Asas Bimbingan dan Konseling

pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif maupun keterampilan individual dalam mewujudkan kosep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistim kehidupan social budaya yang terus-menerus berubah. Apabila layanan bimbingan dan konseling bidang karir ini benar-benra dimanfaatkan oleh siswa maka prestasi belajarnya akan maksimal sebab ia akan diarahkan kepada karirprodi yang sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya.

2.1.11 Asas Bimbingan dan Konseling

Pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah pekerjaan profesional. Pekerjaan yang profesional itu harus dilaksanakan dangan mengikuti kaidah- kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses layanan Bimbingan dan konseling. Dalam penyelanggraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah- kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling. Asas- asas yang dimaksud adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatofan, keahlian, alih tangan kasus dan tutwurihandayani Yusuf Nurhisan, 2011: 22 1. Rahasia. Yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin. . Jika asas ini benar-benar dilaksanakan, maka penyelenggra atau pemberi layanan akan mendapatkan kepercayaan dari semua pihak terutama klien sehingga mereka akan mau memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika guru Bk tidak dapat memegang asas kerahasiaan dengan baik, maka hilanglah kepercayaan klien, hingga akibatnya mereka enggan memanfaatkan pelayanan bimbingan dan konseling. 2. Sukarela. Yaitu menhendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik mengikutimenjalani layanankegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut. Dalam hal ini siswa diharapakan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya, serta mengungkapkan segrnap fakta, data, dan seluk beluk berkenaan dengan masalahnya itu kepada guru BK dan guru BK juga hendaknya dapat memberikan bantuan dengan tidak terpaksa, atau dengan kata lain guru BK memberikan bantuan dengan ikhlas. 3. Terbuka. Dalam pelaksanaan kegiatan layanan peserta didik yang menjadi sasaran layanankegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik. Keterbukaan ini sangat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran layanan kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersifat terbuka dan tidak berpura-pura. 4. Kegiatan. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling peserta didik yang menjadi sasaran layanankegiatan berpartisipasi secara aktif didalam penyelenggaraan layanankegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanankegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya. 5. Mandiri. Asas bimbingan ini menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: peserta didik sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandidri dengan cirri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkingannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serata mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan bagi perkembangan kemandirian peserta didik. 6. Kini. Pada penanganan masalah klien, masalah peserta didik klien yang ditangani adalah masalah dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan masa depan atau kondisi masa lampau pun dilihat dampak danatau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang. Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa guru BK tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Jika diminta bantuan oleh klien atau terlihat jelas-jelas bahwa siswa membutuhkan bantuan guru BK dapat segera membantunya misalnya adanya siswa yang mengalami masalah dan harus mendapatkan peneganan segara maka guru BK hendaklah segera memberikan bantuan. 7. Dinamis. Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Perubahan itu tidaklah sekedar mengulang hal yang lama, yang bersifat menoton, melainkan perubahan yang selalu menuju kesuatu pembaruan sesuatu yang lebih maju, dinamis sesuai dengan arah perkembangan siswa yang dikehendaki. 8. Terpadu. Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerjasama antara guru pembimbing dan phak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanankegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya. 9. Harmonis. Segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan kinseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hokum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggung jawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik klien memahami, menghayati dan mengamalkan nilai dan norma tersebut. 10. Ahli. Layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, para pelaksana bimbingan dan konseling hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalnya guru bimbingan dan konseling harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling. 11. Alih Tangan Kasus Pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggara- kan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atau suatu permasalahan peserta didik klien mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain, dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaranpraktik dan lain-lain. 12. Tut Wuri Handayani. Pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju. Demikian juga segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan, dan dorongan seperti itu. Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa selain asas-asas bimbingan dan onseling tersebut terkait antara satu dan lainnya, segenap asas itu perlu diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-asas tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh proses kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu tidak dijalankan dengan baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling akan tersendat-sendat atau terhenti sama sekali. Asas-asas layanan bimbingan dan konseling sangat menunjang untuk proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di Sekolah. Karena dengan adanya asas ini dapat memotivasi siswa memanfaatkan pelayanan bimbingan dan konseling sehingga siswa optimal dalam perkembangannya dan maksimal prestasi belajarnya.

2.1.12 Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah