Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut dengan bentuk utamanya atropik dengan lesi erythematous dan hiperplastik 1 . Denture Stomatitis terjadi oleh karena tekanan gigitiruan pada permukaan mukosa sehingga terjadi perubahan lingkungan mikroorganisme rongga mulut dan menyebabkan infeksi pada mukosa. Kira-kira 65 penderita dengan gigi tiruan penuh GTP mengalami Denture Stomatitis yang dimulai dengan infeksi ringan di permukaan mukosa tertentu dan lama kelamaan melebar ke daerah sekitarnya. 2 Pencegahan Denture Stomatitis dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sering membersihkan protesa dan pemakaian obat kumur. Bakteri Staphylococcus aureus ini telah dikenal sejak lama sebagai patogen di bidang medis, tetapi hanya sedikit penelitian mengenai Staphylococcus aureus di rongga mulut dilakukan. Sebahagian infeksi pada daerah rongga mulut disebabkan oleh Staphylococcus aureus. 2,3 4 Staphylococcus aureus merupakan flora normal dalam rongga mulut yang dapat berubah menjadi patogen bila terjadi trauma atau abrasi pada permukaan mukosa. 5 Pada beberapa penelitian terdahulu, Staphylococcus aureus dapat membentuk koloni di rongga mulut pemakai gigitiruan dalam menyebabkan Denture Stomatitis, walaupun bakteri Staphylococcus aureus pada pemakai gigitiruan lebih sedikit berbanding pada Universitas Sumatera Utara mukosa rongga mulut. 6 - 8 Pada penelitian Koopmans, Kippuw dan Graaff 1988 menemui 69 spesies cocci pada flora normal protesa dan 33 spesies cocci pada penderita Denture Stomatitis apabila dibandingkan dengan mikroorganisme yang lain. 8 Obat kumur pada saat sekarang ini banyak tersedia di pasaran. Salah satu obat kumur yang sering dipakai masyarakat adalah obat kumur yang mengandung minyak essensial. Obat kumur dengan kandungan minyak essensial merupakan obat kumur dengan kandungan aktif yang dapat mencegah atau membunuh bakteri penyebab halitosis sampai 95 dan menurunkan plak sampai 50. 9 Penelitian Gordon dkk. 1985 menunjukkan terjadinya penurunan indeks plak jika berkumur dengan obat kumur minyak essensial bila dibandingkan dengan kumur air biasa. 10 Selain obat kumur yang mengandung minyak essensial, obat kumur yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi adalah povidone iodine 1. Povidone iodine 1 dapat digunakan untuk mengobati infeksi pada rongga mulut dan tenggorokan. 11 Menurut Addy dkk. 1977, terdapat penurunan jumlah bakteri dalam air ludah setelah berkumur dengan povidone iodine 1 selama 10 hari. Obat kumur yang baik setidaknya harus memenuhi beberapa syarat, yaitu membasmi bakteri yang menyebabkan gangguan kesehatan mulut dan gigi, tidak menyebabkan iritasi, tidak mengubah indra perasa, tidak mengganggu keseimbangan flora mulut, tidak meningkatkan resistensi mikroba, dan tidak menimbulkan noda pada gigi. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah 10 Universitas Sumatera Utara mudah diperoleh, mudah digunakan, harga murah, dan mudah disimpan. 9 Semakin banyaknya kemasan obat kumur yang beredar ditambah dengan promosi di berbagai media massa membuat masyarakat semakin melupakan tumbuhan tradisional yang dapat digunakan sebagai obat kumur, sementara pemerintah Indonesia telah mendukung tanaman obat tradisional sebagai alternatif pengobatan karena negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuhan tradisional. Salah satu tumbuhan tradisional tersebut adalah daun sirih. 12 Daun sirih merupakan tumbuhan obat tradisional yang ada disekitar kita, dikenal dengan nama ilmiah Piper betle L. 13 Sejak tahun 600 SM, masyarakat tradisional Asia dan India menggunakan daun sirih untuk berbagai keperluan, dari tata cara adat hingga pengobatan. 14 Masyarakat Indonesia sendiri telah mengenal daun sirih sebagai bahan untuk menginang dengan keyakinan bahwa daun sirih dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka-luka kecil di mulut, menghilangkan bau badan, menghentikan perdarahan gusi, dan sebagai obat kumur. Pembuatan obat kumur oleh masyarakat dilakukan dengan cara membuat air rebusan daun sirih. Air rebusan daun sirih yang dibuat bukan hanya berguna sebagai obat kumur, namun juga digunakan untuk mengatasi keputihan bagi para wanita dan diminum untuk kesehatan. 15 Keyakinan yang berlangsung turun temurun tersebut menggelitik para ilmuwan untuk meneliti guna membuktikan khasiat daun sirih secara klinis. Daun sirih diketahui memiliki efek antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri dan salah satunya adalah Staphylococcus aureus. 16 17 - 19 Daun sirih Universitas Sumatera Utara mengandung minyak atsiri di mana komponen utamanya adalah fenol dan senyawa turunannya itu adalah kavikol yang memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa fenol yang lain. 16 Pada penelitian Dian Agustin 2005 meneliti perbedaan khasiat antibakteri bahan irigasi antara hidrogen peroksida 3 dan infusum daun sirih 20 terhadap beberapa bakteri pada saluran akar di antaranya spesies Staphylococcus . Dari hasil penelitiannya, diperoleh perbedaan yang bermakna antara besar diameter zona hambat terhadap beberapa bakteri oleh bahan irigasi hidrogen peroksida 3 dan infusum daun sirih 20. Khasiat antibakteri infusum daun sirih 20 lebih baik dari hidrogen peroksida 3 terhadap beberapa bakteri. 20 Menurut penelitian Hasim Dea 2003 , minyak atsiri daun sirih sudah menunjukkan aktivitas antibakteri pada konsentrasi 0.1, yang mana sediaan daun sirih yang digunakan adalah berupa ekstrak sehingga pada konsentrasi yang kecil sudah menimbulkan aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini membuktikan apa yang dikatakan Hasim Dea itu benar karena infusum daun sirih yang sekecil 5 sudah cukup untuk menimbulkan aktivitas antibakteri. 16 Berdasarkan data-data diataslah penulis ingin mengetahui daya hambat infusum daun sirih terhadap Staphylococcus aureus yang diisolasi dari Denture Stomatitis. Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah