Upaya yang dilakukan oleh tenaga kerja jika terjadi pelanggaran terhadap Penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar pengadilan.

a. Memberikan pengarahan atau pembinaan kepada semua pekerja sebelum melaksanakan pekerjaannya dan melakukan pemerikasaan mesin pada mobil yang akan beroperasi. b. Menyampaikan masalah yang terjadi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara lisan maupun tertulis kepada pihak yang terkait dalam perusahaan. c. Memberikan masukan kepada kepala kordinator untuk memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. Upaya yang dilakukan oleh tenaga kerja jika terjadi pelanggaran terhadap

Undang-Undang Ketenagakerjaan. Setiap orang memiliki cara dalam menyelesaikan sengketa yang mereka hadapi, mulai dari penyelesaian para pihak maupun penyelesaian dengan bantuan orang lain atau pihak ketiga yang bersifat netral. Secara umum, perselisihan perburuhan terjadi di CV. Aneka Usaha terjadi karena ketidaksepahaman dalam perubahan syarat-syarat kerja, yaitu pekerja menuntut agar gaji atau upah supir diberikan secara perbulan. Agar pendapatan yang diterima supir mendapat kepastian setiap bulannya, karena saat ini gaji atau upah supir diberikan atas pembagian yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan jika pekerja tidak melakukan tugasnya maka pekerja tidak akan mendapat upah atau gaji, tetapi pihak pengusaha tidak menyetujuinya. Universitas Sumatera Utara Upaya lain dalam menyelesaikan sengketa apabila ada pelanggaran atau perselisihan para pihak, yaitu melalui:

1. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar pengadilan.

155 a. Penyelesaian Bipartit. Menyelesaikan melalui bipartit, yaitu sebuah upaya penyelesaian perselisihan hubungan industrial, baik mengenai hak, kepentingan, PHK, maupun perselisihan antara serikat pekerjaburuh dalam satu perusahaan yang dilakukan secara dua pihak, yakni antara pengusaha atau gabungan pengusaha dan pekerja atau serikat pekerjaserikat buruh yang lain dalam satu perusahaan yang berselisih dengan adanya perundingan dalam menyelesaikan perselisihan pendapat dalam menjaga hubungan kekeluargaan dan atau persaudaraan dengan menekankan pentingnya musyawarah untuk mencapai mufakat. Penyelesaian perselisihan melalui bipartit harus diselesaikan paling lama 30 tiga puluh hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan, apabila dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari salah satu pihak menolak untuk berunding atau telah dilakukan perundingan tetapi tidak mencapai kesepakatan, maka perundingan bipartit dianggap gagal. 155 Suria Ningsih, Mengenal Hukum Ketenagakerjaan, Medan: USUPress, 2011, hlm.Ibid, hlm. 193. Universitas Sumatera Utara b. Penyelesaian Tripartit. 156 1. Mediasi. Mediasi Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut mediasi adalah penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seseorang atau lebih mediator yang netral, yaitu mediator yang berada disetiap kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan KabupatenKota. 2. Konsiliasi. Penyelesaian perselisihan melalui konsiliasi, merupakan lembaga pilihan. Konsiliasi adalah penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seseorang atau lebih konsiliator yang netral. Sebagai lembaga pilihan, konsiliasi hanya dapat ditempuh apabila kedua belah pihak yang berrselisih sepakat untuk mencari penyelesaian melalui lembaga tersebut. Dengan demikian, apabila upaya bipartit gagal, maka para pihak diberi kesempatan untuk memilih upaya penyelesaian yang mereka inginkan, apakah konsiliasi atau arbitrase. Apabila mereka tidak memilih salah satu 156 Ibid, hlm. 197. Universitas Sumatera Utara dari upaya tersebut, maka penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib dilakukan melalui mediasi. 3. Arbitrase. Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, menyebutkan lembaga arbitrase sebagai badan yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu, lembaga tersebut juga dapat memberikan pendapat yang mengikat mengenai suatu hubungan hukum tertentu dalam hal belum timbul sengketa. Pengertian arbitrase dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial adalah arbitrase secara khusus, yakni arbitrase yang hanya berwenang menyelesaikan perselisihan hubungan industrial, baik mengenai kepentingan maupun mengenai perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh hanya dalam satu perusahaan.

2. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui jalur pengadilan