pelan larutan NaOH 50 sebanyak 50 mL yang sudah didinginkan dalam almari es. Labu kyeldahl dipasang dengan segera pada alat destilasi. Labu
kyeldahl dipanaskan pelan-pelan sampai lapisan cairan tercampur, kemudian dipanaskan dengan cepat sampai mendidih. Distilat ditampung
dalam erlenmeyer yang telah diisi dengan 50 mL larutan standar HCl 0,1 N dan 5 tetes indikator metil merah. Destilasi dilakukan sampai destilat
yang tercampur sebanyak 75 mL. Destilat yang diperoleh dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N dan buat larutan blangko dengan mengganti
bahan dengan akuades. Perhitungan kadar N dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
N= ml NaOH blanko-sampel
berat sampel g×1000 ×N.NaOH×14,008 ×100 Sudarmadji,1997
3.3.2.9 Pembuatan Larutan Induk FeII 1000 ppm
Sebanyak 7,0 gram serbuk NH
4 2
FeSO
4 2.
6H
2
O dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL. Ditambahkan aquades sampai tanda batas.
3.3.2.10 Pembuatan kurva kalibrasi larutan FeII
Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan membuat variasi konsentrasi FeII 0, 0,5, 1, 2, 3, 4, 6, 8 dan 10 ppm, kemudian diukur
absorbansinya dengan SSA.
3.3.2.11 Penentuan Waktu Kontak Optimum FeII teradsorpsi pada Asam Humat
Ke dalam 6 erlenmeyer masing-masing dimasukkan 50 mg asam humat dan 50 mL larutan FeII 60 ppm, pH suspensi diatur pada pH 6
Setyowati, 2007. Tabung digojog secara mekanik dengan variasi waktu penggojokan 30; 60; 90; 120; 150 dan 180 menit pada suhu kamar 25°C-
26°C, kemudian masing-masing suspensi disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit dan disaring dengan kertas saring Whatman.
Absorbansi filtrat diukur dengan alat SSA sehingga didapat konsentrasi FeII akhir. Konsentrasi FeII teradsorpsi atau terikat dihitung dari selisih
konsentrasi FeII awal dan akhir.
3.3.2.12 Penentuan Konsentrasi FeII Teradsorpsi Optimum pada Asam Humat
Ke dalam 6 erlenmeyer masing-masing dimasukkan 50 mg asam humat dan 50 mL larutan FeII dengan variasi konsentrasi 20, 40, 60, 80
dan 100 ppm, pH suspensi diatur pada pH 6 Setyowati, 2007. Tabung digojog secara mekanik dengan waktu penggojokan optimum pada suhu
kamar 25°C-26°C, kemudian masing-masing suspensi disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit dan disaring dengan kertas
saring Whatman. Absorbansi filtrat diukur dengan alat SSA sehingga didapat konsentrasi FeII akhir. Konsentrasi FeII teradsorpsi atau terikat
dihitung dari selisih konsentrasi FeII awal dan akhir, kemudian dihitung kapasitas dan energi adsopsinya.
3.3.2.13 Penentuan Waktu Kontak Optimum FeII teradsorpsi pada Kitosan