91
2. Ketransmigrasian.
Penyelenggaraan program penempatan transmigrasi mulai dari Prapelita, Pelita dan era Otonomi Daerah di Provinsi Kalimantan Timur telah
membangun Unit Permukiman dan Penempatan Transmigrasi sebanyak 249 UPT Unit Permukiman Transmigrasi. Kemudian penempatnan transmigrasi sebanyak
78.050 KK dengan jumlah jiwa sebanyak ± 313.838 Jiwa transmigran atau 10,67 dari penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2006.
Tahun 2007 program penyiapan permukiman dan penempatan transmigrasi sebanyak 360 KK, yaitu lokasi Sesayap Kab. Berau 150 KK, dan
Tepian Langsat 210 KK. Ada pun tujuan program permukiman adalah pemenuhan daya tampung, serta membina transmigrasi sebanyak 4.831 KK yang
tersebar di 21 lokasi.
Pembangunan sektor transmigrasi selama ini juga merupakan salah satu program nasional yang telah memberikan konstribusi yang cukup berarti
terhadap pembangunan daerah, dan mendorong terbentuknya pemerintahan yang baru pemekaran setingkat kabupaten maupun kecamatan. Mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan pembangunan sektor transmigrasi adalah diuraikan sebagai berikut.
a. Terbukanya aksesbilitas antarkabupatenkota maupun berkembangnya
wilayah kota karena adanya pembangunan sarana dan prasarana permukiman transmigrasi, dimana sebelumnya harus ditempuh melalui air
laut dan sungai, dan atau sebelumnya berstatus desa menjadi kelurahan. Keadaan demikian dapat diuraikan seperti berikut.
1. Lempake, Palaran, Muara Jawa, Sendang Sari, Makroman dll
memberikan konstribusi dalam pemekaran wilayah Kota Samarinda. 2.
Arah Samarinda ke Bontang dihubungkan dengan eks pembangunan permukiman transmigrasi Lempake, Tanjung Santan
yaitu Sp.2, 3, 4,
3. Arah Samarinda ke Kabupaten Kutai Barat dihubungkan dengan eks
pembangunan permukiman transmigrasi Rimba Ayu, Jonggon, Resak, Muara Siram dll.
4. Arah Bontang ke Kutai Timur dan selanjutnya mengakses ke Kab.
Berau, Kab. Bulungan, dihubungkan dengan eks pembangunan permukiman transmigrasi Rantau Pulung, Tepian Langsat, Muara
Ancalong, Muara Wahau, Sangkulirang, Labanan, Jelerai selor, Talisayan dll.
5. Arah SamarindaBalikpapan ke Kab. Pasir selanjutnya mengakses
ke Banjarmasin dihubungkan dengan eks pembangunan permukiman transmigrasi Petung, SebakungWaru, Long Kali, Long
Ikis dll.
b. Pembangunan permukiman transmigrasi telah mendorong ter-bentuknya
pusat pemerintahan yang baru tingkat kecamatan seperti berikut. 1.
Kecamatan Tenggarong Seberang Eks UPT Teluk Dalam dan eks UPT Separi.
2. Kecamatan Palaran eks UPT Palaran, Sendang Sari dll.
3. Kecamatan Sepaku eks UPT Sepaku, Semoi.
92 4.
Kecamatan Babulu eks UPT Babulu, Sebakung. 5.
Kecamatan Labanan eks UPT Labanan. 6.
Kecamatan Salim Batu eks UPT Salim Batu. 7.
Kecamatan Kaliorang eks UPT Kaliorang dan Kaubun 8.
Kecamatan Muara Wahau eks UPT Ma.Wahau dan Pantun. 9.
Kecamatan Sebuku eks UPT Nunukan Sebuku. 10.
Kecamatan Sambaliung eks UPT Sukan Tengah, dll. c.
Dalam era otonomi daerah telah mendorong terbentuknya pusat pemerintahan baru tingkat kabupaten seperti berikut.
1. Kabupaten Nunukan eks UPT SebukuNunukan.
2. Kabupaten Kutai Timur eks UPT Ra. Pulung, Ma. Wahau,
Sangkulirang, Pengadan, Rantau Pulung, Muara Ancalong, Tepian langsat dll.
3. Kabupaten Kutai Barat eks UPT Resak, Siram, Long Iram, dll.
4. Kabupaten Penajam Paser Utara Eks UPT Sebakung, Sepaku,
Sungai Riko, Petung, Gunung Intan dll. d.
Sejak Otonomi Daerah pelaksanaan program transmigrasi dilakukan dengan sistem kerjasama antardaerah. Sampai saat ini, Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi pengirim seperti Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Lampung, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
B. Isu Strategis