Konsep Konservasi Konsep Pariwisata Alternatif

3. Memberikan kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat setempat serta memberdayakan masyarakat setempat. 4. Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradesi keagamaan masyarakat setempat. 5. Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Pengembangannya harus didasarkan atas musyawarah dengan persetujuan masyarakat setempat. 7. Secara konsisten memberikan kepuasan kepada konsumen. 8. Dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehingga sesuai dengan harapan. 9. Sistem pengelolaan yang serasi dan seimbang sesuai dengan konsep Tri Hita Karana.

2.2.2 Konsep Konservasi

The International Union For Conservation of Nature and Natural Resources dalam Fandeli 2000;7 mengemukakan konservasi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan biosphere dengan berusaha memberikan hasil yang besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang. Adapun tujuan konservasi itu adalah: 1 Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologi yang tetap mendukung suatu kehidupan. 2 Melindungi keanekaragaman hayati. 3 Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya . Selanjutnya Sulthoni 2000;74 mengatakan kawasan konservasi adalah sebagai kawasan yang dilindungi karena memiliki ciri tertentu dari kawasan tersebut. Adapun cirri kawasan konservasi itu adalah; 1 keunikan ekosistemnya, 17 2 adanya sumber daya fauna yang telah terancam kepunahan, 3 keanekaragaman flora dan fauna, 4 panorama atau ciri geofisik yang memiliki nilai estetika dan 5 karena fungsi hidrokologi kawasan

2.2.3 Konsep Pariwisata Alternatif

Pariwisata alternatif dikembangkan di beberapa daerah tujuan wisata, agar dapat mencegah kerusakan alam dan mencegah dampak negatif dari pariwisata masal. Untuk lebih jelasnya apa itu pariwisata alternatif, ada beberapa sarjana memberikan konsep pariwisata alternatif seperti ; Kodhiyat 1997;75 memberikan batasan bahwa pariwisata alternatif memiliki dua pengertian yaitu 1 Sebagai salah satu bentuk kepariwisataan yang alami, bahkan sebagai reaksi terhadap dampak negatif dari pengembangan pariwisata konvensional, 2 Sebagai bentuk kepariwisataan yang berbeda dari pariwisata konvensional untuk menunjang kelestarian lingkungan. Begitu juga Smith dalam Myra 1997;87 memberi batasan pariwisata alternatif sebagai bentuk pariwisata yang konsisten dengan nilai-nilai alami, sosial dan masyarakat memungkinkan baik tuan rumah maupun pengunjung untuk menikmati interaksi yang positif dan benar serta saling membagikan pengalamannya. Beberapa bentuk pariwisata altrnatif seperti : wisata pedesaan, wisata memancing, agrowisata, wisata bersepeda, wisata alam, wisata hiking, trekking dan canoing. Jadi pariwisata alternatif merupakan kecenderungan baru dari bentuk pariwisata yang telah dikembangkan konvensional atau sering juga diartikan sebagai suatu bentuk pariwisata yang sengaja disusun dalam skala kecil small scale tourism yang lebih memperhatikan aspek lingkungan fisik, 18 sosial dan budaya masyarakat setempat. Pariwisata alternatif ini merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa jenis wisata seperti wisata petualangan, wisata alam dan wisata komunitas.

2.2.4 Konsep Pemberdayaan Masyarakat