Latar Belakang Perbedaan Hanging Ratio Jaring Rampus terhadap Hasil Tangkapan Ikan Layang (Decapterus kurroides) di Perairan Cisolok, Palabuhanratu

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan layang merupakan salah satu komoditas sumberdaya ikan unggulan yang didaratkan di Cisolok. Ikan layang termasuk ikan demersal yang hidup secara bergerombol di perairan. Alat tangkap yang dominan untuk menangkap ikan layang adalah jaring rampus. Jaring rampus adalah lembaran jaring yang berbentuk empat persegi panjang yang dipasang di perairan untuk menangkap ikan layang dan berbagai jenis ikan dasar lainnya. Jaring rampus, menurut Brandt 1984, di klasifikasikan ke dalam jenis bottom gillnet. Jaring rampus yang digunakan untuk menangkap ikan layang mempunyai mesh size 2 inchi dan hanging ratio 0,57. Berdasarkan pengamatan, jaring rampus banyak menangkap ikan dengan cara terpuntal. Apabila alat tangkap banyak menangkap ikan dengan cara terpuntal, maka fungsi mata jaring sebagai penjerat tidak dapat berfungsi dengan baik. Ikan-ikan yang berukuran lebih besar maupun lebih kecil dari mata jaring dapat tertangkap pada gillnet tersebut tanpa harus melakukan proses penetrasi ke dalam mata jaring. Salah satu daerah penangkapan ikan dengan gillnet adalah Cisolok. Nelayan di daerah ini menggunakan jaring rampus dengan hanging ratio 0,57. Penentuan hanging ratio ini hanya berdasarkan pada kebiasaan. Hanging ratio yang lebih kecil akan mengakibatkan bukaan mata jaring menjadi semakin rendah dengan tingkat kekenduran yang semakin tinggi. Adapun hanging ratio yang semakin tinggi mengakibatkan bukaan mata jaring yang semakin lebar. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hamley, 1976; Duman et al., 2006 dan Ayaz et al., 2010 menyatakan bahwa hanging ratio berpengaruh terhadap jumlah tangkapan yang diperoleh. Oleh karena itu, hanging ratio yang paling optimum untuk menangkap ikan layang perlu diketahui. Beberapa penelitian mengenai hanging ratio telah dilakukan oleh beberapa peneliti di Indonesia maupun di luar negeri. Beberapa peneliti di Indonesia yang meneliti mengenai hanging ratio. Setiawan 2004 yang mengkaji mengenai perbedaan hang-in ratio 0,40, 0,46 dan 0,52 pada jaring kejer terhadap hasil tangkapan di perairan Bondet kabupaten Cirebon. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perbedaan hang–in ratio 0,40, 0,46 dan 0,52 pada jaring kejer tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan rajungan. Radianto 1992 mengkaji mengenai pengaruh hanging ratio trammel net terhadap hasil tangkapan udang di Perairan Cirebon. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perbedaan hanging ratio memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan udang. Beberapa peneliti asing juga banyak yang meneliti mengenai hanging ratio. Samaranayaka 1997 dengan judul penelitian effects of hanging ratio and fishing depth on the catch rates of drifting tuna gillnet in Sri Lanka waters. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hanging ratio yang berbeda berpengaruh nyata pada ukuran hasil tangkapan. Ayaz et, al. 2010 juga meneliti mengenai effetcts of hanging ratio on gillnet selectivity for annular sea bream Diplodus annularis in the Northern Aegean sea, Turkey. Hasil yang diperoleh menunjukkan hanging ratio tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan, dan hanging ratio yang rendah akan mengakibatkan ikan tertangkap secara entangle. Duman et al., 2006 mengenai Selection of Efficience Hanging ratios of Gillnet on Fish Catch in Lake Kainji, Nigeria. Hasil yang diperoleh menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada jaring rampus dengan hanging ratio yang berbeda. Hanging ratio yang lebih baik adalah 0,5 diikuti 0,4. Kenyataan terdahulu bahwa hanging ratio berpengaruh terhadap hasil tangkapan gillnet, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh perbedaan hanging ratio terhadap hasil tangkapan jaring rampus di Perairan Cisolok. Nelayan di Perairan Cisolok saat ini menggunakan jaring rampus dengan hanging ratio 0,57. Oleh karenanya pada penelitian ini penulis bermaksud melakukan penambahan dan pengurangan terhadap hanging ratio standar yang selama ini digunakan oleh nelayan di Perairan Cisolok dan menganalisis pengaruhnya terhadap hasil tangkapan ikan layang pada jaring rampus.

1.2 Tujuan