Komunikasi Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Komunikasi

Politik Politik seperti komunikasi merupakan proses dan seperti komunikasi politik melibatkan pembicaraan, ini bukan pembicaraan dalam arti sempit seperti kata yang diucapkan melainkan pembicaraan dalam arti kata yang lebih inklusif, yang berarti segala cara orang bertukar symbol, kata-kata yang di ucapkan, gambar, gerakan , sikap tubuh, dan pakaian. Ilmuwan politik Mark Roelofs mengatakan dengan cara sederhana “politik adalah pembicaraan atau lebih tepat, kegiatan politik adalah berbicara”. Ia menekankan bahwa politik tidak hanya pembicaraan, juga tidak semua pembicaraan itu semua politik, dan hanya bukan kondisi dasarnya adalah bahwa ia adalah kegiatan berkomunikasi antara orang- orang.Nimmo, 1989:9. Komunikasi politik itu lebih bermuara sharing berbagi simbol,gagasan, kepentingan dan sebagainya di antara sejumlah pihak. Komunikator dalam proses komunikasi politik memainkan peran sosial utama, terutama dalam pembentukan opini politik. Mark Roelofs mengemukakan peran komunikator politik sebagai pemimpin public opinion, karena mereka berhasil membuat beberapa gagasan yang mula-mula ditolak, kemudian dipertimbangkan dan akhirnya diterima massa. Ali, 1999:133.

2.1.2 Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa

Kegiatan komunikasi adalah penciptaan interaksi perorangan dengan menggunakan tanda-tanda yang tegas. Komunikasi juga berarti pembagian unsur- unsur perilaku, atau cara hidup dengan eksistensi seperangkat ketentuan dan pemakaian tanda-tanda. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan tergantung dari siapa khalayak pesan yang dituju, dan melalui media apakah iklan tersebut sebaiknya disampaikan. Karena itu, untuk membuat komunikasi menjadi efektif, harys dipahami betul siapa khalayak saasaranya, secara kuantitatif maupun kualitatif. http: www.desaingrafisindonesia.com20071015semiotika-iklan-s osial Komunikasi massa berfungsi menyiarkan informasi, gagasan, sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media Effendy, 2003:80. Menurut Gerbner 1967 dalam Rachmat 2002:188 komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Komunikasi massa mass communication adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa modern meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio yang ditunjukan kepada umum dan film-film yang diputar di gedung bioskop Effendy, 2003:79. Banyak defenisi komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakanya. Namun dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Sebab, awal perkembanganya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication media komunikasi massa yang dihasilkan oleh teknologi modern. Nurudin, 2007:4 Secara teoritis, berbagai media massa memiliki fungsi sebagai saluran informasi, saluran pendidikan, dan saluran hiburan, namun kenyataanya media massa memberikan efek lain di luar fungsinya. Efek media massa tidak hanya mempengaruhi sikap seseorang namun pula dapat mempengaruhi perilaku, bahkan tataran yang lebih jauh efek media massa dapat mempengaruhi sistem- sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat. Hal tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam waktu pendek sehingga dengan cepat dapat mempengaruhi mereka, namun juga memberi efek dalam waktu yang cukup lama, sehingga dapat memberi efek dalam waktu yang lama, sehingga dapat memberikan dampak pada perubahan-perubahan dalam waktu yang lama. Mc Quail Menjelaskan bahwa: “efek media massa memiliki andil dalam pembentukan sikap, perilaku, dan keadaan masyarakat. Antara lain terjadinya penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat berubah dari terdisional ke modern. Selain itu, media massa juga mampu merubah masyarakat dari kota sampai ke desa, sehingga dapat menjadi masyarakat yang konsumerisme.” Bungin, 2006:320. Berkaitan dengan efek media massa maka salah satu media massa yang juga dapat memberikan efek kepada khalayaknya adalah surat kabar. Surat kabar merupakan kumpulan dari berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak kedalam lembaran kertas ukeran plano yang diterbitkan secara teratur,biasa terbit setiap hari atau seminggu satu kali Djuroto, 2002:11. Surat kabar merupakan salah satu kajian studi ilmu komunikasi, khususnya pada studi komunikasi massa dalam buku “Ensiklopedia Pers Indonesia” disebautkan bahwa pengertian surat kabar sebagai sebutan bagi penerbit per yang masuk dalam media massa cetak yaitu berupa lembaran- lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan yang diterbitkan secara berkala: bias harian, mingguan, bulanan, serta diedarkan secara umum Junaedi, 1991:257. Surat kabar pada perkembanganya, menjelma menjadi salah satu bentuk dari pers yang mempunyai kekuatan dan kewenangan untuk menjadi sebuah kontrol sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut disebabkan karena falsafah pers yang selalu identik dengan kehidupan sosial, budaya, dan politik. Menurut Sumadiria 2005 : 32-35 dalam Jurnalistik Indonesia menunjukan 5 fungsi pers yaitu: 1. Fungsi Informasi, sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secepat- cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya yang akurat, aktual, faktual dan bermanfaat. 2. Fungsi Edukasi, maksudnya disini informasi yang disebarluaskan pers hendaknya dalam kerangka mendidik. Dalam istilah sekarang pers harus mau dan mampu memerankan dirinya sebagai guru pers. 3. Fungsi Hiburan, pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana hiburan yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat. 4. Fungsi Kontrol sosial dan koreksi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat. Pers akan senantiasa menyalahkan ketika melihat penyimpangan dan ketidak adilan dalam suatu masyarakat atau Negara. 5. Fungsi Mediasi, dengan fngsi mediasi, pers mampu menjadi fasilitator atau mediator menghubungkan tempat yang satu dengan yang lainya, peristiwa yang satu dengan lainya, orang yang satu dengan orang lainya. Kontrol Sosial menurut J.S Roucek dalam pengendalian sosial 1987:2 adalah sekelompok proses yang direncanakan atau tidak yang mana individu diajarkan atau dipaksa untuk menerima cara-cara dan nilai kehidupan kelompok. Dari definisi ini menonjol sifat kolektif dan usaha kelompok untuk mempengaruhi individu agar tidak menyimpang dari apa yang oleh kelompok diniai sangat baik. Dalam hubungan ini individu bahkan dapat dipaksa untuk kalau perlu bertindak bertentangan dengan keinginanya untuk mengikuti nilai- nilai yang benar menurut kepentingan bersama. Sedangkan pengertian lain kontrol sosial adalah tekanan mental terhadap individu dalam bersikap dan bertindak sesuai penilaian kelompok. Susanto, 2000:115. Dalam hal ini sebenarnya kontol sosial bertujuan: 1. Menyadarkan individu tentang apa yangsedang dilakukanya. 2. Mengadakan himbauan kepada individu untuk mengubah sikap diri. 3. Perubahan sikap yang kemudian diusahakan untuk menjadi norma baru. Susanto, 2000:116 Idealisme yang melekat pada pers dijabarkan dalam pelaksanaan fungsinya, selain menyiarkan informasi yang objektif dan edukatif, menghibur, melakukan kontrol sosial yang konstruktif dengan melakukan komunikasi dan peran serta positif dari masyarakat itu sendiri Effendy, 2003: 149. 2.1.3 Karikatur Secara etimologis, karikatur berasal dari bahasa italia, caricare, artinya melebih-lebihkan. Kata caricare itu sendiri dipengaruhi kata carattere, juga bahasa italia, yang berarti karakter dan kata cara bahasa spanyol yang berarti wajah. Menurut likman 1989 dalam sumadiria 2005:8, perkataan karikatur mulai digunakan untuk pertama kalinya oleh Mossini, orang prancis, dalam sebuah karyanya yang berjudul diverse figure. Sedangkan orang yang pertama mengenalkan kata caricature adalah Lorenzo Bernini adalah seseorang pemahat patung pada jaman Renaissance. Dengan demikian, secara etimologis karikatur adalah gambar wajah dan karakteristik seseorang yang diekspresikan secara berlebih-lebihan. Dalam Encyclopedia of The Art dijelaskan,karikatur merupakan representasi sikap atau karakter seseorang dengan cara melebih-lebihkan sehingga melahirkan kelucuan. Kekacauan juga seringdipakai sebagai sarana kritik sosial dan politik. Sumandiria, 2005:8 Dalam perkembanganya, sesuai dengan dinamika persoalan yang dihadapi dan diliput pers, karikatur tidak hanya menunjuk pada gambar wajah seseorang yang dilebih-lebihkan. Karikatur juga mencangkup semua peristiwa yang terjadi, diliput, dan menjadi sorotan pers. Ia bahkan termasuk karya seni grafis. Seperti ditegaskan oleh kartunis terkemuka GM Sudarta dalam salah satu makalahnya, karikatur adalah termasuk seni grafis, yaitu suatu cabang dari bentuk seni lukis. Dalam penyajianya dituntut pula akan selera indah dimana hasil seni. Ini penting, karena ide yang bagaimanapun kuatnya akan berkurang nilainya apabila tidak didukung oleh kualitas gambar yang baik. Sebagaimana seni lukis, dalam karikatur juga dituntut selera komposisi untuk membuat gambar yang enak dipandang. Sumandiria, 2005:9 Menggambar karikatur termasuk proses kreatif seseorang ahli grafis sekaligus seorang jurnalistik. Sebagai ahli grafis, ia harus dapat menyajikan gambar yang memenuhi kaidah komposisi gradasi, dan eksentuasi secara tajam dan serasi. Sebagai jurnalis, ia pandai memilh topik yang sedang actual, menyangkut kepentingan masyarakat umum, dan mengemasnya dalam panduan gambar serta kata-kata yang singkat, lugas, sederhana. Secara teknis jurnalistik karikatur, kariaktur diartikan sebagai opini redaksi media dalam bentuk gambar yang sarat akan dengan muatan kritik sosial dengan memasukan unsur kelucuan, anekdot, atau humor agar siapapun yang melihatnya bias tersenyum, termasuk tokoh atau objek yang di karikaturkan itu sendiri. Sumandiria, 2003:9 Sebuah karikatur dikatakan efektif apabila karikatur itu telah menjalankan fungsinya, yakni karikatur harus membuatsenyum untuk semua. Senyum untuk yang dikritik agar tifak marah, senyum untuk masyarakat yang merasa terwakili aspirasinya, dan senyum untuk sang karikaturis karena tidak terjadi apa-apa. Sumandiria, 2005:9

2.1.4 Semiotika

Dokumen yang terkait

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 3 11

PENDAHULUAN Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 2 4

DAFTAR PUSTAKA Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 3 6

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 5 16

PEMAKNAAN KARIKATUR OPINI DI KORAN KOMPAS EDISI 13 JULI 2011 (Studi Analisis Semiotik Tentang pemaknaan karikatur Pada Rubrik Opini Versi “Sopir Bus Menelantarkan Penumpang” di koran kompas edisi 13 juli 2011).

1 5 95

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA RUBRIK OPINI DI KORAN KOMPAS (Studi Analisis Semiotik Tentang pemaknaan karikatur Pada Rubrik Opini Versi “Tong Sampah dengan statement” Bubarkan KPK dan Maafkan Koruptor Edisi 3 Agustus 20.

0 1 86

PEMAKNAAN KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI JAWA POS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Rubrik Opini Di Jawa Pos Edisi 29 September 2011).

0 2 75

PEMAKNAAN KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI JAWA POS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Rubrik Opini Di Jawa Pos Edisi 29 September 2011)

1 1 20

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA RUBRIK OPINI DI KORAN KOMPAS (Studi Analisis Semiotik Tentang pemaknaan karikatur Pada Rubrik Opini Versi “Tong Sampah dengan statement” Bubarkan KPK dan Maafkan Koruptor Edisi 3 Agustus 20

1 1 23

PEMAKNAAN KARIKATUR OPINI DI KORAN KOMPAS EDISI 13 JULI 2011 (Studi Analisis Semiotik Tentang pemaknaan karikatur Pada Rubrik Opini Versi “Sopir Bus Menelantarkan Penumpang” di koran kompas edisi 13 juli 2011)

1 1 17