61
melakukan kewajiban debitur apabila debitur dalam hal ini tidak dapat melakukan kewajibannya terhadap kreditur. Dan apabila penjamin tidak dapat melakukan
kewajibannya maka penjamin dapat digugat pailit oleh kreditor. Jadi kepailitan perseroan sangan berpengaruh pada penjamin, karena apabila
perseroan tidak melakukan kewajibannya dlam hal ini lalai melakukan kewajibannya kepada kreditur maka perseroan tersevut dapat diajukan pailit. Akibatnya penjamin
juga dapat diajukan pailit oleh kreditur. Karena penjamin merupakan pihak ketiga yang memberikan jaminan kepada kreditur terhadap debitur untuk melaksanakan
kewajiban debitur apabila debitur lalai melakukan kewajibannya. Akan tetapi penjamin tidak begitu saja dapat dipailitkan akibat dari perseroan yang tidak
melakukan kewajibannya. Apabila perseroan tidak membayar kewajibannya tidak membayar utangnya maka penjamin dapat dituntut pertanggungjawabannya untuk
melakukan kewajiban perseroan. Tetapi apabila penjamin tidak dapat melakukan kewajibannya tidak mampu melakukan kewajibannya maka penjamin dapat diajukan
pailit oleh kreditur. Peluncuran kredit oleh suatu Bank mestilah dilakukan dengan berpegangan
pada beberapa prinsip, yaitu:
64
1. Prinsip Kepercayaan
Sesuai dengan asal kata kredit yang berarti kepercayaan, maka setibanya pemberian kredit sebenarnya mestilah selalu dibarengi oleh kepercayaan. Yakni
64
Boedi Harsono, Hukum yang Berlaku Terhadap Bangunan, Untuk kalangan sendiri, Jakarta: Direktorat Agraria, hal. 76
Universitas Sumatera Utara
62
kepercayaan dari Kreditur akan bermanfaatnya kredit bagi Debitur sekaligus kepercayaan oleh Kreditur bahwa Debitur dapat dibayar kembali kreditnya
2. Prinsip Kehati-hatian
Prinsip kehati-hatian prudent ini adalah salah satu konkretisasi dari prinsip kepercayaan dalam suatu pemberian kredit. Disamping pula sebagai perwujudan dari
prinsip Prudent Banking dari seluruh kegiatan perbankan Dengan keharusan adanya jaminan hutang dalam setiap pemberian kredit
sebenarnya juga mempunyai tujuan agar kredit diluncurkan secara hati-hati, sehingga ada jaminan bahwa kredit yang diberikan akan dibayar kembali oleh pihak Debitur.
3. Prinsip 5 C
Prinsip 5 C adalah singkatan dari unsur-unsur Character, Capacity, Capital, Condition of Econony, dan Collateral.
Untuk itu akan ditinjau satu perasatu dari unsure tersebut yaitu:
a. Watak Character Salah satu unsur yang mesti diperhatikan oleh Bank sebelum menerbitkan
kreditnya adalah penilaian atas karakter kepribadian watak dari calon Debiturnya. Karena watak dan perilaku yang jelek, maka tidak mau membayar hutangnya. Oleh
karena itu, sebelum kredit diberikan maka harus terlebih dahulu ditinjau apakah calon Debitur yang bersangkutan berkelakuan baik, atau tidak terlibat tindakan-tindakan
yang tidak terpuji.
Universitas Sumatera Utara
63
b. Kemampuan Capacity Seorang calon Debitur Penanggung hutang harus pula diketahui kemampuan
bisnisnya, sehingga dapat diprediksi kemampuan untuk melunasi hutangnya. Kalau kemampuan bisnisnya kecil, tentu tidak layak diberikan kredit dalam skala besar.
c. Modal Capital Permodalan dari suatu Debiturpenanggung hutang juga merupakan hal yang
harus diketahui oleh calon debiturnya. Karena permodalan dan kemampuan keuangan dari seorang Debitur akan mempunyai korelasi langsung dengan tingkat kemampuan
bayar kredit. d. Kondisi Ekonomi Condition of Economy
Kondisi perekonomian secara mikro maupun makro merupakan factor penting pula untuk dianalisa sebelum kredit diberikan, terutama yang berhubungan langsung
dengan bisnis pihak Debitur. e. Agunan Collateral
Angunan sangat penting dalam pemberian kredit. Angunan sebagai jaminan pelunasan atas pemberian kredit oleh Debitur. Angunan merupakan the last resort
bagi kreditur dimana akan direalisasidieksekusi jika suatu kredit benar-benar dalam keadaan macet.
4. Prinsip 5 P
Dalam pemberian kredit, selain prinsip 5 C juga terdapat prinsip 5 P, merupakan singkatan dari Party, Purpose, Payment, Profitability, dan Protection.
Universitas Sumatera Utara
64
a. Para Pihak Party Para pihak merupakan titik sentral yang diperhatikan dalam setiap pemberian
kredit. Untuk itu pemberian kredit harus memperoleh satu ”kepercayaan” terhadap para pihak, dalam hal ini Debitur.
b. Tujuan Purpose Tujuan dari pemberian kredit juga sangat penting diketahui oleh pihak Kreditur.
Yang harus diperhatikan apakah kredit akan digunakan untuk hal-hal yang positif yang benar-benar dapat menaikkan income perusahaan.
c. Pembayaran Payment Pembayaran kredit dari calon Debitur cukup tersedia dana cukup aman sehingga
sengan demikian diharapkan bahwa kredit yang akan diluncurkan tersebut dapat dibayar kembali oleh Debitur yang bersangkutan.
d. Keuntungan Profiability Unsur perolehan laba oleh Debitur tidak kurang pula pentingnya dalam suatu
pembayaran kredit. Untuk itu, kreditur harus dapat berantisipasi, apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan menutupi pembayaran kembali.
e. Perlindungan Protection Diperlukan suatu perlindungan terhadap kredit oleh perusahaan Debitur. Untuk
itu, perlindungan dari kelompok perusahaan, atau jaminan holding atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting dan harus diperhatikan.
Universitas Sumatera Utara
65
5. Prinsip 3 R