Pandangan Masyarakat atas Keberadaan Anak Jalanan Kebutuhan dasar Anak Jalanan

36 1 Korban eksploitasi pekerjaan dan seks 2 Rawan kecelakaan lalu lintas 3 Ditangkap petugas 4 Konflik dengan anak lain 5 Terlibat tindakan criminal 6 Ditolak masyarakat lingkungannya 9. Kebutuhan anak jalanan : 1 Aman dalam keluarga 2 Bantuan usaha 3 Pendidikan bimbingan keluarga 4 Gizi dan kesehatan 5 Hubungan harmonis dengan orangtua, keluarga dan masyarakat

2.3.1 Pandangan Masyarakat atas Keberadaan Anak Jalanan

Secara umum masyarakat memandang bahwa masalah anak jalanan merupakan masalah yang sangat kompleks bahkan ia membentuk sebuah lingkaran yang berujung the vicious circle yang sulit dilihat ujung pangkalnya. Kalangan aparat hukum, polisi misalnya, memandang bahwa payung kebijakan yang dapat digunakan untuk menangani anak jalanan belum ada. Mereka sulit untuk melakukan tindakan hukum berhubung tidak adanya undang-undang khusus mengenai Universitas Sumatera Utara 37 anak jalanan seperti misalnya Peraturan Daerah, Peraturan Pusat atau yang lainnya sehingga dirasa sulit untuk mengadakan pencegahan agar anak-anak tidak berada di jalan. Selanjutnya tokoh agama berpandangan bahwa munculnya masalah anak jalanan merupakan wujud dari tidak optimalnya pengelolaan zakat baik zakat mal, zakat fitrah, dan lainnya. Mereka mengharapkan agar dana zakat dapat dikelola sebaik mungkin agar disalurkan kepada mustahik dan dapat dimanfaatkan sebaik-sebaiknya oleh mereka Mujiyadi.DKK, 2011 Disamping itu, kalangan akademisi memandang bahwa masalah anak jalanan merupakan masalah yang berkaitan dengan bagaimana hubungan antara pemerintah kota dengan daerah penyangga. Menurut mereka, penanganan masalah anak jalanan harus melibatkan juga aparat pemerintah pada daerah penyangga. Pemda DKI, misalnya, juga harus mengalokasikan dana pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat di Tangerang, Bekasi, dan daerah penyangga lainnya. Terakhir, aktifis Lembaga Swadaya Masyarakat LSM memandang bahwa penanganan anak jalanan harus dilakukan dengan melibatkan institusi sekolah, rumah singgah, dan pemberdayaan keluarga dengan memberikan modal usaha keluarga Mujiyadi.DKK, 2011.

2.3.2 Kebutuhan dasar Anak Jalanan

Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang mencakup kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual. Anak jalanan, sebagai bagian dari manusia, juga memiliki kebutuhan seperti tersebut di atas. Namun demikian, sesuai Studi Kebutuhan Pelayanan Anak Jalanan dengan perkembangan usianya maka anak jalanan memiliki kekhususan kebutuhan. Kekhususan dimaksud juga merupakan manifestasi dari hak anak Mujiyadi.DKK, 2011. Universitas Sumatera Utara 38 Dalam Undang Undang Perlindungan Anak dan juga rekomendasi Konvensi Hak Anak menyebutkan bahwa anak mempunyai hak dasar yang meliputi hak untuk hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi. Oleh karenanya pemenuhan kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual juga merupakan upaya pemenuhan hak anak dimaksud. Semua pihak tentu saja berkewajiban untuk memenuhi hak anak dimaksud Mujiyadi.DKK, 2011. Seperti manusia pada umumnya, anak juga mempunyai berbagai kebutuhan: jasmani, rohani dan sosial. Menurut Abraham H. Maslow, kebutuhan manusia itu mencakup: kebutuhan fisik udara, air, makan, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk menyayangi dan disayangi, kebutuhan untuk penghargaan, kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri dan bertumbuh. Sebagai manusia yang tengah tumbuh-kembang, anak memiliki keterbatasan untuk mendapatkan sejumlah kebutuhan tersebut yang merupakan hak anak. Orang dewasa termasuk orang tuanya, masyarakat dan pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak anak tersebut. Permasalahannya adalah orang yang berada di sekitarnya termasuk keluarganya seringkali tidak mampu memberikan hak-hak tersebut Mujiyadi.DKK, 2011. Seperti misalnya pada keluarga miskin, keluarga yang pendidikan orang tua rendah, perlakuan salah pada anak, persepsi orang tua akan keberadaan anak, dan sebagainya. Pada anak jalanan, kebutuhan dan hak-hak anak tersebut tidak dapat terpenuhi dengan baik. Untuk itulah menjadi kewajiban orang tua, masyarakat dan manusia dewasa lainnya untuk mengupayakan upaya perlindungannya agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi secara optimal Mujiyadi.DKK, 2011. Universitas Sumatera Utara 39

2.3.3 Penanganan Masalah Anak Jalanan