Penentuan Konsentrasi Optimum FeII Teradsorpsi pada Asam Humat. Penentuan Konsentrasi Optimum FeII Teradsorpsi pada Kitosan.

waktu optimum 120 menit terjadi penurunan konsentrasi FeII. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena humat-kitosan telah berada dalam kondisi jenuh sehingga humat-kitosan tersebut tidak dapat lagi menyerap ion logam FeII. Walaupun dari perhitungan energi adsorpsi menunjukkan adsorpsi kimia, tetapi masih dimungkinkan adanya adsorpsi fisika sehingga ikatanya tidak kuat dan ion FeII dilepaskan kembali, sampai pada saatnya waktu kesetimbangan. Berdasarkan pengamatan hasil penelitian variasi waktu kontak adsorben, bahwa adsorben hasil imobilisasi humat-kitosan memberikan absorbansi besar pada proses adsorpsi ion logam FeII walaupun tidak begitu jauh dari yang dihasilkan oleh kitosan, hal ini menandakan bahwa situs aktif asam humat terimobilisasi menjadi lebih terbuka karena adanya permukaan kitosan yang bertindak sebagai penyangga molekul asam humat yang semula bentuknya tidak beraturan menjadi linier menyesuaikan dengan permukaan kitosan, sehingga kemampuan mengadsorpsi kation logam meningkat.

4.2.4 Penentuan Konsentrasi Optimum FeII Teradsorpsi pada Asam Humat.

Hasil pengukuran dengan SSA menunjukkan absorbansi optimum terjadi pada konsentrasi 80 ppm dengan konsentrasi akhir FeII yang teradsorpsi sebesar 36,68 ppm. Berdasarkan pola grafik pada Grafik 4.5. dapat diamati bahwa secara umum semakin besar konsentrasi awal larutan FeII sebagai adsorbat yang ditambahkan dalam larutan dengan berat asam humat yang tetap akan meningkatkan daya serap asam humat terhadap ion logam FeII. Apabila konsentrasi ion logam FeII bertambah maka beban asam humat sebagai adsorben untuk mengikat ion logam FeII juga bertambah sehingga semakin banyak ion logam FeII yang terikat. Hal ini terjadi karena pada awal penyerapan, permukaan asam humat masih belum terlalu banyak berikatan dengan ion logam FeII sehingga proses penyerapan dapat berlangsung efektif. Dari grafik didapat setelah konsentrasi optimum 80 ppm penyerapan yang terjadi sedikit menurun atau cenderung konstan, pada kondisi ini telah tercapai kesetimbangan antara konsentrasi ion logam FeII dalam asam humat dengan lingkungannya. Grafik 4.5. Hubungan Konsentrasi awal FeII dengan Konsentrasi FeII terserap pada Asam Humat.

4.2.5 Penentuan Konsentrasi Optimum FeII Teradsorpsi pada Kitosan.

Hasil pengukuran dengan SSA menunjukkan absorbansi optimum terjadi pada konsentrasi 80 ppm dengan konsentrasi akhir FeII yang teradsorpsi sebesar 42,84 ppm. Berdasarkan pola grafik pada Grafik 4.6. dapat diamati bahwa secara umum semakin besar konsentrasi awal larutan FeII sebagai adsorbat yang ditambahkan dalam larutan dengan berat kitosan yang tetap akan meningkatkan 5 10 15 20 25 30 35 40 20 40 60 80 100 120 K o n se n tr a si F e I I t e rs e sa p p p m Konsentrasi awal FeII ppm daya serap kitosan terhadap ion logam FeII. Apabila konsentrasi ion logam FeII bertambah maka beban kitosan sebagai adsorben untuk mengikat ion logam FeII juga bertambah sehingga semakin banyak ion logam FeII yang terikat. Hal ini terjadi karena pada awal penyerapan, permukaan kitosan masih belum terlalu banyak berikatan dengan ion logam FeII sehingga proses penyerapan dapat berlangsung efektif. Dari grafik didapat setelah konsentrasi optimum 80 ppm penyerapan yang terjadi sedikit menurun atau cenderung konstan, pada kondisi ini telah tercapai kesetimbangan antara konsentrasi ion logam FeII dalam kitosan dengan lingkungannya. Grafik 4.6. Hubungan Konsentrasi awal FeII dengan Konsentrasi FeII terserap pada Kitosan.

4.2.6 Penentuan Konsentrasi Optimum FeII Teradsorpsi pada Humat- Kitosan.