waktu dan sulit untuk melaksanakan salah satu peran karena hadirnya peran yang lain. Tuntutan pekerjaan berasal dari beban kerja yang berlebihan dan waktu,
seperti adanya deadline. Tuntutan keluarga berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan menjaga anak.Tuntutan
keluarga ditentukan oleh komposisi keluarga, besarnya keluarga dan jumlah anggota keluarga yang memiliki ketergantungan terhadap anggota yang lain
Yang, Chen, Choi Zhou, 2000. Jadi work-family conflict merupakan konflik yang terjadi pada seseorang
akibat ketidakmampuan menyeimbangkan tuntutan dalam keluarga dan pekerjaan. Kehadiran salah satu peran dapat menyebabkan kesulitan dalam memenuhi
tuntutan peran yang lain sehingga individu sulit untuk membagi waktu dan sulit untuk melaksanakan kewajiban dari salah satu peran karena hadirnya peran yang
lain.
2. Bentuk-Bentuk Work-Family Conflict
Greenhause dan Beutell 1985 menggambarkan tiga bentuk work-family conflict, yaitu:
a. Time-based conflict Time-based conflict merupakan konflik yang terjadi karena waktu yang
digunakan untuk memenuhi salah satu peran tidak dapat digunakan untuk menjalankan peran lainnya, artinya pada saat yang bersamaan seseorang yang
mengalami konflik peran ganda tidak bisa melakukan dua atau lebih peran sekaligus. Waktu yang digunakan seseorang untuk melaksanakan salah satu peran
Universitas Sumatera Utara
tidak akan dapat digunakan untuk melaksanakan peran yang lain. Time based conflict memiliki dua bentuk yaitu: a tuntutan waktu dari peran yang satu
membuat individu secara fisik tidak dapat memenuhi ekspetasi dari peran yang lain, b adanya tuntutan waktu dapat menyebabkan individu terokupasi dengan
peran yang satu, pada saat seharusnya individu mencoba untuk memenuhi tuntutan peran lain. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan satu peran akan
menyisakan sedikit waktu untuk mengerjakan peran yang lain Bartolome Evans, dalam Greenhause Beutell, 1985.
b. Strain-based conflict Strain-based conflict yaitu ketegangan atau keadaan emosional yang
dihasilkan oleh satu peran yang menyulitkan seseorang untuk memenuhi tuntutan peran yang lain. Ketegangan peran bisa termasuk stres, tekanan darah meningkat,
kecemasan, keadaan emosional, dan sakit kepala. Strain-based conflict muncul pada saat ketegangan yang diakibatkan dari menjalankan peran yang satu
mempengaruhi performa individu dalam menjalankan peran yang lain. Peran- peran tersebut menjadi bertentangan karena ketegangan akibat peran yang satu
dapat membuat individu lebih sulit memenuhi tuntutan perannya yang lain. c. Behavior-based conflict
Behavior-based conflict yaitu konflik yang muncul ketika suatu tingkah laku yang efektif untuk satu peran tetapi tidak efektif digunakan untuk peran yang lain.
Ketidakefektifan tingkah laku ini dapat disebabkan oleh kurangnya kesadaran individu terhadap akibat dari tingkah lakunya terhadap orang lain. Perilaku-
Universitas Sumatera Utara
perilaku yang diharapkan muncul pada saat menjalankan peran yang satu terkadang bertentangan dengan ekspetasi dari peran yang lain. Ketidaksesuaian
dapat terjadi karena adanya perbedaan norma dan harapan antara kedua peran.
C. SINGLE PARENT