37 c.
Modelling Pemodelan Pada tahap ini dilakukan pembuatan model perangkat lunak yang akan
dikembangkan. Pemodelan yang dibuat berupa sketsa desain dari perangkat lunak yang akan dikembangkan.
d. Construction Implementasi
Pada tahap ini dilakukan proses pengimplementasian dari model perangkat lunak yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya. Ada dua elemen penting
yang harus dilakukan yaitu implementasi atau coding dan pengujian atau
testing. e.
Deployment Distribusi Pada tahap ini perangkat lunak didistribusikan kepada pengguna. Pada
tahap ini dilakukan dengan strategi penyaluran kepada museum Sonobudoyo dengan target pengunjung museum, mengikutsertakan lomba dengan target
peserta lomba dari berbagai wilayah di Indonesia, dan mengikutsertakan dalam pameran dengan target peserta atau pengunjung pameran.
6. Evaluasi dan Kualitas Aplikasi Multimedia Interaktif
Software Testing
Ada beberapa macam metode yang digunakan untuk menguji tingkat kelayakan suatu aplikasi, yaitu:
1. Black-Box Testing
Black-box testing adalah teknik pengujian tanpa harus mengetahui cara kerja aplikasi secara interior.
Tester mengabaikan arsitektur sistem dan tidak memiliki akses hingga ke dalam
source code-nya. Biasanya, saat melakukan pengujian menggunakan metode
blak-box, tester hanya akan berinteraksi
38 dengan
UI sistem dengan memberikan input dan menganalisis outputnya tanpa mengetahui bagaimana dan dimana input dikerjakan oleh sistem. Kelebihan
dan kelemahan black-box testing dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Tabel Kelebihan dan Kelemahan Black-Box Testing
Kelebihan Kelemahan
Cocok dan efisien untuk segmen besar.
Cakupan terbatas, karena hanya beberapa sekenario skenario
utama yang dipilih untuk diuji. Akses kode tidak diperlukan.
Pengujian tidak efisien, bahwa tester hanya memiliki pengetahuan
terbatas tentang aplikasi. Dapat memisahkan perspektif dari
sisi pengguna dan developer secara
jelas dengan adanya aturan yang jelas.
Penguji tidak dapat menentukan secara spesifik area yang menjadi
letak kesalahan.
Sebagian besar penguji ahli dapat menguji aplikasi tanpa harus
mengetahui impementasi, bahasa pemrograman, atau sistem operasi.
Test case sulit untuk dirancang.
2. White-Box Testing
White-box testing pengujian yang dilakukan secara rinci pada logika internal dan struktur
coding yang digunakan dalam pengembangan aplikasi. Pengujian
white-box disebut juga glass testing, atau open-box testing. Dalam rangka melakukan pengujian
white-box pada sebuah aplikasi, penguji harus mengetahui cara kerja internal dalam
code yang digunakan. Penguji perlu melihat ke dalam
source code dan mencari tahu unitbagian mana yang tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Di bawah ini adalah kelebihan dan
kelemahan white-box testing:
39 Tabel 3. Tabel Kelebihan dan Kelemahan
White-Box Testing
Kelebihan Kelemahan
Dikarenakan penguji memiliki pengetahuan tentang
source code, pengujian menjadi lebih mudah
untuk menemukan tipe data yang dapat membantu pengujian aplikasi
secara efektif. Berdasarkan fakta bahwa penguji
ahli dibutuhkan dalam pengujian white-box, biaya dan waktu yang
dibutuhkan juga meningkat.
Dapat membantu dalam pengoptimalisasian
source code. Kadang-kadang tidak mungkin
untuk melihat setiap sudut untuk mengetahui
errors, karena banyak jalur yang tidak akan teruji karena
harus menyelidiki secara mendalam bagian per bagian.
Tambahan baris kode dapat dihapus karena dapat mengakibatkan cacat
tersembunyi. Sulit untuk melakukan pengujian
white-box karena membutuhkan tools khusus seperti code analyzers
dan debugging tools lainnya.
Karena pengetahuan yang dimiliki penguji, cakupan maksimal dapat
dicapai selama penulisan skenario pengujian.
3. Grey-Box Testing