Metode Klasifikasi Analisis Citra

Tabel 3 Deskripsi kelas tutupan lahan No Kelas tutupan lahan Deskripsi 1 Hutan primer Hutan primer di Pulau Lombok terletak di lereng atas Gunung Rinjani. 2 Hutan sekunder Hutan sekunder di Pulau Lombok terdiri dari Hutan Kemasyarakatan HKM, kebun campuran dengan jenis buah-buahan dan tanaman berkayu 3 Hutan mangrove Hutan mangrove di Pulau Lombok terletak disebagian pantai-pantai di Lombok Barat yaitu Kec. Sekotong Tengah, di Lombok Barat yaitu Kecamatan Pujut dan Praya Timur, serta di Lombok Timur yaitu Kec. Jerowaru. 4 Badan air Badan air di Pulau Lombok sebagian besar digunakan untuk irigasi sawah. Selain itu, warga juga membuat waduk yang digunakan untuk irigasi dan sumber air. 5 Tambak Tambak di Pulau Lombok sebagian besar terletak di Lombok Timur dan Lombok Tengah. 6 Perkebunan Pada umumnya jenis tanaman pada perkebunan di Pulau Lombok yaitu kelapa, kopi, dadap, dan jarak.letak perkebunan pada umumnya dekat dengan pemukiman 7 Pertanian Lahan Kering PLK Letak Pertanian Lahan Kering PLK terdapat pada topografi yang landai. Jenis PLK yang ditanam yaitu tembakau, kacang-kacangan, jagung, dan cabai. 8 Tanah terbuka Tanah terbuka sebagian besar terletak di sekitar lembah Gunung Rinjani. 9 Bandar udara Bandar udara terletak pada Kotamadya Mataram dan Lombok Tengah 10 Sawah Pada musim kemarau masyarakat akan memanfaatkan lahan sawah sebagai PLK 11 Pemukiman Pembangunan pemukiman di Pulau Lombok tidak banyak terdapat gedung-gedung yang tinggi.

2.5.2 Metode Klasifikasi

2.5.2.1 Klasifikasi Visual

Klasifikasi visual atau analisis secara visual merupakan pengenalan penutup lahan yang kemudian dilakukan pendeliniasian pemberian batas antara penutup lahan yang berbeda langsung pada monitor komputer. Elemen yang digunakan dalam interpretasi terdiri atas rona, warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs, dan asosiasi. Interpretasi visual citra dilakukan dengan kombinasi 3 saluran dalam format RGB Red Green Blue untuk memperoleh warna komposit yang paling jelas pada setiap kelas penutupan. Pada penelitian ini citra yang diinterpretasi adalah citra Pulau Lombok pada tahun 2000, 2005, dan 2010. Kombinasi band yang digunakan dalam interpretasi citra menggunakan band 5-4-3 mengacu pada standar dari Departemen Kehutanan untuk analisis hutan dan vegetasi. Interpretasi visual dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal dalam mengindetifikasi pola sebaran, penentuan jumlah kelas penutupan lahan dan tipe- tipe penutupan lahan yang ada di Pulau Lombok. Pengetahuan mengenai penutupan lahan ini dibangun melalui data lapangan yang telah dikumpulkan. Data yang dimaksud adalah data berupa foto dan koordinat titik-titik hasil pemeriksaan lapangan yang berasal dari survey lapangan, serta pemanfaatan Google Earth. Pengolaan klasifikasi visual dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan yang dikerjakan secara ringkas disajikan pada Gambar 12. Gambar 12 Bagan alur pengolahan klasifikasi visual. Mulai Skema Klasifikasi Interpretasi Visual Pengecekan Lapangan Uji Akurasi Hasil Klasifikasi Visual Data Pendukung : Google map dan layer jalan Selesai Elemen Penafsiran: rona, warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs, dan asosiasi

2.5.2.2 Klasifikasi Digital

Prosedur klasifikasi citra secara digital bertujuan untuk melakukan kategorissi secara otomatik dari semua pixel citra ke dalam kelas penutupan lahan atau tema tertentu. Secara umum data multispektral boleh dikatakan menggunakan bentuk klasifikasi setiap pixel berbasis numerik Purwadhi 2001. Klasifikasi digital terdiri dari 3 metode, yaitu klasifikasi terbimbing supervised classification, klasifikasi tak terbimbing unsupervised classification, dan klasifikasi hibrida hybride classification.

2.5.2.2.1 Klasifikasi Terbimbing Supervised Classification

Penelitian ini menggunakan metode klasifikasi terbimbing dimana klasifikasi yang dilakukan dengan arahan analisis supervised. Kriteria pengelompokan kelas ditetapkan berdasarkan penciri kelas signature class yang diperoleh melalui pembuatan training area Jaya 2007.

2.5.2.2.2 Pemilihan Area Contoh Training Area

Area contoh adalah sebuah rangkaian atau kumpulan piksel pada citra yang mewakili kelas tutupan lahan yang sebelumnya telah diidentifikasi. Piksel-piksel ini menggambarkan pola yang khas dari kelas yang potensial sebagai tutupan lahan dan sangat penting untuk memilih area contoh yang dapat mewakili semua kelas yang diidentifikasi ERDAS 1999 Tabel 4 Jumlah piksel setiap training area tahun 2000 ~ 2010 No Kategori Jumlah piksel tahun 2000 2005 2010 1 Awan 595 564 580 2 Bayangan awan 576 562 516 3 Badan air 561 561 575 4 Hutan primer 543 540 547 5 Hutan sekunder 562 549 552 6 Pemukiman 574 567 522 7 PLK 512 572 584 8 Sawah 514 554 589 9 Tanah terbuka 512 511 556

2.5.2.2.3 Analisis Keterpisahan Separability Assessment

Analisis keterpisahan adalah ukuran statistik jarak antara dua kategori. Keterpisahan dapat dihitung untuk setiap kombinasi band yang digunakan dalam klasifikasi ERDAS 1999. Tujuan dari analisis keterpisahan adalah untuk mengetahui apakah suatu lahan layak untuk digabung atau tidak berdasarkan kriteria tingkat keterpisahan. Kriteria tingkat keterpisahan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Kritetia tingkat keterpisahan Nilai Transformasi Keterpisahan Keterangan 2000 1900 ~ 2000 1700 ~ 1900 1600 ~ 1800 1600 Sempurna excellent Sangat baik good Baik fair Cukup baik poor Tidak terpisahkan inseperable Sumber : Jaya 2006 Pengolaan klasifikasi terbimbing dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan yang dikerjakan secara ringkas disajikan pada Gambar 13. Gambar 13 Bagan alur pengolahan klasifikasi terbimbing.

2.6 Pengecekan Lapangan

Ground Check Kegiatan pengecekan lapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi tutupan lahan di Pulau Lombok saat ini. Pelaksanaan pengecekan lapangan dilakukan dengan melihat hasil interpretasi visual awal yang digunakan sebagai acuan di Mulai Citra digital Histogram maching Skema klasifikasi Training area Separability Klasifikasi Akurasi Evaluasi Penggabungan tuplah Peta klasifikasi Selesai Ada Ada Tidak