71 menurun yang disebabkan antara lain penurunan potensi karena kebakaran
hutan dan perambahan hutan Hutan Tanaman Industri HTI sampai tahun 2007 terdapat 21 Unit
pemegang IUPHHK-HT dengan luas konsesi ± 1.099.618 ha. Pembangunan hutan tanaman merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam rangka
menanggulangi kekurangan bahan baku pada industri kehutanan sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan. Namun, dalam pelaksanaannya berjalan
lambat dan belum dapat diandalkan karena masih banyak IUPHHK-HT yang belum berproduksi.
Sejak diterbitkan Inpres Nomor 04 Tahun 2005 tentang Pemberantasan Penebangan Kayu secara Illegal di Kawasan Hutan dan Peredarannya di seluruh
Wilayah Republik Indonesia sampai dengan saat ini kejahatan di bidang kehutananillegal logging dan peredaran kayu illegal mengalami penurunan yang
cukup signifikan. Namun, demikian upaya perlindungan dan pengamanan hutan harus dilaksanakan secara terus menerus.
2. Kebakaran Hutan dan Lahan.
Kondisi hutan tropika basah di Kalimantan Timur relatif rawanrentan terhadap kebakaran hutan, dan terutama pada musim kemarau. Hal ini pernah
terjadi kebakaran hutan dan lahan yang cukup besar pada tahun 19921993 dan 1997. Jumlah titik apihot spot tahun 2007 sebanyak 1.394 hot spot.
Penduduk di dalam dan di sekitar kawasan hutan pada umumnya miskin serta keadaan pendidikan, kesehatan perumahan dan lingkungan serta
fasilitas umum masih kurang memadai. Pemerintah telah berupaya meningkatkan kondisi social tersebut antara lain melalui kebijakan pembinaan masyarakat desa
hutan oleh para pemegang IUPHHK-HAHT, namun hasilnya dirasa belum memadai.
Pengelolaan hutan di KalimantanTimur dilakukan oleh perusahaan perkayuan berdasarkan izin Hak Pengusahaan Hutan HPH dan Hutan Tanaman
Industri HTI. Jumlah perusahaan HPH di Kalimantan Timur tahun 2002 sebanyak 82 perusahaan dengan luas keseluruhan 99.576.284,90 ha, dan HTI
sebanyak 35 perusahaan dengan luas 1.331.680, ha.
Jumlah produksi kayu bundar tahun 2002 sebanyak 2.601,895,85 m
3
yang terdiri dari TPTI sebanyak 1.056.354,43 m
3
, dan IPK sebanyak 1.545.541,42 m
3
, dengan luas areal tebangan 91.094,38 ha data dalam tabel .
Jenis kayu yang diproduksi terdiri dari : jenis kayu meranti, kapur, keruing, bangkirai, nyatoh, agathis, anggi, mersawa, ulin dan jenis lainnya.
Jenis kayu yang paling banyak diproduksi melalui kegiatan TPTI adalah jenis kayu meranti sebanyak 63,29 dari total produksi kayu keseluruhan pada
tahun 2002, kemudian diikuti jenis keruing, kapur, bangkirai, nyatoh, agathis, mersawa, anggi dan ulin.
Produksi kayu bundar berdasarkan kegiatan IPK pada tahun 2002, jenis meranti mendominasi sebesar 42,46 dan diikuti jenis keruing, kapur, bangkirai,
nyatoh, ulin, mersawa, dan anggi. Sedangkan, sejak tahun 2006 produksi kayu
72 bundar semakin menurun dibandingkan pada tahun 2002, perbandingan
produksinya sebesar 40,11 pada tahun 2006. Produksi jenis kayu masih didominasi meranti 53,17 dari total
produksi kayu keseluruhan pada tahun 2006, yang diikuti jenis keruing, bangkirai, kapur, nyatoh agathis, mersawa, anggi, ulin dan perupuk baik melalui kegiatan
TPTI dan IPK. Data produksi kayu bundar tahun 2002 – 2006 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 43. Luas Tebangan dan Produksi Kayu Bundar
Tahun Luas TebanganHa
Produksi M
3
2002 91.094,38
2.601.895,85 2006
74.026 1.043.619
Sumber data : Dinas Kehutanan Kalimantan Timur,
Tabel 44. Produksi Kayu Bundar Menurut Jenis Kayu m
3
Tahun 2002 - 2006
Jenis Kayu
2002 2006
Jumlah TPTI
IPK TPTI
IPK 2002
2006
Meranti 668.538,72
656.274,86 429.151
125.678 1.324.813,58
554.829 Kapur
74.009,90 120.158,57
32.503 4.546
194.168,47 37.049
Keruing 146.289,73
201.032,30 71.606
44.377 347.322,03
115.983 Bangkirai
55.351,16 52.248,90
28.025 24.629
107.600,06 52.654
Nyatoh 19.006,41
13.245,87 16.543
6.166 32.252,28
22.709 Agathis
14.834,27 2.669,62
3.770 160
17.503,89 3.930
Bakau -
- -
- -
- Kayu Rawa
- -
- -
- -
Anggi 817,39
21,82 808
1.645 839,21
2.453 Mersawa
2.540,45 3.215,96
3.013 465
5.756,41 3.478
Ulin 49,99
4.406,30 868
57 4.456,29
925 Perupuk
- -
238 355
- 593
Lainnya 74.916,41
432.177,13 133.896
115.010 507.093,54
248.906
Jumlah 1.056.354,43
1.545.541,42 720.421
323.088 2.601.895,85
1.043.619
Sumber data : Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur
Selain produksi kayu bundar, terdapat pula produksi hasil hutan ikutan lainnya yaitu rotan sebanyak 2.537.633 ton, sarang burung walet sebanyak 2.514
ton, dan kayu gaharu sebanyak 676 ton Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2006.
B. Isu Strategis