual di toko-toko, dengan harga yang sangat murah sehingga sangat mengganggu kualitas madu yang asli.

e. Belum adanya media informasi kepada masyarakat tentang manfaat budidaya lebah madu, sehingga ada lokasi yang terdapat banyak bunga tidak boleh ditempati untuk angon lebah, padahal lebah tidak merusak bunga-bunga justru membantu penyerbukan bunga.

commit to user