Sub sistem pengolahan hasil Sub sistem pemasaran hasil

40.000,- per hari per orang. Dalam sekali panen, biasanya jumlah kayu yang dapat diangkut dalam bentuk log atau jika terjadi gergajian dalam bentuk sortimen, mencapai 4-5 truk dengan kapasitas 4-5 m 3 per truk untuk ukuran kayu berdiameter lebih dari 18 cm dan 3 m 3 per truk untuk ukuran kayu berdiameter kurang dari 18 cm.

5.1.2 Sub sistem pengolahan hasil

Sub sistem pengolahan hasil yaitu suatu proses hingga dihasilkan bentuk produk akhir yang dijual oleh para petani hutan rakyat atau dipakai sendiri. Dari kedua KTH yang diteliti, tidak dijumpai petani yang menjual kayu sengon dalam bentuk kayu olahan. Hal ini dikarenakan pemanenan dilakukan oleh tengkulak, petani hanya berperan sampai tahap pemeliharaan saja. Alasan ini dilatarbelakangi oleh kecenderungan petani berfikir praktis sehingga lebih memilih menyerahkan kegiatan pemanenan dilakukan oleh tengkulak. Hal ini disebabkan karena kebutuhan ekonomi dan dilatarbelakangi oleh penghematan dana untuk keperluan biaya pemanenan dan pengangkutan.

5.1.3 Sub sistem pemasaran hasil

Sub sitem pemasaran hasil adalah kegiatan atau proses penjualan kayu rakyat dalam penelitian ini dikhususkan jenis sengon dari petani sebagai produsen kepada pembelikonsumen, baik melalui perantara tengkulak maupun tidak. Hasil kayu dari hutan rakyat di lokasi penelitian dipasarkan ke wilayah Kecamatan Jasinga, Kecamatan Cigudeg dan bahkan sampai ke Provinsi Banten. Sistem pemasaran yang terjadi di kedua KTH yang diteliti yaitu petani langsung menjual ke tengkulak. Dari kondisi tersebut, dapat digambarkan saluran pemasarannya, seperti disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 Saluran pemasaran kayu sengon di Desa Jugalajaya. Petani Tengkulak Industri Penggergajian Dari hasil wawancara dengan industri penggergajian, hasil produk kayu olahan yang dihasilkan dari log kayu sengon berupa papan, balok, kaso dan reng dengan ukuran-ukuran tertentu. Produk kayu yang dihasilkan dari satu log kayu sengon dengan ukuran diameter 20 cm adalah balok 10 cm x 10 cm x 3 m, papan 3 cm x 20 cm x 3 m, kaso 4 cm x 6 cm x 3 m dan reng 2 cm x 5 cm x 3 m. Sedangkan untuk ukuran diameter yang lebih kecil biasanya digunakan untuk membuat sortimen kaso dan reng. Selain itu, hasil dari sisa gergajian biasanya dimanfaatkan untuk peruntukkan kayu bakar. Limbah ini biasanya dijual dengan satuan per truk. Satu truk untuk mengangkut limbah tersebut berkisar 6-8 m 3 . Ada juga sisa hasil gesekan yaitu serbuk gergajian. Limbah ini pun dipakai sebagai media budidaya jamur.

5.2 Dinamika KTH