BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Evaluasi Teknik Klasifikasi
4.1.1 Klasifikasi Visual
Dari interpretasi visual dengan menggunakan elemen-elemen penafsiran berupa rona, warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs, dan asosiasi diperoleh
hasil klasifikasi tutupan lahan di Pulau Lombok sebanyak 11 kelas yaitu Pertanian Lahan Kering PLK, badan air, bandara, hutan mangrove, hutan primer, hutan
sekunder, pemukiman, perkebunan, sawah, tambak, dan tanah terbuka. Kelas petutupan lahan PLK mewakili tembakau Nicotiana tabacuwi L.,
kacang-kacangan Arachis hypogaea L., jagung Zea mays L., dan cabai Capsicum frutescens L., sedangkan yang termasuk dalam perkebunan mewakili
dadap Erythrina sp, kelapa Cocos nucivera L., jarak Ricinus communis L., dan kopi Coffea arabica L. pada tutupan lahan di Pulau Lombok. Penggabungan
pada masing-masing tutupan lahan ini dilakukan karena luas areal pada masing- masing kelas penutupan lahan tersebut relatif kecil, sehingga pemisahan masing-
masing penutupan lahan tersebut sulit untuk dilakukan. Dari hasil klasifikasi visual diperoleh luas masing-masing tutupan lahan dari tahun 2000 ~ 2010 seperti
yang tersaji pada Tabel 9, sedangkan perubahan tematik penutupan lahan dapat dilihat pada Lampiran 1~2.
Tabel 9 Luas area tutupan lahan dari tahun 2000 ~ 2010
Penggunaan Lahan Tahun 2000
Tahun 2005 Tahun 2010
Ha Ha
Ha PLK
248.677 54,39
259.311 56,71
257.140 56,24
Badan air 2.506
0,55 2.571
0,56 2.647
0,58 Bandara
64 0,01
64 0,01
267 0,06
Hutan mangrove 2.779
0,61 2.818
0,62 2.818
0,62 Hutan primer
51.454 11,25
48.560 10,62
47.055 10,29
Hutan sekunder 63.446
13,88 55.898
12,23 61.484
13,45 Pemukiman
9.225 2,02
9.582 2,10
9.685 2,12
Perkebunan 12.009
2,63 12.912
2,82 12.912
2,82 Sawah
47.512 10,39
49.044 10,73
46.473 10,16
Tambak 315
0,07 386
0,08 450
0,10 Tanah terbuka
19.256 4,21
16.097 3,52
16.310 3,57
Total 457.241
100,00 457.241
100,00 457.241
100,00
Secara umum, tutupan lahan yang paling dominan di Pulau Lombok pada tahun 2000 adalah PLK sebesar 248.766 Ha atau sekitar 54,39. Kedua dan
ketiga terluas kelas hutan sekunder dan primer, masing-masing memiliki area seluas 63.446 Ha 13,88 dan 51.454 Ha 11,25. Pada tahun 2005 tutupan
lahan yang paling dominan adalah PLK dengan luas sebesar 259.311 Ha 56.71, kedua dan ketiga kelas terluas yaitu kelas hutan sekunder dan primer,
masing-masing memiliki area seluas 55.898 Ha 12,23 dan 48560 Ha 10,62. Sedangkan pada tahun 2010, tutupan lahan yang paling dominan adalah
PLK dengan luas sebesar 257.140 Ha 56.24, kedua dan ketiga kelas terluas yaitu kelas hutan sekunder dan primer, masing-masing memiliki area seluas
61.484 Ha 13,45 dan 47.056 Ha 10,29. Di Pulau Lombok, sebagian besar penggunaan lahan untuk PLK digunakan
juga untuk tutupan lahan sawah. Musim tanam di Pulau Lombok tidak dapat diprediksi.
Gambar 17 Peta tutupan lahan Pulau Lombok tahun 2000 dengan klasifikasi visual.
27
Gambar 18 Peta tutupan lahan Pulau Lombok tahun 2005 dengan klasifikasi visual. 28
Gambar 19 Peta tutupan lahan Pulau Lombok tahun 2010 dengan klasifikasi visual. 29
4.1.2 Klasifikasi Digital