Karakteristik Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA

2. Pengelolaan struktur, tanah organik pada umumnya memerlukan pemadatan daripada penggemburan. Makin lama gambut diusahakan pemadatan makin penting. Pengelolaan cenderung merusak struktur semula, dan tanah menjadi peka terhadap erosi angin. Untuk alasan itu suatu pemadat merupakan hal penting dalam pengelolaan tanah gambut. Pemadatan tanah organik memungkinkan akar berhubungan lebih dekat dengan tanah dan memungkinkan air naik dari bawah. 3. Penggunaan kapur, keadaan yang sangat masam menyebabkan pelarutan besi, aluminium, dan mangan sampai suatu tingkat sehingga mereka menjadi racun. Di bawah keadaan demikian, sejumlah besar kapur diperlukan untuk memperoleh pertumbuhan normal. 4. Unsur mikro, tanah gambut tidak hanya memerlukan kalium, fosfor dan nitrogen, tetapi seringkali membutuhkan beberapa unsur mikro. Pemupukan sangat dibutuhkan karena kandungan hara gambut sangat rendah. Jenis pupuk yang diperlukan adalah yang mengandung N, P, K, Ca dan Mg. Walaupun KTK gambut tinggi, namun daya pegangnya rendah terhadap kation yang dapat dipertukarkan sehingga pemupukan harus dilakukan beberapa kali split application dengan dosis rendah agar hara tidak banyak tercuci. Penggunaan pupuk yang tersedianya lambat seperti fosfat alam akan lebih baik dibandingkan dengan SP36, karena akan lebih efisien, harganya murah dan dapat meningkatkan pH tanah Subiksa et al., 1991 dalam Agus dan Subiksa, 2008.

2.2. Karakteristik Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun yang terdiri dari dua kelompok organ tanaman yakni organ vegetatif dan organ generatif reproduktif. Bagian vegetatif meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari malai, gabah dan bunga. Tanaman pertanian kuno yang berasal dari benua yaitu Asia. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam. Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut, Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monotyledonae Keluarga : Gramineae Poceae Genus : Oryza Spesies : Oryza sativa Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah Oryza sativa dengan dua subspecies yaitu Indica padi bulu yang ditanam di Indonesia dan Sinica padi cere. Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi lahan kering gogo dan padi sawah yang memerlukan penggenangan. Varietas padi yang sering digunakan dalam budidaya dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia salah satunya adalah padi varietas IR-64. Varietas ini merupakan hasil persilangan antara padi IR 5657 dengan IR 2061 yang di introduksi oleh IRRI. Varietas ini berasal dari golongan cere dengan deskripsi sebagai berikut; umur tanaman 110 sampai 120 hari, anakan produktif sebanyak 20 sampai 35 batang, tahan kerontokan dan rebah, tahan hama wereng coklat biotipe 1,2 dan agak tahan wereng coklat biotipe 3, agak tahan penyakit hawar daun bakteri strain IV serta tahan virus kerdil rumput, dan baik ditanam pada lahan sawah irigasi dataran rendah sampai sedang Suprihatno et al, 2010. Pertumbuhan tanaman padi dibagi dalam tiga fase De Datta, 1981 yaitu : 1. Fase vegetatif, yaitu meliputi awal pertumbuhan sampai pembentukan malai. Pada fase ini terdapat empat tahap yaitu; tahap 0 saat benih berkecambah sampai munculnya daun pertama muncul. Tahap 1 yaitu tahap pertunasan; dimulai saat benih berkecambah sampai dengan sebelum anakan pertama muncul. Selama tahap ini, daun dan sistem perakaran terus berkembang dengan cepat. Tahap 2 yaitu tahap anakan; berlangsung sejak muncul anakan pertama sampai pembentukan anakan maksimal tercapai. Anakan terus berkembang sampai tanaman memasuki tahap pertumbuhan berikutnya tahap 3 yaitu pemanjangan batang. Tahapan ini terjadi sebelum pembentukan malai atau terjadi pada tahap akhir pembentukan anakan. 2. Fase reproduksi, yaitu fase pembentukan malai sampai pembungaan. Pada fase ini terdapat tiga tahap, yang terdiri dari; tahap 4 yaitu pembentukan malai sampai bunting yang ditandai dengan adanya proses inisiasi primordial malai pada ujung tunas. Malai muda meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah dan menyebabkan pelepah daun menggembung, penggembungan daun bendera disebut bunting. Bunting pertama terjadi pada ruas batang utama. Pada tahap bunting, ujung daun layu menjadi tua dan mati dan anakan non produktif terlihat pada bagian dasar tanaman. Tahap 5, yaitu tahap keluarnya malai yang ditandai dengan kemunculan ujung malai dari pelepah daun bendera. Malai terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari pelepah daun. Tahap 6, yaitu tahap pembungaan dimulai ketika serbuk sari menonjol keluar dari bulir dan terjadi proses pembuahan. 3. Fase Pematangan, yaitu fase pembungaan sampai gabah matang. Pada fase ini terdapat tiga tahap, yaitu; tahap 7 dimana pada tahap ini gabah mulai terisi dengan cairan serupa susu atau disebut gabah matang susu. Malai hijau dan mulai merunduk. Pelayuan senescense pada dasar anakan berlanjut. Daun bendera dan dua daun di bawahnya tetap hijau. Tahap 8, yaitu tahap gabah setengah matang. Isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak dan akhirnya mengeras. Gabah pada malai mulai menguning. Pertanaman kelihatan menguning. Seiring menguningnya malai, ujung kedua daun terakhir pada setiap anakan mulai mengering. Tahap 9; yaitu tahap gabah matang penuh. Setiap gabah matang berkembang penuh, keras dan berwarna kuning. Daun bagian atas mengering dengan cepat daun dari sebagian varietas ada yang tetap hijau. Sejumlah daun yang mati terakumulasi pada bagian dasar tanaman. Di daerah tropis, fase reproduktif selama 35 hari dan fase pematangan sekitar 30 hari. Perbedaan masa pertumbuhan ditentukan oleh perubahan panjang waktu fase vegetatif.

2.3. Silikon dalam Tanah dan Tanaman