7. Perjanjian dari Aspek Larangannya
Penggolongan perjanjian berdasarkan larangannya merupakan penggolongan perjanjian dari aspek tidak diperkenankannya para pihak untuk
membuat perjanjian yang bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Ini disebabkan perjanjian itu mengandung praktek monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat seperti yang terdapat dalam UU No. 5 Tahun 1999.
C. Perancangan dan Analisa Kontrak
Pemahaman tentang hukum kontrak haruslah dapat dikuasai, karena dalam pembuatan kontrak kepentingan para pihak akan diakomodir dalam suatu
perjanjian yang jelas mempunyai tujuan dan resiko yang tidak diinginkan dapat timbul dikemudian hari.
Penyusunan kontrak merupakan persoalan tentang perancangan dan analisa terhadap kepentingan hukum para pihak yang melakukan kesepakatan
sehingga sangatlah diperlukan guna mencapai tujuan kesepakatan tersebut. Setiap kontrak mempunyai resiko yang berbeda-beda berdasarkan kepentingan para
pihak apabila suatu kontrak tidak disusun sesuai dengan kententuan dan tidak dilakukan analisa kontrak, karena nantinya akan mengikat para pihak di dalam
perjanjian. Ada yang mengatakan bahwa merancang kontrak itu tidak gampang,
apalagi yang didraft itu kontrak yang bersifat komersil. Dan ada juga yang mengatakan bahwa bahasa kontrak itu sangat khas, berbelit-belit dan berulang
ulang. Semuanya itu ada benarnya akan tetapi bukan berarti semua itu sama sekali
Universitas Sumatera Utara
tidak mungkin dilakukan. Asal ada kemauan untuk itu, mestinya tidak ada yang tidak bisa dilakukan di dunia ini.
30
Sedangkan untuk kontrak bisnis internasional harus pula merujuk kepada hukum kontrak internasional sebagaimana terdapat dalam UNIDROIT Principle Of
International Commercial Contract 2004 dan UN Convention of the International Sales of Goods Viennna Convention atau Konvensi PBB tentang
Kontrak Jual Beli Barang. Dalam melakukan perancangan kontrak-kontrak dalam bisnis, secara
teoritik harus memahami asas-asas, prinsip-prinsip dan sumber hukum dari kontrak menurut hukum posistif Indonesia seperti KUH Perdata dan perundangan-
undangan yang berkaitan dengan substansi kontrak.
31
1. Kemahiran menulis dengan menggunakan bahasa hukum yang baik, benar,
tepat dan jelas dengan tetap berpedoman pada tata bahasa Indonesia atau bahasa Inggris plain English.
Dalam prakteknya perancangan suatu kontrak haruslah memahami teknik merancang format dan substansi kontrak.
Dalam merancang suatu kontrak membutuhkan penguasaan kemahiranskill yang meliputi :
2. Kemahiran merancang struktur suatu kontrak sesuai dengan karakteristik dari
masing-masing jenis kontrak, sehingga semua kepentingan dari para pihak beserta seluruh konsekuensi yuridis yang ditimbulkan dari kontrak tersebut
30
Munir Fuady, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek, Buku KeEmpat, PT.citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, Hal.2.
31
Taryana Soenandar, Prinsip-Prinsip UNIDROIT sebagai Sumber Hukum Kontrak dan Penyelesaian Sengketa Bisnis Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, Hal. 36.
Universitas Sumatera Utara
dapat tertampung dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip hukum yang sifatnya tidak dapat disimpangi mandatory rules.
Disinilah dibutuhkan penguasaan pengetahuan teoritik hukum kontrak nasional dan internaional dan aspek bisnis dari jenis transaksi yang bersangkutan
termasuk misalnya aspek-aspek manajerial, finansial dan perpajakan.
Terhadap perancangan dan analisa kontrak mempunyai peranan dalam menyusun suatu kontrak . Peranan, disebut juga manfaat dari posisi dan tujuan
yang melakukan perancangan dan analisa. Perancangan contract drafter adalah suatu bentuk kegiatan melakukan persiapan pembuatan, penyusunan kontrak yang
dimulai dari pengumpulan bahan-bahan hukum, penafsiran dan menuangkan keinginan para pihak dalam kontrak. Analisa, atau penelaahan, kajian,
interprestasi, penafsiran terhadap suatu rancangan dengan melakukan pembedahan rancangan kontrak dengan melihat apakah terpenuhinya syarat-syarat syahnya
kontrak, penerapan azas-azas hukum, ketentuan perundang-undangan yang terkait, keinginan dan perlindungan hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan
perjanjian dalam kontrak.
Dalam penyusunan suatu kontrak, sebelum kontrak ditandatangani untuk disetujui oleh para pihak yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian, ada suatu
langkah yang mesti dilakukan, yaitu menganalisa kontrak. Dalam hal melakukan suatu analisa terhadap kontrak dapat dilakukan dalam dua
posisi yang berbeda : ketika dalam posisi melakukan perancangan kontrak contract drafter dan ketika posisi dalam pihak yang menerima hasil rancangan
Universitas Sumatera Utara
kontrak dari pihak yang melakukan contract drafter atau yang membuat rancangan kontrak.
D. Teori-teori dalam Hukum Kontrak