bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan, dan dorongan seperti itu.
Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa selain asas-asas bimbingan dan onseling tersebut terkait antara satu dan lainnya, segenap asas itu perlu
diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-asas tersebut, sehingga
dapat dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh proses kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu tidak
dijalankan dengan baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling akan tersendat-sendat atau terhenti sama sekali. Asas-asas layanan bimbingan dan
konseling sangat menunjang untuk proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di Sekolah. Karena dengan adanya asas ini dapat memotivasi siswa
memanfaatkan pelayanan bimbingan dan konseling sehingga siswa optimal dalam perkembangannya dan maksimal prestasi belajarnya.
2.1.12 Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah
Menyusun program bimbingan dan konseling merupakan salah satu kompetensi dan tugas pokok konselor. Hal ini ditegaskan dalam SK Menpan
No.841993 ditagaskan bahwa tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program bimbingan dan konsling, melaksanakan program bimbingan dan
konseling, evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling dan tindak lanjut dalam program bimbingan
dan konseling terhadap peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya. Selanjutnya program yang disusun tersebut meliputi; program tahunan , semesteran, triwulan,
bulanan atau mingguan serta program satuan layanan dan satuan pendukung. seri pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan konseling, 1995: Depdikbud, 2004
Dalam penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling disekolah, terdapat dua jenis struktur program layanan bimbingan dan konseling
yaitu struktur program bimbingan dan konseling 17 plus dan struktur program bimbingan dan konseling komprehensif. Pada pembahasan ini penulis memilih
salah satu program layanan yaitu program koprehensif. Muro dan Kottman dalam Yusuf Nurhisan 2011: 26 Mengemukakan
bahwa struktur program bimbingan dan konseling komprehensif diklsifikasikan kedalam empat jenis layanan, yaitu: 1 Layanan dasar bimbingan; 2 layanan
resposif; 2 Layanan perencanaan individual; dan 4 dukungan sistem. 1
Layanan Dasar Bimbingan. Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bantuan bagi peserta didik
melalui kegiatan-kegiata kelas atau diluar kelas, yang disajikan secara sistimatis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal.
Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat dan memperoleh
keterampilan dasar hidupnya. Bidang-bidang bimbingan, meliputi bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir.
2. Layanan Responsif Layanan responsif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki
kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan pertolongan dengan segera. Layanan bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan yang dirasakan
pada saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa
ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku bermasalah, atau malasuai. Layanan ini lebih bersifat kuratif. Strategi yang digunakan adalah
konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi. Isi layanan responsif ini adalah bidang: 1 pendidikan; 2 belajar; 3sosial; 4 pribadi; 5 karir; 6 tata
tertib sekolah; 7 narkotika dan perjudian; 8 perilaku seksual; dan 9 kehidupan lainnya.
3. Layanan Perencanaan Individual. Layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan
kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, karir, dan sosial pribadinya. Membantu individu memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan
dan mengimplementasikan rencana-rencananya itu. 4.
Dukungan Sistem Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan menejemen bertujuan
memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional; hubungan masyarakat dan staf,
konsultasi dengan guru, staf ahlipenasehat, masyarakat yang lebuh luas;
menejemen program, penelitian dan pengembangan. Thomas Ellis, 1990 dalam Yusuf Nurhisan: 2011; 31.
Program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam rangka memperlancar penyelenggaraan ketiga program layanan diatas. Sedangkan bagi
personil pendidikan lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan disekolah. Dukungan sistim ini meliputi dua aspek yaitu: Pemberian
layanan dan kegiatan menejemen.
2.1. 13 Hubungan Antara Motivasi Memanfaatkan Pelayanan Bibingan dan Konseling Dengan Prestasi Belajar Siswa
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mengintegrasikan tiga bidang utama secara sinergis, yaitu bidang administratif dan kepemimipinan,
bidang intruksional dan kurikuler, dan bidang pembinaan siswa Bimbingan dan Konseling. Phenix dalam Yusuf Nurhisan 2010:5 mengemukakan bahwa
bidang bimbinan dan konseling disekolah terkait dengan program pemberian bantuan kepada peserta didik dalam upaya mencapai perkembangannya yang
optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggungjawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau
konselor Menurut Yusuf Nurhisan 2010:4 pendidikan yang hanya melaksanakan
bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil
dalam aspek akadmik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek psikososiospiritual.
Sedangkan menurut prayitno dan Amti Erman, 2004:197 Fungsi bimbingan dan konseling disekolah adalah: 1 Pemahaman, yaitu fungsi untuk
membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya. 2 Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri
dari berbagai permasalahan yang dapat mghambat perkembangan dirinya. 3 Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya. 4 Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi, bakat dan
minat yang dimilikinya, 5 Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu siswa memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat
perhatian. Setiap lembaga pendidikan dalam upaya menghasilkan individu yang pintar
dan terampil dalam aspek akadmik sekali pun masih perlu interfensi dari bimbingan dan konseling. Hal ini disebabkan dalam kegiatan belajar-mengajar
disekolah, akan timbul berbagai masalah bagi siswa itu sendiri maupun bagi pengajar guru. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil,
bagaimana membuat rencana bagi siswa, menyesuaikan proses belajar, penilaian hasil belajar, kesulitan belajar dan sebagainya.
Bagi siswa sendiri masalah-masalah belajar yang mungkin timbul adalah pengaturan waktu belajar, motivasi belajar, memilih cara belajar yang efektif,
menggunakan buku-buku pelajaran, mempersiapkan ujian dan sebagainya. Sehingga perlunya pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa
agar berhasil dalam belajar dan mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Yusuf Nurihsan 2011:29
Dari beberapa pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa dalam memanfaatkan pelayanan bimbingan dan konseling erat kaitannya
dengan prestasi belajarnya. Hal ini disebabkan permasalahan-pemasalahan yang mengahambat belajarnya baik menyangkut masalah kesulitan belajar itu sendiri,
masalah pribadi yang diantaranya menyebabkan siswa malasenggan belajar, masalah sosial yang dapat menyebabkan siswa terisolirtertolak dari lingkungan
atau kelompoknya sehingga tidak dapat bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas belajar, masalah karir dimana siswa memilih sekolah lanjutanprodi yang tidak
sesuai dengan bakat, dapat terantisipasi sejak dini.
2.1.14 Kajian Relevan