53
B. Isu Strategis
1. Belum berkembangnya promosi kebudayaan dan pariwisata serta kemitraan di
kabupatenkota. 2.
Belum dikelola secara profesional obyek-obyek wisata di kabupatenkota. 3.
Kurang meratanya pembangunan sarana dan prasarana kebudayaan dan pariwisata kabupatenkota.
4. Kurangnya pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Kebudayaan dan
Pariwisata dan kesenian di kabupatenkota. 5.
Belum berkembangnya pariwisata yang dapat bersenergi dan dukungan lembaga yang terkait.
6. Belum optimalnya pengelolaan kepariwisataan daerah berdasarkan kondisi internal dan
eksternal. 7.
Peraturan Pemerintah 41 tahun 2008 tentang perubahan Dinas Pariwisata menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang menjadikan UPTD Taman Budaya dan
Permuseuman menjadi memperkuat Sektor kebudayaan dan Pariwisata Kaltim.
8. Kaltim ditetapkan oleh Depbudpar RI telah masuk menjadi 10 sepuluh destinasi
unggulan di Indonesia bersama Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepuluan Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, NTB, NTT dan Papua Barat.
10. Jalan dan Jembatan Pekerjaan Umum
A. Kondisi Saat Ini
Sampai dengan tahun 2008 jalan dengan fungsi peran arteri primer dan kolektor I di Provinsi Kalimantan Timur belum sesuai dengan persyaratan teknis jalan,
baik itu kecepatan rencana, lebar badan jalan, kapasitas jalan, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, penggunaan jalan sesuai dengan fungsinya belum dapat dipenuhi.
Hal ini mengakibatkan jalan-jalan tersebut tidak dapat meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi, dan menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi serta jalan-jalan
tersebut setiap tahunnya mengalami kerusakan jalan.
Panjang jalan nasional tahun 2008 di Provinsi Kalimantan Timur 1.539,70 km dengan jenis permukaan jalan aspal 1.393,18 km 90,48 , aggregat 129,48 km
8,41 dan tanah 17,04 km 1,11 dan untuk kondisi baik 649,04 km 42,15 , sedang 640,96 km 41,63 dan rusak 249,70 km 16,22 .
Panjang jalan provinsi tahun 2008 di Provinsi Kalimantan Timur 1.767,07 km dengan jenis permukaan jalan aspal 1.102,03 km 62,36 , aggregat 540,83 km 30,60
dan tanah 118,94 km 6,73 dan untuk kondisi baik 1.641,27 km 92,88 , dan rusak 120,08 km 6,79 .
Panjang jalan lintas Kalimantan di Provinsi Kalimantan Timur 1949,80 km. Terdiri atas jalan lintas Kalimantan Poros Selatan sepanjang 1.010,25 km yang dimulai
dari Batas Kalsel Batu Aji – Tanah Grogot – Balikpapan – Kota Samarinda – Bontang –
54 Sangatta – Tanjung Redeb - Tanjung Selor dengan jenis permukaan aspal 940,82 km
93,12 , aggregat 56,83 km 5,63 tanah 9,56 Km 0,95 dan beton 3,03 km 0,30 dengan kondisi baik 834,56 km 82,61 sedang 72,24 km 7,15 , rusak
90,69 km 8,98 dan rusak berat 12,76 km 1,27 .
Sedangkan poros Tengah sepanjang 361,73 km yang dimulai dari Kota Samarinda - Loa Janan - Tenggarong - Senoni - Kota Bangun – Blusuh – Batas Kalteng
dengan jenis permukaan aspal 268,17 km 74,14 , aggregat 74,24 km 20,53 dan tanah 19,32 km 5,35 dengan kondisi jalan baik 237,42 km 65,64 sedang
22,22 km 6,15 dan rusak 102,09 km 28,23 .
Ruas-ruas jalan koridor perbatasan dimulai dari Tanjung Selor – Malinau – Simanggaris - Batas Negara – Nunukan, Jalan Lingkar Pulau Sebatik yang merupakan
Jalan Lintas Batas Negara terhubungkan dengan Jalan Lintas Kalimantan Poros Selatan memiliki nilai strategis, mengingat jaringan jalan lintas Kalimantan tersebut
dapat menghubungkan ke Pos Lintas Batas Darat PLBD Simanggaris – Serudong yang telah disepakati oleh Pemerintah Indonesia – Malaysia. Kondisi jalan perbatasan
sepanjang 410,10 km tersebut adalah aspal 124,82 km 30,44 , aggregat 235,70 km 57,48 , dan tanah 49,58 km 12,09 . Selanjutnya ruas jalan ke kawasan
perbatasan dan pedalaman yaitu Malinau – Long Bawan – Long Midang – Batas Negara – Long Nawang – Long Ampung – Sungai Barang, Sungai Barang – Mahak Baru – Long
Bagun dan Long Bagun – Long Pahangai saat ini belum tembus, tetapi beberapa ruas telah dilaksanakan pembangunannya.
Jalan lintas Kalimantan Poros Selatan saat ini terputus missing link diteluk Balikpapan, hal ini disebabkan oleh belum terbangunnya Jembatan Pulau Balang.
Aktifitas transportasi darat antara Kota Samarinda dan Kota Samarinda Seberang semakin meningkat sehingga Jembatan Mahakam yang ada saat ini sudah
tidak dapat lagi melayani kebutuhan perhubungan kedua Kota tersebut. Oleha sebab itu dibutuhkan pembangunan Jembatan Mahkkota II yang sekarang belum tuntas
penanganannya.
Jalan menuju kekawasan perbatasan dan pedalaman di Kabupaten Kutai Barat saat ini terputus missing link persisnya di daerah sungai Tering.
B. Isu Strategis