Kehutanan Kondisi Saat Ini

70

B. Isu Strategis

1. Belum adanya jaminan kepastian usaha dan kepastian hukum dalam berusaha; 2. Kurangnya kemitraan antara BUMD dangan mitra usaha lainnya dalam membuka peluang usaha dan penggalian sumber PAD.

20. Kehutanan

A. Kondisi Saat Ini

1. Kehutanan

Berdasarkan penunjukan kawasan hutan dan perairan Provinsi Kalimantan Timur, adalah seluas 14.651.553 ha. Rinciannya adalah Hutan Konservasi seluas 2.165.198 Hutan Cagar Alam seluas 173.272 ha, Hutan Taman Nasional seluas 1.930.076 ha, Hutan Wisata Alam seluas 61.850 ha, Hutan Lindung seluas 2.751.702 ha, Hutan Produksi Terbatas 4.612.965 ha dan Hutan Produksi seluas 5.121.688 ha. Luas kawasan hutan seluas 14.651.553 ha tersebut, telah ditata batas temu gelang seluas 699.315,93 ha 4,77 dengan panjang batas 15.167,95 km. Di lokasi lain telah di tata batas sepanjang 11.870,94 km, karena dalam bentuk batas parsial belum temu gelang, maka belum dapat ditetapkan luasnya. Sampai tahun 2007 lahan kritis seluas 6.402.472 ha yang terdiri dalam kawasan hutan seluas ± 4.202.472 ha dan di luar kawasan hutan seluas ± 2.200.000 ha. Keadaan ini terjadi karena disebabkan oleh pembalakan liar, pembalakan yang belum sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan, perambahan hutan, reklamasi areal eks tambang yang belum optimal, kebakaran hutan dan lahan. Oleh karena itu, upaya rehabiitasi hutan dan reboisasi perlu ditangani secara serius. Pemanfaatan hutan alam sampai tahun 2007 terdapat 92 unit pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam IUPHHK-HA dengan luas konsesi 7.119.503 ha. Pelaksanaan pengelolaan hutan oleh pemegang IUPHHK-HA, berdasarkan penilaian lembaga Penilai Independen baru ± 14 . Oleha sebab itu pemegang IUPHHK-HA memperoleh nilai sedang – sangat baik, yang selebihnya bernilai buruk. Oleh karena itu diperlukan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan hutan oleh pemegang IUPHHk-HA agar terwujud hutan lestari. Dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi produksi, produksi kayu bulat dari IUPHHK-HA cenderung 71 menurun yang disebabkan antara lain penurunan potensi karena kebakaran hutan dan perambahan hutan Hutan Tanaman Industri HTI sampai tahun 2007 terdapat 21 Unit pemegang IUPHHK-HT dengan luas konsesi ± 1.099.618 ha. Pembangunan hutan tanaman merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam rangka menanggulangi kekurangan bahan baku pada industri kehutanan sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan. Namun, dalam pelaksanaannya berjalan lambat dan belum dapat diandalkan karena masih banyak IUPHHK-HT yang belum berproduksi. Sejak diterbitkan Inpres Nomor 04 Tahun 2005 tentang Pemberantasan Penebangan Kayu secara Illegal di Kawasan Hutan dan Peredarannya di seluruh Wilayah Republik Indonesia sampai dengan saat ini kejahatan di bidang kehutananillegal logging dan peredaran kayu illegal mengalami penurunan yang cukup signifikan. Namun, demikian upaya perlindungan dan pengamanan hutan harus dilaksanakan secara terus menerus.

2. Kebakaran Hutan dan Lahan.