62 Selain itu, model ini memiliki struktur tahap pengembangan sistem jelas,
dokumentasi dihasilkan di setiap pengembangan, dan setiap tahap dijalankan setelah tahap sebelumnya selesai dijalankan tidak ada tumpang tindih
pelaksanaan tahap. Waterfall Process Model memiliki 5 tahapan Pressman, 2010:
39, yaitu tahap communication komunikasi dan kolaborasi, planning
perencanaan, modelling pemodelan, construction implementasi dan
pengujian, dan deployment distribusi.
1. Communication Komunikasi dan Kolaborasi
Tahap awal dari proses communication adalah project initiation. Untuk
menidentifikasi produk seperti apa yang akan dikembangkan diperlukan komunikasi dan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Penelitian ini berfokus pada
pengembangan media pengenalan Topeng Adat Di Museum Sonobudoyo, sehingga komunikasi dan kolaborasi dilakukan bersama dengan pihak Museum
Sonobudoyo Unit I Yogyakarta. Komunikasi dilakukan dengan melakukan wawancara. Wawancara ini sangat berguna untuk menemukan permasalahan lain
yang terkait dengan permasalahan pengenalan Topeng Adat Di Museum Sonobudoyo di samping dari analisis masalah yang dilakukan dari berbagai teori.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui permasalahan yang ditemukan menjadi lebih jelas dengan pengamatan langsung di lokasi.
Untuk menangani permasalahan tersebut maka pengembang dan pihak Museum Sonobudoyo Unit I Yogyakarta akan melakukan kolaborasi untuk
mencoba memecahkan masalah dengan alternatif solusi, dalam hal ini adalah pembuatan media pengenalan yang dapat membuat pengunjung museum lebih
tertarik untuk mengenal Topeng Adat Di Museum Sonobudoyo. Kolaborasi yang
63 dilakukan menghasilkan spesifikasi produk media pembelajaran yang akan
dikembangkan. Setelah spesifikasi produk sudah dapat diidentifikasi maka langkah selanjutnya
adalah requirements gathering atau analisis kebutuhan. Maksudnya adalah
kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi untuk mengembangkan produk sesuai dengan spesifikasi produk yang telah dihasilkan dari hasil kolaborasi. Analisis yang
dilakukan antara lain dengan membuat konsep media yang dapat digunakan untuk memperkenalkan Topeng Adat Di Museum Sonobudoyo menggunakan ilustrasi
video dan augmented reality sehingga media yang dikembangkan dapat membuat
pengunjung museum lebih tertarik dalam mengenal budaya Topeng Adat Di Museum Sonobudoyo. Analisis yang dilakukan dalam tahap ini mencakup:
a. Analisis kebutuhan datamateri
Untuk mengembangkan media pengenalan topeng, diperlukan data-data yang akurat mengenai topeng tersebut. Dalam proses analisis data ini
diperlukan observasi secara langsung ke museum Sonobudoyo Unit I Yogyakarta untuk mengetahui jenis-jenis topeng apa saja yang terdapat di
sana, sehingga data yang terkandung dalam media yang dikembangkan benar- benar akurat dan reliabel.
b. Analisis kebutuhan fungsional
Media yang akan dikembangkan dalam penelitian ini memiliki fungsi utama untuk menjelaskan deskripsi dari setiap topeng yang terdapat di Museum
Sonobudoyo dengan video ilustrasi dan augmented reality sehingga lebih
menarik. Dengan kata lain, media ini mampu difungsikan sebagai pelengkap kekurangan dari pengenalan Topeng Adat Di Museum Sonobudoyo dengan
64 metode konvensional. Analisis kebutuhan fungsional dilakukan dengan cara
observasi terhadap metode pengenalan topeng di Museum Sonobudoyo, dan observasi dari hasil analisis datamateri. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan maka muncullah beberapa permasalahan dalam proses pengenalan Topeng Adat Di Museum Sonobudoyo. Selain itu, dari observasi datamateri
diperoleh informasi mengenai data-data topeng apa saja yang kurang dan membutuhkan penjelasan yang lebih detail dan menarik.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diharapkan media memiliki fungsi yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung museum dalam
mempelajari berbagai jenis topeng adat yang tersedia. Di samping itu, media ini juga difungsikan tidak hanya untuk mempermudah pengunjung dalam
mempelajari berbagai jenis topeng namun juga untuk membuat pengunjung merasa nyaman dan tertarik untuk mengenal topeng adat lebih dalam.
c. Analisis kebutuhan software dan hardware
Analisis kebutuhan software dan hardware dimaksudkan untuk
menentukan perangkat lunak dan perangkat keras apa sajakah yang dibutuhkan dalam proses pengembangan produk.
d. Analisis kebutuhan spesifikasi
Analisis kebutuhan spesifikasi digunakan untuk memberikan informasi minimum requirements dari produk yang dikembangkan agar dapat berjalan
dengan lancar tanpa adanya hambatan.
2. Planning Perencanaan