104 secara  individu,  berpasangan,  kelompok,  maupun  klasikal.  Penilaian
harian  menggunakan  catatan  anekdot  dan  dilaporkan  melalui  buku penghubung.  Penilaian  semester  menggunakan  daftar  cek  dengan
kriteria  Lancar  dan  Belum  Lancar  dan  dilaporkan  melalui  buku laporan perkembangan anak.
B. Saran
Berdasarkan  data  hasil  penelitian  dan  kesimpulan  penelitian, peneliti memberikan saran yakni:
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala  sekolah  hendaknya  hendaknya  menyelenggarakan pelatihan penyusunan perencanaan pembelajaran tahfiz Al Quran bagi
guru  pembelajaran  tahfiz  Al  Quran  dan  sosialisasi  pentingnya perencanaan dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Bagi guru kelompok pembelajaran tahfiz Al Quran
a. Hendaknya  guru  menyusun  rencana  pembelajaran  tahfiz  Al  Quran
secara  rinci  dan  lengkap  dengan  menuliskan  skenario  pembelajaran dalam  Rencana  Kegiatan  harian  sehingga  tujuan  pembelajaran  dapat
tercapai dengan maksimal. b.
Hendaknya  guru  menambah  variasi  permainan  dalam  kegiatan pembelajaran  tahfiz  Al  Quran  sehingga  penerapan  metode  fun  with
learning  dapat  terlaksana  dengan  baik  dan  membantu  anak  dalam menyerap informasi yang diberikan secara optimal.
105 c.
Hendaknya  guru  membuat  penilaian  harian  yang  rinci  dan  lengkap dengan  menambahkan  deskripsi  perilaku  anak  di  dalam  kegiatan
pembelajaran dan ketercapaian hasil belajar anak secara rinci dengan menyertakan rubrik penilaian sehingga penilaian yang diberikan dapat
memberikan  makna  bagi  orang  tua  maupun  pihak  lain  yang berkepentingan.
106
DAFTAR PUSTAKA
Abdul  Aziz  Abdul  Rauf.  2004. Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah.
Bandung: PT Syaamil Cipta Media. Abdul  Majid.  2014.  Pembelajaran  Tematik  Terpadu.  Bandung:  PT  Remaja
Rosdakarya. Ahmad
Salim Badwilan.
2009. Panduan
Cepat Menghafal
Al Quran.Yogyakarta: Diva Press.
Ahsin  W.  Al-Hafidz.  1994.  Bimbingan  Praktis  Menghafal  Al  Quran.  Jakarta: Bumi Aksara.
Ajat  Sudrajat, dkk.  2015. Din Al-Islam Pendidikan Agama  Islam di  Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: UNY Press.
Andi Prastowo. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana. Anita Yus. 2005. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Depdiknas. Baharuddin  dan  Esa  Nur  Wahyuni.  2015.  Teori  Belajar  dan  Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Conny R. Semiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah
Dasar. Jakarta: PT Indeks. Depdiknas.  2006.  Standar  Kompetensi  Kepala  Sekolah  TK,  SD,  SMP,  SMA,
SMK dan SLB. Jakarta: BP. Cipta Jaya. Kemendiknas.  2009.  Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  Nomor  58  Tahun
2009. Desmita.  2012.  Psikologi  Perkembangan  Peserta  Didik.  Bandung:  PT  Remaja
Rosdakarya. Harun Rasyid, dkk. 2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Multi Pressindo. Herman  Syam  El-Hafizh.  2015.  Siapa  Bilang  Menghafal  Al  Quran  Itu  Sulit?.
Yogyakarta: Pro-U Media. Iwan  Sugiarto.  2004.  Mengoptimalkan  Daya  Kerja  Otak  dengan  Berpikir
Holistik dan Kreatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jalaluddin. 2001. Teologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
107 Jamil  Suprihatiningrum.  2014.  Strategi  Pembelajaran.  Yogyakarta:  Ar-Ruzz
Media. Komarudin Hidayat. 2003. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak. Buletin
PAUD Direktorat Pendidikan AUD. Jakarta: Depdiknas. Maman  Rachman.  1993.  Strategi  dan  Langkah-langkah  Penelitian  Pendidikan.
Semarang: IKIP Semarang Press. Mansur.  2005.  Pendidikan  Anak  Usia  Dini  dalam  Islam.  Yogyakarta:  Pustaka
Pelajar. Masnur  Muslich.  2007.  Pembelajaran  Berbasis  Kompetensi  dan  Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara. Morrison,  George  S.  2012.  Dasar-Dasar  Pendidikan  Anak  Usia  Dini  Edisi
Kelima.  Penerjemah:  Suci  Romadhona  dan  Apri  Widiatuti.  Jakarta:  PT Indeks.
Muhammad Fadlillah. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid.  2013. Prophetic Parenting; Cara Nabi SAW Mendidik Anak. Penerjemah: Farid Abdul Aziz Qurusy. Yogyakarta:
Pro-U Media. Muhammad Yunus. 1990. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung.
Muijs, Daniel dan Reynolds, David. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi Penerjemah: Helly P.S dan Sri Mulyantini S. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munif  Chatib  dan  Alamsyah  Said.  2012.  Sekolah  Anak-anak  Juara:  Berbasis Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan. Bandung: Kaifa.
Nana  Sudjana.  2014.  Penilaian  Hasil  Belajar  Proses  Belajar  Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana  Syaodih  Sukmadinata  dan  Erliana  Syaodih.  2012.  Kurikulum  dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.
Ostroff, Wendy L. 2013. Memahami Cara Anak –Anak Belajar Membawa Ilmu
Perkembangan Anak ke dalam Kelas. Penerjemah: B. Sendra Tanuwidjaja. Jakarta Barat: PT Indeks.
Ratna  Megawangi.  2008.  Character  Parenting  Space.  Bandung:  Mizan  Media Utama.
108 S Herlinda. 2008.  Analisis dan Pengumpulan Data Kualitatif. Diakses dari
http:eprints.unsri.ac.id39971ANALISIS_DAN_PENGUMPULAN_DA TA_KUALITATIF.pdf  pada tanggal 20 Juli 2016 pukul 10:00 WIB.
Sa‘ad  Riyadh.  2015.  Metode  Tepat  agar  Anak  Hafal  Al  Quran.  Penerjemah: Isnaini Bambang dan Arif Manggala. Solo: Pustaka Arafah.
Silberman,  Melvin  L.  2006.  Active  Learning:  101  Cara  Belajar  Siswa  Aktif Penerjemah: Raisul Muttaqien. Bandung: Penerbit Nusamedia.
Slamet  Suyanto.  2005.  Dasar-dasar  Pendidikan  Anak  Usia  Dini.  Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono.  2010.  Metode  Penelitian  Pendidikan  Pendekatan  Kuantitatif,
Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta. .
. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharsimi  Arikunto.  2006.  Prosedur  Penelitian  Suatu  Pendekatan  Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Tim Yayasan Muntada Islami. 2012. Panduan Mengelola Sekolah Tahfizh. Solo:
Al-Qowam. Trianto.  2011.  Model  Pembelajaran  Terpadu  Konsep,  Strategi,  dan
Implementasinya  dalam  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Wina  Sanjaya.  2010.  Perencanaan  dan  Desain  Sistem  Pembelajaran.  Jakarta: Kencana.
109
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
110
111
112
113
114
Lampiran 2 Data Pra Penelitian
115 Hasil Pengamatan  Pembelajaran TK Mutiara Qurani Pra Penelitian
No Aspek yang Diamati
Deskripsi Hasil Observasi
1 LINGKUNGAN BELAJAR
a. Sekolah
Lingkungan belajar ada dua, lingkungan  outdoor  berupa
tanah  lapang  untuk  kegiatan olahraga.
Lingkungan indoor  terdiri  dari  ruang
kelompok  A  dan  B,  ruang sentra, ruang bermain, ruang
dapur,  kamar  mandi,  kantor kepala  sekolah,  dan  ruang
tunggu wali murid.
b. Kelas
Ruang kelas B dengan luas 5x6 meter persegi, ruang
sentra
2 PROSES PEMBELAJARAN
a. Kegiatan pra pembelajaran
1 Kegiatan outdoor
Kegiatan  diawali  dengan olahraga  dan  senam  ringan
di  tanah  lapang  sebelah sekolah
2 Imtaq
pembelajaran kelompok B
Kegiatan  imtaq  diisi  dengan kegiatan  tahfiz  Al  Quran.
Kelompok  satu  menghafal surat  Ad  Dhuha.  Kelompok
dua  anak  bersama  sama mengulang  kembali  hafalan
surat  At  Tin
–Ad  Dhuha. Kemudian  guru  mengulang
kembali materi Al Insyiroh. 3
Shalat dhuha Shalat
dhuha dilakukan
berjamaah oleh kelompok A dan kelompok B
b. Kegiatan pembelajaran sentra  Guru mengumpulkan semua
anak kelompok
A dan
kelompok B
untuk pembagian kelompok sentra.
Masing-masing kelompok
memasuki sentra. Sentra
Guru  dan  anak  melingkar. Guru  menjelaskan  kegiatan
yang akan dilaksanakan. Anak
melaksanakan
116 kegiatan  mencampur  warna
dan  melukis  gambar  mataa menggunakan cat warna.
Guru  mengumpulkan  hasil karya anak.
c. Kegiatan akhir pembelajaran
Guru menutup
kegiatan dengan
berdoa dan
mengucapkan salam
lalumeminta anak
membersihkan tangan. Anak bersiap pulang.
3 GURU
a. Keterampilan membuka
pelajaran Guru  menjelaskan  kegiatan
yang akan
dilaksanakan secara
rinci. Guru
melakukan  apersepsi  terkait mata
b. Keterampilan menyajikan
materi pelajaran Guru  menjelaskan  materi
percampuran warna
dan fungsi mata.
c. Keterampilan menutup
pelajaran Guru  membuat  rangkuman
kegiatan dan
memberi nasehat
terkati kegiatan
pembelajaran. 4
SISWA a.
Jumlah Kelompok  B  terdiri  dari  29
anak. b.
Aktivitas belajar Anak  belajar  secara  klasikal
dalam  kelompok-kelompok belajar,baik
pada pembelajaran imtaq maupun
pembelajaran sentra. Bantul, 4 Agustus 2015
Pengamat
Nurdini Bismi Fitria
117 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah TK Mutiara Qurani
1. Sejak tahun berapa TK Mutiara Qurani berdiri?
Kepala  Sekolah:  kalau  di  sini  kami  baru  mulai  tahun  2014, sebelumnya  di daerah Kembaran dari tahun 2013.
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di TK Mutiara Qurani?
Kepala  Sekolah:  pembelajaran  kita  pakainya  sentra,  tapi  ya  itu sentrannya  kita  belum  sepenuhnya  dilaksanakan,  karena  kita  masih
baru menggunakan. Kita juga masih menyesuaikan.
3. Program apa yang menjadi program unggulan sekolah?
Kepala Sekolah: kita punya program imtaq, salah satunya kita tahfiz Al Quran.
4. Bagaimana pelaksanan tahfiz Al Quran di sini?
Kepala sekolah: tahfiz kita dibagi ke dua kelompok, kelompok yang cepat menghafal dan yang lambat.
5. Apa materi dalam pembelajaran tahfiz?
Kepala  Sekolah:  kita  fokus  surat-surat  pendek  juz  30.  Jadi  tahun sebelumnya  kita  belum  memasang  target,  sementara  tahun  ini  kita
mentargetkan kelompok B dapat mengahfal juz 30.
6. Mengapa kelompok B ditetapkan target?
Kepala  sekolah:  ya  kami  melihat  dari  hasil  tahun  kemarin  ya  mba, dan  kami  rasa  kelompok  B  juga  sudah  bisa  konsentrasi,
mengucapkan  ayat  juga  sudah  bagus.  Kalau  kelompok  A  kan  beda ya mba, masih kesulitan, jadi kita mentargetkan yang kelompok B.
7. Apa tahun lalu ada yang mencapai satu juz 30?
Kepala sekolah: iya, ada dua anak. 8.
Apa ada perbedaan kelompok satu dan kelompok dua? Kepala sekolah: kelompok satu itu cenderung lebih cepat menghafal,
makanya  kita  kelompokkan  biar  anak  lebih  terkondisikan  saat belajar.  Memang  kelompok  dua  hafalannya  lumayan  ketinggalan
dibanding  kelompok  satu,  tapi  paling  tidak  guru  bisa  lebih mengkondisikan anak.
9. Berapa jumlah guru tahfiz di sini?
Kepala Sekolah: kami ada empat guru. 10.
Apa guru tahfiz sama dengan guru biasa? Kepala  Sekolah:  kami  punya  kriteria  untuk  guru  tahfiz,  kami
mengutamakan  yang  lulusan  pondok,  kalau  lulusan  pondok  kan bacaan Al Qurannya sudah bagus.
11. Bagaimana jika salah satu guru tahfiz tidak hadir?
118 Kepala Sekolah: biasanya digantikan sama guru lain, tapi ya itu mba
kita  sebenarnya  masih  belum  berani  kalau  diganti,  soalnya  kita pernah  gurunyakurang  bagus  bacaanya  dan  bukan  guru  tahfiz
pembelajarannya malah jadi kurang maksimal.
12. Apakah  pernah  diadakan  penelitian  terkait  pembelajaran  tahfiz  di
TK Mutiara Qurani sebelumnya? Kepala Sekolah: Belum pernah.
119
Lampiran 3 Pedoman Penelitian
120
LEMBAR PANDUAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIZ AL QURAN KELOMPOK B
Nama Guru :
Kelompok :
Tanggal :
Waktu :
Pengamat :
Lembar Observasi Guru Kelompok No
Aspek yang Diamati
Indikator Deskripsi
A. Kegiatan