belum mampu sebagaimana dikemukakan oleh Hubeis 2000 menjadi wadah kerjasama sebagai suatu unit sosial dengan kaidah dan norma yang disepakati
anggota sehingga menjadi kelembagaan yang mapan dan berpengaruh.
5.2.3 Uji korelasi unsur dinamika kelompok
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ada hubungan yang nyata diantara unsur-unsur dinamika kelompok. Dari kedelapan unsur yang
diteliti, hanya unsur tujuan kelompok dan suasana kelompok yang tidak berhubungan dengan unsur dinamika kelompok yang lain. Tujuan kelompok dan
suasana kelompok memiliki nilai Assymp. Sig lebih dari nilai alpha sehingga Hipotesis H
diterima. Hal ini disebabkan kedua KTH yang diteliti tidak memiliki tujuan yang spesifik dan tertulis serta interaksi yang sifatnya masih dalam
kegiatan sehari-hari, belum mencerminkan interaksi yang sifatnya subtantif sehingga parameter tersebut tidak bisa menjelaskan pengaruhnya terhadap unsur
dinamika kelompok yang lain. Sedangkan unsur dinamika kelompok lain seperti struktur kelompok, fungsi tugas kelompok, pembinaan dan pemeliharaan
kelompok, kekompakan kelompok, tekanan kelompok dan efektivitas kelompok menunjukkan hubungan yang nyata diantara unsur-unsur dinamika kelompok. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai Assymp. Sig kurang dari nilai alpha sehingga Hipotesis H
ditolak, H
1
diterima. Struktur dan fungsi tugas kelompok memiliki hubungan yang nyata dengan
tekanan kelompok, maupun sebaliknya. Sedangkan pembinaan dan pemeliharaan kelompok serta kekompakan kelompok memiliki hubungan yang nyata dengan
tekanan dan efektivitas kelompok, maupun sebaliknya. Selanjutnya tekanan kelompok memiliki hubungan yang nyata dengan efektivitas kelompok, maupun
sebaliknya. Dengan demikian, mayoritas unsur dinamika kelompok yang saling berhubungan sangat dipengaruhi oleh unsur tekanan kelompok.
Hubungan diantara tekanan kelompok dengan struktur dan fungsi tugas kelompok menandakan bahwa keadaan susunan hierarki mengenai hubungan-
hubungan berdasarkan peranan dan status di dalam kelompok dan segala hal yang
harus dilakukan oleh kelompok dalam rangka pencapaian tujuan masih dipengaruhi oleh pihak luar yaitu pemerintah atau dinas terkait. Hal ini bisa dilihat
dari struktur kepengurusan yang tidak berjalan dan usaha KTH yang cenderung
bersifat sebatas menerima bantuanproyek dari pemerintah atau dinas terkait. Kemudian hubungan diantara tekanan kelompok dengan pembinaan dan
pemeliharaan kelompok serta kekompakan kelompok. Hubungan ini bisa dilihat dari belum adanya usaha-usaha yang spesifik yang berasal dari kelompok untuk
menjaga kehidupannya. Hal-hal yang berkaitan dengan pembinaan dan pemeliharaan kelompok, biasanya terkait dengan adanya bantuan yang datang
atau kunjungan dari pemerintah ataupun dinas terkait sedangkan yang berkaitan dengan kekompakan kelompok selama ini tidak ada bentuk-bentuk kerjasama
yang spesifik yang berasal dari kelompok, yang dapat dilaksanakan oleh semua anggota di kelompok. Kerjasama yang muncul sifatnya insidental atau hanya
sewaktu-waktu saja. Selanjutnya hubungan diantara tekanan kelompok dengan efektivitas kelompok. Hubungan ini terlihat dari belum adanya kemauan atau
keinginan anggota untuk berusaha lebiih baik lagi, sehingga anggota kelompok cenderung statis dalam usaha taninya. Hasil uji korelasi unsur dinamika kelompok
tani disajikan pada Lampiran 2.
5.3 Hubungan Dinamika KTH dengan Pengelolaan Hutan Rakyat