5. Tanggal 29 April 1906 - ?
6. Tanggal 30 November – 2 Desember 1909
7. Tanggal 4 November 1915 - ?
8. Tanggal 30 Mei 1941
9. Tanggal 25 Desember 1943 – 1 Januari 1944
10. 1949 – 1950
11. Tanggal 15 Oktober 1943 +- 45 hari
12. September 1965 - ?
13. Tanggal 28 Maret 1966 – 8 Agustus 1966
14. Tanggal 3 Juni – 21 November 1994
15. September 1995
16. Tanggal 1 – 5 Oktober 2004
4.2 Pengelolaan Gunung Rinjani Sebagai Objek Wisata
Sebagai objek wisata yang memiliki potensi besar, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah maupun instansi terkait untuk menaruh perhatian lebih terhadap objek
wisata Gunung Rinjani yang dapat dikatakan sebagai salah satu kebanggaan Negara Indonesia.
Pengelolaan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi yang dimiliki objek tersebut. Dengan mengacu pada kriteria keberhasilan
pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan. Dalam mengelola suatu objek wisata, harus memiliki strategi khusus yang bertujuan untuk mengembangkan produk
dan pelayanan berkualitas, seimbang dan bertahap. Pada sebuah objek wisata ada berbagai unsure yang saling bergantungan, yang
mana unsur – unsur ini perlu dikembangkan agar dapat menarik minat wisatawan. Karena pada dasarnya, wisatawan berkunjung ke suatu daerah wisata adalah untuk
mencari kepuasan. Hal – hal penunjang yang membantu para wisatawan untuk dapat mencapai kepuasan dan kenyamanan tersebut antara lain adalah :
1. Transportasi
2. Jaringan komunikasi, Sumber listrik, Air, dll
3. Fasilitas menginap dan kesehatan
4. Sistem keamanan
Masih banyak lagi faktor – faktor penunjang lainnya yang dapat membantu tercapainya kepuasan wisatawan, karena tiap – tiap wisatawan memiliki tujuan dan
maksud yang berbeda – beda ketika mengunjungi suatu objek wisata. Gunung Rinjani memiliki kekuatan pada keindahan panorama alamnya yang
luar biasa, dan juga Gunung Rinjani menawarkan jalur pendakian yang menantang bagi para pecandu ketegangan atau orang yang memiliki jiwa petualang yang kuat.
Oleh karena itu, maka pengelolaan harus difokuskan pada pemeliharaan lingkungan
serta jalur pendakian di sekitar Gunung Rinjani guna memberikan kenyamanan bagi para wisatawan.
Hospitality atau keramah tamahan dan kesediaan untuk menerima pengunjung
di objek tersebut juga harus menjadi perhatian. Perlu adanya kesadaran masyarakat lokal untuk menerima dan mempelajari perbedaan yang akan ditemukan pada
wisatawan yang mengunjungi Gunung Rinjani. Karena perbedaan tersebut apabila disikapi secara positif akan berdambak baik bagi perkembangan masyarakat lokal.
BAB V PENUTUP