30 a.
Di wilayah perbatasan Nunukan dengan panjang garis perbatasan darat kurang lebih 400 km telah dibangun, 18 Pos Keamanan yang berjarak 2
km dari garis perbatasan.
b. Wilayah perbatasan Kutai Barat dengan panjang garis perbatasan 52,3 km
dan Malinau yang mempunyai panjang garis perbatasan 408 km, hanya terdapat 1 satu Pos Keamanan serta 1 satu Pos Mobile di Lasan Tuyan
yang dibangun melalui anggaran APBD Kutai Barat.
c. Pemerintah Malaysia telah membangun 4 Pos Keamanan di wilayah
tersebut yang dilengkapi dengan infrastruktur pendukung. Setiap Pos terdapat satu peleton TDM dengan jumlah anggota 25-30 prajurit.
Operasi keamanan wilayah perbatasan di Kalimantan Timur di laksanakan oleh TNI dengan menggelar operasi pengamanan sepanjang tahun,
yaitu melakukan patroli jarak dekat dan patroli jarak jauh. Patroli jarak dekat dilaksanakan dalam radius 5 km dari Pos Perbatasan, dan patroli jarak jauh
menuju desa-desa di wilayah perbatasan atau patroli sambung desa. Melalui program kerja sama antara Korem 091ASN dengan Brigif 5 dan 9 Bim Tentara
Diraja Malaysia TDM yang tergabung dalam wadah Tim Perancang Operasi darat POD melakukan operasi bersama dengan bentuk kegiatannya antara lain;
pembuatan Pos Gabungan TNI dan TDM di perbatasan Simanggaris, penempatan perwakilan masing-masing perwakilan di Samarinda dan Kinabalu,
patroli bersama, pertukaran informasi permasalahan perbatasan. Patroli koordinasi antara TNI dan TDM ditentukan pada titik koordinasi yang telah
disepakati bersama yaitu sebagai berikut.
a. Di wilayah Long Midang yaitu antara Pos TNI di Long Midang dan Pos
TDM di Bakalalan, dengan titik koordinat di Lajuang. b.
Di wilayah Lembudud, yaitu antara Pos TNI di Lembudud dan Pos TDM di Bareo, dengan titik koordinasi di Raang Mekang.
c. Di wilayah Nunukan yaitu antara Pos TNI di Nunukan dan Pos TDM di
Wallace Bay. Patok-patok yang telah dipasang di sepanjang garis perbatasan RI –
Malaysia adalah seperti berikut. a.
19.328 buah patok dengan kondisi 270 buah hilang, 48 buah rusak, 6 buah miring, 5 buah patah, 4 buah retak, 2 buah lepas, 2 buah tertimbun.
b. Patok perbatasan yang terpasang terdiri dari 4 empat type, yaitu: Type A
berjarak 300 km, Type B berjarak 50 km, Type C berjarak 5 km dan Type D berjarak 100-200 meter.
c. Patok type A berjumlah 7 buah, type B sebanyak 76 buah, type C
sebanyak 535 buah, type D sebanyak 18.710 buah.
2. Potensi Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya alam di kabupaten perbatasan cukup besar yang dapat dimanfaatkan sebagai modal dasar pembangunan wilayah perbatasan
meliputi sumberdaya hutan, sumberdaya mineral dan energi, objek wisata, perikanan.
31
a. Sumberdaya Hutan
Berdasarkan padu serasi tahun 1999, luas kawasan hutan di kawasan perbatasan adalah 8.763.726 ha, yang terdiri dari KBNK seluas
1.707.180 ha, KBK seluas 4.133.194 ha, Kawasan lindung seluas 2.917.860 ha. Bila dibandingkan dengan luas hutan di Kalimantan Timur
seluas 20.039.500 ha, maka 43,73 luas hutan berada pada wilyah perbatasan. Selain itu, terdapat pula kekayanan flora dan fauna serta hasil
hutan ikutan lainnya yang juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, seperti damar, gaharu, sarang burung, rotan dan lain-lain.
Di Wilayah perbatasan Kalimantan Timur terdapat kawasan khusus yaitu kawasan lindung Taman Nasional Kayan Mentarang yang
melintasi wilayah Kabupaten Nunukan dan Malinau dengan memiliki luas wilayah lebih kurang 1,35 juta ha dan terletak dalam wilayah Kecamatan
Kayan Hilir, Pujungan, Krayan, Mentarang dan Lumbis. Taman nasional ini berbentuk panjang dan menyempit, dan mengikuti batas internasional
dengan Negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia. Taman Nasional Kayan Mentarang merupakan kawasan konservasi terbesar di Pulau
Kalimantan dan termasuk salah satu yang terbesar di wilayah Asia Pasifik.
b. Sumber Daya Mineral dan Energi
Potensi tersebut sebagaian bersifat indikatif dan sebagian lagi sudah terdeteksi. Potensi sumber daya mineral tersebut meliputi emas,
besi, timah hitam dan seng, batu gamping, gypsum, batu pasir, batu bara, andesitdioret, koral, batu garam, pasir kuarsa, kaolin, bond clay, antimoit,
perak, intan, kristal kuarsa, lempung, batuan beku, granit, batu apung, kerakal, selisified wood. Potensi yang sudah terdetiksi antara lain; emas
sebanyak 176 ton di Kutai Barat, batu gamping 654 ribu ton di Malinau, 25 ribu ton di Nunukan, 12,32 juta ton di Kutai Barat, batu bara sebanyak
13,46 juta ton di Kutai Barat, sirtu sebanyak 2,50 juta ton Nunukan, 6,01 juta ton di Kutai Barat, pasir kuarsa sebanyak 1 milyar ton di Nunukan.
c. Potensi Wisata
Di kawasan perbatasan banyak terdapat beberapa potensi wisata yang belum dikembangkan dan dapat dijadikan salah satu sumber dana
bagi daerah. Potensi wisata di kawasan perbatasan ini antara lain berupa wisata alam ecotourism yaitu berupa wisata hutan, sungai, jeram dan
wisata bahari yang dipadukan dengan wisata budaya yang berupa kekayaan nilai-nilai tradisional yang masih melekat secara kuat dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Isu Strategis
1. Belum optimalnya perkembangan dan pertumbuhan wilayah perbatasan disebabkan
oleh rendahnya aksesibilitas karena jaraknya jauh dari pusat pemerintahan serta kurang memadainya kondisi sarana, prasarana dan sumberdaya pendukung
pelayanan publik.
2. Belum optimalnya perkembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh yang disebabkan
oleh masih minimnya publikasi serta dukungan kebijakan yang mengarah pada