dikehendakinya membagikan dana dari penyusutan kepada kreditor dan pemegang saham.  De  Angelo  dan  Masulis,  1980  Weston  dan  Copeland,  1996:43
memperkirakan bahwa perusahaan akan memilih tingkat hutang yang berkorelasi negatif  dengan  tingkat  perlindungan  pajak  lain  seperti  kredit  pajak  investasi,
penyusutan depresiasi. Dengan demikian, suatu perusahaan yang memiliki
non- debt  tax  shield
yang  tinggi  cenderung  akan  menggunakan  tingkat  hutang  yang lebih rendah, sehingga variabel
non-debt tax shield
berhubungan negatif terhadap struktur  modal.
Non-debt  tax  shield  merupakan
hasil  dari  beban  depresiasi
depreciation expense
dibagi dengan total aset Ozkan, 2001 dalam Hossain dan Ali, 2008, yang dirumuskan sebagai berikut :
Non-deb tax shield =
Beban Depresiasi Total Aset
2.2.3 Profitabilitas
Profitabilitas  adalah  kemampuan  perusahaan  dalam  memperoleh  laba dalam  hubungannya  dengan  penjualan,  total  aktiva  maupun  modal  sendiri
Sartono,  1998:130.  Perusahaan  dengan
return  on  assets
yang  tinggi,  umumnya menggunakan  hutang  dalam  jumlah  yang  relatif  kecil,  karena  dengan
rate  of return
yang  tinggi,  kebutuhan  dana  dihasilkan  secara  internal  dari  laba  ditahan Weston  dan  Brigham,  2006:713.  Hal  ini  disebabkan  karena  dengan
return  on assets
yang  tinggi,  memungkinkan  perusahaan  melakukan  permodalan  dengan laba ditahan saja.
Dalam  penelitian  ini  profitabilitas  diproksikan  dengan  ROA.  ROA merupakan rasio yang menunjukkan berapa banyak laba bersih setelah pajak dapat
dihasilkan dari rata-rata seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan Husnan dan
Pudjiastuti,  2012:76.  Sehingga,  apabila  ROA  meningkat  berarti  profitabilitas perusahaan  meningkat,  sehingga  dampak  akhirnya  adalah  peningkatan
profitabilitas  yang  dinikmati  oleh  pemegang  saham.  Dengan  demikian, perusahaan  yang profitabilitasnya tinggi  akan menggunakan dana pinjaman  yang
sedikit, sehingga terdapat hubungan negatif antara profitabilitas terhadap struktur modal.    ROA  didefinisikan  sebagai  perbandingan  dari  laba  bersih  setelah  pajak
dengan total aktiva Mardinawati, 2010, yang dirumuskan sebagai berikut : ROA  =    Laba Setelah Pajak
Total Aset
2.2.4 Kepemilikan Institusional.
Kepemilikan  institusional  adalah  kepemilikan  saham  perusahaan  yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
investasi,  dan  institusi  lainnya.  Kepemilikan  institusional  memiliki  arti  penting dalam memonitoring perilaku manajemen.
Moh’d
et  al
,  1998  Werdiniarti,  2007  menyatakan  bahwa  bentuk distribusi  saham
shareholder  dispersion
antara  pemegang  saham  dari  luar
outside  shareholder
yaitu  institusional  investor  dapat  mengurangi
agency  cost
karena  kepemilikan  mewakili  suatu  sumber  kekuasaan
source  of  power
yang dapat  digunakan  untuk  mendukung  atau  sebaliknya  terhadap  keberadaan
manajemen, maka konsentrasi atau penyebaran kekuasaan menjadi suatu hal yang relevan.  Adanya  kepemilikan  oleh  investor-investor  institusional  seperti
perusahaan  asuransi,  bank,  perusahaan  investasi  dan  kepemilikan  oleh  institusi dan  kepemilikan  oleh  institusi  lain  dalam  bentuk  perusahaan  akan  mendorong
peningkatan  pengawasan  yang  lebih  optimal.  Sehingga
managerial  opportunism
lebih  rendah  yang  akan  mengurangi  konflik  agensi.  Dengan  tingkat  pengawasan yang  optimal,  akan  menurunkan  biaya  monitoring  serta  perusahaan  akan  lebih
berhati-hati  dalam  pengambilan  keputusan.  Jadi,  dapat  disimpulkan  bahwa kepemilikan  institusional  memiliki  hubungan  negatif  terhadap  struktur  modal.
Kepemilikan  institusional  merupakan  rasio  antara  kepemilikan  saham  institusi terhadap total saham  yang beredar Werdiniarti, 2007, yang dirumuskan sebagai
berikut. Kepemilikan Institusional  =   Kepemilikan saham institusi
Total kepemilikan saham
2.2.5 Ukuran Perusahaan